TAFSIR AL-FATIHAH #5
Oleh Ust. Abu Rufaydah, Lc. MA
Allah berfirman ;
“إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ“
Hanya kepada-Mu lah kami beribadah dan hanya kepada-Mu lah kami memohon pertolongan
Tafsir Ayat :
- Tafsir Taisir ar-Rahman :
نخصك وحدك بالعبادة والاستعانة, لأن تقديم المعمول يفيد الحصر, وهو إثبات الحكم للمذكور, ونفيه عما عداه.
Didahulukannya ibadah sebelum isti’anah ini termasuk metode penyebutan sesuatu yang lebih umum sebelum sesuatu yang lebih khusus. Dan juga dalam rangka lebih mengutamakan hak Allah ta’ala di atas hak hamba-Nya….” - Tafsir al-Muyassar : Dan dalam ayat ini terkandung petunjuk bahwa seorang hamba tidak boleh melakukan sesuatu pun dari jenis-jenis ibadah seperti berdoa, Istighosah, menyembelih dan thowaf kecuali untuk Allah Semata, dan di dalamnya juga terkandung obat hati dari penyakit berupa bergantung kepada selain Allah, dan dari penyakit Ria, ‘ujub dan sombong.
- Tafsir Mukhtashor : Kami mempersembahkan segala jenis peribadatan dan ketaatan hanya kepada-Mu, dan kami tidak menyekutukan-Mu dengan siapapun. Hanya dari-Mu saja lah kami meminta pertolongan dalam semua urusan kami, karena di tangan-Mu lah segala macam kebaikan. Dan tidak ada penolong lain selain Engkau.
Makna Ayat;
- إِيَّاكَ [Iyaaka] “Hanya kepada Engkau”: Kedudukannya (dalam ilmu nahwu) sebagai maf’ul bih yang dimajukan, Amilnya adalah نَعْبُدُ (na’budu)”Kami menyembah”. Tujuan dikedepankan dari amilnya untuk menghasilkan pembatasan makna, maka dari itu maknanya adalah: Kami tidak menyembah kecuali hanya kepada Engkau. Maf’ul bih di sini dalam bentuk terpisah dengan ‘amilnya karena tidak memungkinkan untuk disambung dengannya.
- نَعْبُدُ [Na’budu]“Kami menyembah” Maknanya adalah kami tunduk kepada-Mu dengan ketundukan yang sempurna. Oleh karena itu, anda akan mendapati orang-orang yang beriman meletakkan anggota badan yang paling mulia (yakni kepala) di tempat yang setara dengan kaki sebagai bentuk ketundukan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla, sujud di atas tanah, bahkan jidat pun menyapu debu, semua itu dilakukan atas dasar ketundukan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Andai ada seseorang yang berkata: Saya akan memberikanmu dunia seluruhnya tapi bersujudlah kepadaku” seorang mukmin tidak akan menurutinya selamanya, karena ketundukan hanyalah ditujukan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla saja.
- وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ “Dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan” (QS. Al-Fatihah:4).
Maknanya adalah kami tidak akan memohon pertolongan kecuali hanya kepada Engkau dalam melaksanakan ibadah dan kegiatan lainnya. Sedangkan al-Isti’anah artinya adalah meminta pertolongan, dan Allah ‘Azza Wa Jalla mengumpulkan antara ibadah dan isti’anah atau dengan tawakkal pada beberapa ayat dalam al-Qur’an, karena ibadah yang sempurna tidak akan terlaksana kecuali dengan pertolongan Allah, bersandar, dan bertawakkal kepada-Nya.
Kandungan Ayat di Atas.
- Dalam ayat iyyaka na’bud, hanya kepada-Mu-lah kami beribadah terdapat kandungan tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah. Sedangkan dalam ayat iyyaka nasta’in (hanya kepada-Mu-lah kami meminta pertolongan) terdapat kandungan tauhid rububiyah.
- Ibadah didahulukan daripada isti’anah. Maksudnya adalah mendahulukan perkara yang umum baru kemudian yang khusus serta perhatian dengan mendahulukan hak Allah ta’ala daripada hak hamba-Nya.
- “Ibadah” adalah sebuah nama yang mengumpulkan perkara yang dicintai dan diridhai oleh Allah, baik berupa amalan maupun ucapan yang zhahir maupun yang batin. “Isti’anah” adalah menyandarkan diri kepada Allah untuk memperoleh manfaat dan menolak mudharat, disertai dengan tsiqah (keyakinan) bahwa Allah-lah yang mewujudkan hal tersebut.
- Menegakkan ibadah dan isti’anah kepada Allah merupakan perantara untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi dan selamat dari segala bentuk kejelekan. Tidak ada jalan keberhasilan melainkan dengan menegakkan keduanya. Hanya saja, ibadah itu disebut ibadah jika diambil dari (contohan) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan dimaksudkan untuk wajah Allah. Dengan dua perkara ini maka dia disebut ibadah.
- Penyebutan Isti’anah (memohon pertolongan) setelah ibadah -padahal isti’anah itu juga termasuk ke dalam ibadah- adalah karena butuhnya hamba kepada istia’anah kepada Allah dalam setiap peribadahan. Sebab, tanpa pertolongan Allah, dia tidak akan memperoleh apa yang dia inginkan dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah tadi
- Mendahulukan Ibadah atas istianah berarti mendahulukan tujuan atas pelantara. Karena ibadah adalah tujuan dan istianah adalah pelantaranya (wasilah).
- Adapun ibadah adalah hak Allah, sesangkan istianah adalah hak hamba.
- Istianah adalah bagian dari ibadah, dan tidak sebaliknya.
- Ibadah harus di landasi dengan keikhlasan yaitu memurnikan ibadah hanya kepada Allah, sedangkan istianah terkadang di dasari keikhalasan kadang juga tidak.
- Ibadah adalah bentuk rasa syukur kita, sedangkan isti’anah adalah taufik dari Allah.
- Jika seseorang yakin bahwa ada selain Allah yang bisa memberikan pertolongan dalam menyelesaikan hajatnya di mana pertolongan tersebut hanya bisa dipenuhi oleh Allah seperti dalam mengabulkan do’a, memberikan barokah atau mendatangkan manfaat dan mudhorot (bahaya), maka ia telah melanggar tauhid rububiyah yang ia baca pada ayat iyyaka nasta’in. Karena satu-satunya yang bisa mengabulkan do’a, memberikan barokah serta mendatangkan manfaat dan mudhorot hanyalah Allah, tidak yang lainnya.
- Disebutkan permohonan tolong kepada Allah setelah perkara ibadah, menunjukkan bahwa hamba itu sangat butuh kepada pertolongan Allah suhanahu wata’ala untuk mewujudkan ibadah-ibadah yang murni kepada-Nya.
- Selain itu pula, bahwa tiada daya dan upaya melainkan dari Allah suhanahu wata’ala. Maka mohonlah pertolongan itu hanya kepada Allah subhanahu wata’ala. Tidak pantas bertawakkal dan bersandar kepada selain Allah subhanahu wata’ala, karena segala perkara berada di tangan-Nya.
- Seorang yang riya dalam amal shalih yang dikerjakan tidaklah merealisasikan firman Allah “إِيَّاكَ نَعْبُد” (hanya kepada-Mu kami menyembah). Dan seorang yang ujub tidaklah merealisasikan firman Allah وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan).
- Setiap orang yang mampu mengamalkan firman Allah إياك نعبد akan terselamatkan dari penyakit riya. Dan setiap orang yang mampu mengamalkan firman Allah وإياك نستعين akan terbebas dari penyakit ujub.