TAFSIR AL-FATIHAH #7

Loading

TAFSIR AL-FATIHAH #7
Abu Rufaydah, Lc. MA

Allah Taála berfirman;

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ

yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat “ (Al Fatihah : 7).

MAKNA AYAT

  1. صِرَاطَ : Jalan
  2. الَّذِينَ : yang telah
  3. أَنعَمتَ : Engkau berikan Nikmat
  4. عَلَيهِمْ : Kepada Mereka
  5. غَيرِ : Bukan
  6. المَغضُوبِ عَلَيهِمْ : Jalan Orang-orang yang Engkau murkai
  7. وَلاَ الضَّالِّينَ : dan Bukan pula jalan orang-orang yang tersesat.

TAFSIR AYAT

  1. Tafsir al-Qurtubi;
    فقال الجمهور من المفسرين : إنه أراد صراط النبيين والصديقين والشهداء والصالحين
    Jumhur Mufassirin mengatakan yang dimaksud dengan Shirat (jalan) yaitu jalan para nabi, Shiddiqin (orang-orang yang jujur), Shuhada (orang-orang yang shahid), Shalihin (orang-orang yang shalih). (Tafsir al-Qurtubi)
  2. Tafsir ath-Thobari;
     إبانة عن الصراط المستقيم أي الصراط هو , إذ كان كل طريق من طرق الحق صراطا مستقيما , فقيل لمحمد صلى الله عليه وسلم : قل يا محمد : اهدنا يا ربنا الصراط المستقيم , صراط الذين أنعمت عليهم , بطاعتك وعبادتك من ملائكتك , وأنبيائك , والصديقين , والشهداء , والصالحين . وذلك نظير ما قال ربنا جل ثناؤه في تنزيله 
    Maksud dari Shiratal Mustaqim yaitu setiap dari jalan-jalan yang Haq itulah Sirat mustaqim. Ditanyakan kepada Nabi kita, Ya Muhamma; Tujukilah kami jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang telah engkau berikan nikmat atas mereka dengan ketaatan dan ibadah kepada-Mu dari kalangan Malaikat, Para Nabi, Orang-orang yangjujur, orang-orang yang syahid dan orang-orang yang shalih. Lalu menukil surat an-Nisa ayat 64. (Tafsir ath-Thobari).
  3. Tafsir As-Sa’dy;
    وهذا الصراط المستقيم هو: { صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ } من النبيين والصديقين والشهداء والصالحين. { غَيْرِ } صراط { الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ } الذين عرفوا الحق وتركوه كاليهود ونحوهم. وغير صراط { الضَّالِّينَ } الذين تركوا الحق على جهل وضلال, كالنصارى ونحوهم
    Adapun jalan yang lurus itu adalah  “jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka” dari para nabi orang-orang yang benar dalam keimanan para syuhada dan orang-orang sholeh. Dan “bukan” jalan orang “yang dimurkai” yaitu orang yang mengetahui kebenaran namun meninggalkan kebenaran tersebut seperti Yahudi dan semisal mereka dan “bukan” pula jalan “orang-orang yang sesat” yaitu orang-orang yang meninggalkan kebenaran karena kebodohan dan kesesatan seperti orang-orang Nasrani dan semisal mereka.

FAIDAH AYAT

  1. Imam Abu Ja’far bin Juraih rahimahullah berkata, “ Para ahli tafsir telah sepakat seluruhnya bahwa shiratal mustaqim adalah jalan yang jelas yang tidak ada penyimpangan di dalamnya” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azim).
  2. Makna shirat yang beragam tidak saling kontradiktif justru saling melengkapi.
  3. Di ayat ini Allah memberikan contoh orang hang menempuh jalan yang lurus, yaitu dari kalangan para Nabi, Shiddiqin, orang-orang yang syahid dan sholeh.
  4. Pentingnya mempelajari biografi mereka.
  5. Inilah manhaj beragama, yaitu setelah berpegang teguh dengan dalil, maka dilandasi dengan pemahaman yang benar. Yaitu pemahaman orang-orang yang disebutkan diatas.
  6. Di ayat ini manusia terbagi 3 golongan. Golongan pertama yang mendapatkan ni’mat. Golongan kedua yang dimurkai. Golongan ketiga yang tersesat.
  7. Golongan yang dimurkai adalah mereka yang berilmu tapi tidak mengamalkan.
  8. Golongan yang tersesat adalah mereka yang mengamalkan tanpa ilmu.
  9. Ahlis Sunnah terhindar dari 2 golongan di atas, karena mereka mengikuti jejak salafus soleh dalam beragama.
  10. Pentingnya memohon hidayah disetiap waktu dan tempat yang mustajab.
  11. Menduhulukan kata yang dimurkai sebelum yang tersesat karena dimurkai lawan kata dari yang diberi ni’mat, kedua semestinya orang yang mengetahui terpanggil untuk mengamalkan dibandingkan org yang mengamalkan tanpa ilmu.
  12. Pentingnya menyelisihi orang-orang yahudi dan nashrani dalam setiap kondisi.

Leave a Comment