11 KARAKTER SEORANG GURU
Oleh Abu Rufaydah
Seorang guru yang memiliki tugas yang sangat mulia. Bagaimana tidak ia didoákan oleh penduduk lagit dan bumi bahkan semut yang ada di lubang dan ikan yang ada di lautan mendoakan kebaikan baginya. Hal ini sebanding dengan tugas yang sangat berat yang ia emban. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda; Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya cobaan., (HR. At-Tirmizi). Menjadi seorang guru adalah anugrah yang sangat besar. Tidak ada kesuksesan dunia dan akhirat yang diraih melainkan atas izin Allah dan hasil jeripayah seorang guru.
Menjadi guru peradaban yang menggugah dan merubah tatanan kehidupan manusia bukan hal yang sederhana. Banyak tantangan, ujian, dan coban. Di antara tantangan itu adalah bagaimana menjadi seorang guru teladan. Hal ini menjadi sangat penting untuk dikaji oleh setiap guru bagaimana Nabi Shalallahu Alahi Wasallam menjadi sosok teladan di tengah mudirnya bahkan umatnya. Karena itulah Syaikh Fuád bin Abdul Aziz ay-Syalhub menulis kitab dengan judul al-Muállim al-Awwal Qudwah Likulii Muállim Wa Muállimah yang menyajikan 11 karakter seorang guru, diantaranya;
- Mengikhlaskanilmu untuk Allah.
Satu hal yang sangat menarik ketika para ulama memulai hadits pertama bahasannya yaitu tentang niat. Seperti Imam an-Nawawi Rahimahullah memulai hadits pertama di Kitab ar-Naín Nawawiyah dengan hadist tentang ikhlas. Ketika keikhlasan sudah menghujam hati guru dan para muridnya, niscaya Allah akan memberikan taufiq kepadanya. Karena itu merupakan kewajiban bagi setiap pengajar untuk menanamkan nilai keikhlasan pada diri anak didiknya dan harus menyertakan hakikat tersebut sejak awal dan terus-menerus mengingatkannya.
2. Jujur.
Sikap jujur adalah mahkota di atas kepala setiap pengajar. Jika sifat ini hilang darinya, maka hilanglah kepercayaan manusia kepadanya. Ketika peserta didik mendapati kedustaan pengajarnya maka secara otomatis murid akan kehilangan muruáh dan kepercayaan murid padanya. Jujur adalah keselamataan di dunia dan di akhirat. Karena itu seorang guru harus berkata dan bersikap jujur terhadap apa yang dikatakan dan dikerjakannya.
Ketika menelusuri sirah Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam kita akan dapati beliau sebagai orang yang dijuluki dengan Shadiqul Amiin yaitu orang yang jujur lagi terpercaya. Puncaknya ketika beliau diutus Allah sebagai seorang Nabi dan Rasul, masyarakat Makkah menolak ajarannya namun mereka menerika akhlak dan budi pekertinya.
3. Serasi antara ucapan dan Perbuatan.
Seras antara ucapan dan perbuatan akan lebih mudah diterima oleh muridnya dibandingkan dengan ucapan belaka. Hal itu akan kita dapati dari kehidupan Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam ketika terjadi Shulhu al-Hudzaibiyyah mana kala orang-orang musyrikin menyepakati perjanjian damai dengan orang-orang muslimin dengan syarat-syarat tententu hal ini merugikan kaum muslimin. Maka ketika Nabi memerintahkan para sahabat agar menyembelih hewan kurban dan mencukur rambutnya tidak ada satu orang pun yang bangkit sampai Nabi sendiri yang melaksanakannya. Ketika para sahabat melihat hal itu, mereka bangkit lalu menyembelih hewan kurbannya dan sebagian mereka mulai mecukur sebagian yang lain.
4. Bersikap Adil dan tidak Berat Sebelah.
Bersikap adil adalah perintah Allah dan Rasul-Nya, tanpa terkecuali ketika seorang guru bersikap adil kepada semua murid-muridnya. Terutama ketika seorang guru memberikan nilai dan sangsi kepada muridnya. Bersikap adil ini akan berdampak baik kepada semua murid, mereka akan merasa mendapatkan hak yang sama antara yang satu dengan yang lainnya. Sehingga terjalin kerjasama dan saling menghargai di antara mereka.
5. Berakhlak Mulia dan Terpuji.
Memiliki akhlak muli dan terpuji adalah garansi pagi setiap guru. Karena Guru terbaik sepanjang kehidupan manusia dipuji oleh Allah dan penduduk bumi akan ketinggian akhlaknya. Karena itu setiap guru sepantasnya meneladani akhlak Nabi. Seperti bersabar dan bijaksana serta berlapang dada ketika mendapati murid yang bodoh.
6. Tawadhu.
Sikap tawadhu seorang guru akan berdampak baik kepada muridnya. Karena sikap tawadhu akan menghilangkan sekat jarak antara guru dan muridnya. Kedekatan seorang guru kepada murid bukan berarti merendahkan martabatnya dan jauh dari murid bukan berarti acuh, karena itu bersikap pertengahan dengan tawadhu menjadi solusi antara keduanya.
7. Pemberani.
Maksud pemberani di sini yaitu berani mendidik generasi muslim sekalipun tantangan dan rintangan begitu berat di hadapi seorang guru di setiap zamannya. Berani memutuskan menjadi seorang guru bukan perkara yang mudah, apalagi melihat realita yang terjadi kedudukan guru dan gajinya tidak sebesar pekerja di pabrik.
8. Bercanda Bersama Anak Didiknya.
Belajar membutuhkan konsentrasi yang maksimal, terlebih materi yang disampaikan cukup berat. Canda menjadi salah satu solusi di tengah proses pembelajaran atau selepas belajar. Hal ini akan membuat peserta didik menjadi ceria dan mendapatkan amunisi baru. Hal ini akan kita dapati dari kehidupan Nabi dan para sahabat, dimana Nabi ketika bercanda tidak mencela dan berkata dusta.
9. Sabar dan Menahan Emosi.
Sabar adalah faktor utama kesuksesan seorang guru. Kesabaran guru atas kebodohan muridnya akan menjadi pahala baginya kela di akhirat. Sebaliknya amarah merupakan gergolakan di dalam hati, salah dalam mempertimbangkan, lemah dalam membedakan dan bermuara kepada kecelakaan. Seni mengajar yang baik adalah kepiawaian seorang guru dalam meredam amarahnya.
10. Menghindari Perkataan Keji Yang Tidak Pantas.
Berkata keji, mencari, dan memaki yang disitilahkan bahasa zaman sekrang dengan kata bully. Kata-kata ini tidak pantas diucapkan oleh seorang guru kepada muridnya. Sebaliknya hendaknya setiap guru memilih kata-kata yang tepat untuk menyampaikan pelajaran kepada muridnya. Tidak berkata jorok atau kotor dihadapan para muridnya. Karena mata seorang murid terikat oleh tingkah laku gurunya.
11. Berkonsultasi dengan Orang Lain.
Guru terkadang dihadapkan para masalah-masalah yang besar dan rumit yang sulit baginya untuk mencari solusi yang tepat. Atau kadang seorang guru mendapati permasalahan yang sulit pada materi yang disampaikan atau pada masalah yang berkaitan dengan peserta didiknya. Oleh karena itu seorang guru wajib belajar dan meminta nasihat dari guru yang lain apalagi kepada guru yang sudah sonior.
Disadur dari Kitab al-Muállim al-Awwal Qudwah Likulii Muállim Wa Muállimah dengan beberapa perubahan.
Cianjur Kota Santri, 20 Oktober 2022