100 FAIDAH RAMDHAN BAGIAN 3

Loading

100 FAIDAH RAMDHAN BAGIAN 3

 

41. Ramadhan mengajari kita untuk memperbanyak do’a, karena do’anya orang yang puasa tidak tertolak. RAMADHAN DAN DO’A

42. Ramadhan mengajadi kita untuk berkhalwat (berduaan) dengan Allah dan I’tikaf adalah salah satu cara untuk berduaan dengan Allah, karenanya disunnahkan untuk I’tikaf di sepuluh terakhir bulan ramadhan.

43. Ramadhan mengajari kita untuk berpuasa dan kebaikkan akan melahirkan kebaikkan berikutnya, setelah puasa ramadhan kita dianjurkan untuk puasa enam hari di bulan syawwal.

44. Ramadhan mengajari kita untuk bergantung dan berharap hanya kepada Allah. Karena berharap dan bergantung kepada-Nya adalah asas dari aqidah. Ketika seorang muslim berdo’a dan kepada Allah itu artinya ia berharap kepada-Nya.

45. Ramadhan bukti nyata adanya permusuhan yang sangat dahsyat antara maukmin dengan setan dan iblis. Dengan terbelenggunya setan di bulan ramadhan memudahkan seorang mukmin untuk melakukan berbagai macam kebaikkan.

46. Ramadhan mengajari kita untuk hidup sehat. Dengan berpuasa seorang mukmin sedang belajar hidup sehat. Tidak diragukan bahwa puasa memiliki manfaat terhadap kesehatan.

47. Ramadhan mengajari kita untuk Husnudzon kepada Allah, hal ini terlihat dari banyaknya hadits yang menjanjikan tentang ampunan bagi yang melaksanakan ibadah di bulan ramadhan.

48. Ramadhan akan mengikis sifat kesombongan dalam diri, ketika kita merasa bangga dengan amalan-amalan yang telah kita lakukan, ternyata disana ada banyak orang yang berlomba-lomba dalam kebaikkan dan lebih unggul dibandingkan kita.

49. Ramadhan mengajari kita untuk menyembunyikan amalan kebaikkan, puasa adalah salah satu amalan tersembunyi. Ketika seseorang sudah mampu menyembunyikan amalannya sebagaimana menyembunyikan keburukannya, maka sedang belajar ikhlas. Belajar mengikhlaskan semua amalan hanya untuk Allah.

50. Ramadhan mengajari kita untuk senantiasa di awasi Allah, karena puasa hanya diri kita dan Allah saja yang tahu. Hal ini mengajarkan kita untuk berbuat ihsan.

51. Ramadhan mengajari kita untuk mengenal Allah lebih sempurna. Pengaruh nama dan sifat Allah terlihat di bulan Ramadhan. Contohnya;

  • Allah al-Ghafur maknanya yang Maha Pengampun, Allah membentangkan ampunannya bagi yang puasa.
  • Allah at-Tawwab maknanya yang Maha Menerima Taubat, ketika seorang hamba bertaubat kepada Allah, maka Allah akan menerima Taubatnya.
  • Al-Afwu yang Maha Pemaaf, diantara do’a yang dimunajatkan seorang hamba saat terjadi malam lailatul qodar adalah berdo’a dengan menyebut nama al-Afwu.
  • Al Hakim yang Maha Bijaksana, kita menyakini bahwa puasa memiliki hikmah yang kita ketahui atau yang kita tidak ketahui.

52. Ramadhan mengajari kita untuk senantiasa memiliki motivasi untuk berlomba-lomba dalam kebaikkan, berlomba untu melakukan ketaatan, berbagi dengan orang lain dan berdoa kepada Allah.

53. Ramadhan mengajari kita untuk bergaya hidup hemat dan secukupnya.

54. Ramdhan mengajari kita untuk memaksimalkan kesempatan, karena ramdhan terasa singat, dan waktu memiliki nilai harga yang tinggi, waktu tidak akan pernah terulang.

55. Malam lailatul qodr di sembunyikan, agar setiap muslim bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya. Sehingga ia menghabiskan waktu dan fisiknya untuk beribadah hanya kepada Allah.

56. Ramdhan mengajari kita bahwa dosa memiliki tingkatan-tingkatan, jika ada yang sengaja muntah, maka cukup baginya mengqodho dilain waktu, berbeda jika ia berjima dengan pasangannya di siang hari maka baginya kaffarah dengan memerdekakan hamba sahaya, jika tidak ada maka puasa dua bulan berturut-turut dan seterusnya.

57. Jika kita melihat dan menbaca kembali sirah nabawiyyah maka akan kita dapati ramadhan pada zaman Nabi terjadi peristiwa-peristiwa penting di antaranya, perang badr, fathum Makkah, perang hunain dan yang lainnya, agar kita tahu bahwa ramadhan adalah bulan kemenangan dan bulan bersungguh-sungguh.

58. Ramadhan mengajari kita untuk memperhatikan perkara-perkara yang proritas, dahulukan yang wajib sebelum yang sunnah, seperi ramadhan mengajari kita untuk mendahulukan amalan-amalan wajib dibandingkan sunnah.

59. Ramadhan mengajari kita tentang fiqh khilaf, bahwa masuk dan keluarnya bulan ramadhan dari satu tempat ke tempat lain yang berbeda dan kita pun berusaha untuk menerima, maka demikian pula dengan fiqh ibadah lainnya.

60. Ramadhan mengajari kita bahwa segala amalan pasti ada kekuranga, puasa yang kita lakukan dengan bebagai macam jaminan pahala, namun tetap saja kadang ada rasa malas dan bosen, karenanya Allah syari’atkan zakat untuk menghapus kekurangan tersebut.

Disusun oleh Ust. Abu Rufaydah Endang Hermawan Unib

Cianjur, 21 Ramadhan 1439 H

Leave a Comment