URGENSI MENYUSUI BAYI

Loading

URGENSI MENYUSUI BAYI

Oleh Ustadz Abu Rufaydah

A. URGENSI MENYUSUI BAYI

 وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلا تَخَافِي وَلا تَحْزَنِي إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ

 Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau khawatir dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) rasul. (QS. Al-Qoshosh : 7).

Allah mengisahkan dalam banyak ayat tentang Nabi Musa Alaihis salam, salah satunya dalam Surat al-Qoshosh dimana pada saat itu Firaun sedang berkuasa. Dia menindas orang-orang orang-orang Bani Israil. Firaun menyembelih anak laki-laki dan membiarkan hidup anak permpuan. Penyebab kebijakan Fir’aun yang sangat biadab tersebut adalah karena Bani Israil senantiasa mempeajari ajaran yang turun temurun, bermula dari kakek mereka, yaitu Ibrahim Alaihis Sala. Dari ajaran tersebut muncul sebuah keyakinan yang tersebar di antara mereka bahwasanya akan lahirr seorang pemuda yang akan menghancurkan Mesir melalui tangannya

Diantara tindakan yang dilakukan oleh Fir’aun untuk mencegah lahirnya sang bayi yang akan menghancurkan singgasana kerajaannya adalah, dia mengutus beberapa orang dan kabilah untuk mencari wanita-wanita yang sedang hamil dan mendata waktu melahirkannya, sehingga tidak ada seorang wanita pun yang melahirkan anak laki-laki melainkan akan dibunuh oleh orang-orang terlaknat tersebut.

Ketika para pasukan Fir’aun sampai ke rumah ibunda Musa. Allah mengilhamkan kepadanya untuk menghanyutkan anak laki-lakinya dengan cara meletakkannya dipeti, lalu mengikatnya dengan tali, baru kemudia dia mengayutkannya. Hingga akhirnya anak itu melewati istana Fir’aun.

Perhatikan firman Allah diatas, sebelum Ibunda Musa diperintakan untuk melemparkan anaknya, terlebih dahulu diperintahkan untuk menyusui anaknya. Disinilah pelajaran yang sangat berharga untuk kita ambil. Walaupun dalam kondisi darurat, genting, mencekam dan menakutkan. Tetap saja Allah memerintakan kepad ibunda Musa untuk menyusui anaknya. Hal ini menunjukan betapa pentingnya menyusui anak walaupun dalam kondisi darurat.

Tapi sungguh sangat disayangkan, di zaman modern ini, betapa banyak ibu-ibu yang meninggalkan pekerjaan (menyusui) anaknya demi meraih jenjang karir atau gengi yang tinggi. Semoga para ibunda kembali ke asalnya, berada dirumah dan mendidik generasi peradaban islam di masa yang akan datang. Aamiin

 

B. PENGERTIAN MENYUSUI

Penyusuan adalah tindakan bayi menyesap air susu dari puting seorang perempuan pada masa menyususi. Mengingat pada awal kehidupannya sang bayi tidak mampu mengambil makanan, tidak ada kemampuan yang dimilikinya untuk mengonsumsi kecuali dengan jalan menyesap.

Mengingat betapa pentingnya menyusui dalam islam, Allah menyebutkan durasi waktu menyesui dan menyapihnya dalam al-Qur’an. Hal ini agar menjadi perhatian bagi setiap orang tua untuk memberikan perhatian lebih dan tidak melalaikannya.

Oleh karena itu ketika seorang laki-laki dan wanita terikat dalam tali pernikahan dan bersatu dalam hubungan rumah tangga, keduanya diberi tanggung jawab untuk menyusun batu bata yang baik dalam membangun masyarakat yang saleh. Islam menggariskan hak dan kewajiban bagi masing-masing suami dan istri. Suami wajib mencari dan memberi nafkah. Sementara istri wajib menyusui banyinya yang membutuhkan sentuhan di dadanya, agar bayi menemukan kebahagiaan, ketenteraman dan gizi yang cukup dari ASI ibunya yang disertai dengan kasih sayang.

Allah yang menyiapkan laboratorium penghasil asi ini di dada sang ibu bayi, baik bersetatus miskin ataupun kaya. Ini semua untuk menjaga pertumbuhan si jabang bayi dan makhluk baru di alam yang asing ini.

Allah Maha Mengetahui kondisi kebutuhan manusia terutama sang bayi, masa menysui adalah fase yang paling ideal dari berbagai macam sisi, khususnya dari sisi kesehatan dan kejiwaan anak. Ketika seorang ibu menyusui anaknya langsung dari puting susunya, sang anak bukan sekedar mendapatkan ASI saja, lebih dari itu anak juga sedang mengonsumsi kasih sayang, kenyamanan, dan ruhiyah yang dimiliki ibunya. Para ulama mengatakan awal kali sang bayi mengenal ibunya adalah ketika pertama kali menyusu kepadanya.

Penelitian medis dewasa ini membuktikan bahwa rentan waktu dua tahun ini sangat penting bagi pertumbuhan anak secara baik dari dua sisi, fisik dan kejiwaan. Diantara dalil yang menunjukan perhatian syari’at islam terhadap asupan bayi adalah diberikannya hak berbuka pada buan Ramadhan bagi ibu menyusui, sebagimana islam mewajibkannya untuk mengonsumsi makanan yang berpotensi memperbanyak ASI, ASI yang emnjaga kehidupan banyi dan menjadi sarana tumbuh kembangnya.

Ingatlah! Dzat yang menciptakann lebih mengetahui apa yang menyenangkan dan apa yang membahayakan bagi bayi, dan apa yang membahagiakan dan menyusahkannya.

 

C. LAMA MENYUSUI BAYI ?

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ ۖ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ – البقرة : 233

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyusui secara sempurna. (QS. Al-Baqarah : 233).

ﻭَﻭَﺻَّﻴْﻨَﺎ ﺍﻹﻧْﺴَﺎﻥَ ﺑِﻮَﺍﻟِﺪَﻳْﻪِ ﺣَﻤَﻠَﺘْﻪُ ﺃُﻣُّﻪُ ﻭَﻫْﻨًﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻭَﻫْﻦٍ ﻭَﻓِﺼَﺎﻟُﻪُ ﻓِﻲ ﻋَﺎﻣَﻴْﻦِ – لقمان :15 

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. (QS. Luqman : 15)

وَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلاثُونَ شَهْرًا  – الأحقاف : 15

Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan. (QS. Al-Ahqaf : 15)

Asy-Syaukani rahimahullah berkata terkait firman Allah يُرْضِعْنَ (menyusui), “Ada yang berpendapat bahwa kata ini berkedudukan khabar (berita) yang bermakna perintah, untuk menunjukkan (penegasan) terwujudnya substansinya. Sedangkan firman Allah حَوْلَيْن كَامِلَيْنِ (dua tahun penuh) menunjukan bahwa jangka waktu yang ditentukan bersifat pasti, bukan kira-kira. Dan firman Allah لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ (bagi yang ingin menyususi secara sempurna), menunjukan bahwa menyusui selam dua tahun bukan kewajiban, melainkan kesempurnaan, boleh mencukupkan diri dengan jangka waktu di bawah dua tahun. (Fathul Qadiir, al-Baqarah ayat 223).

Ibnu Katsir rahimahullah mengambil kesimpulan dari tafsir surat al-Ahqaf 46:15, Surat Luqman 31 ayat 15 dan Surat al-Baqarah 2 ayat 223, bahwa batas minimal kehamilan adalah enam bulan. Ini adalah kesimpulan yang kuat dan shahih, sesuai dengan pendapat Utsman ibn Affan dan sejumlah sahabat lainnya Ridhwanullah Ajmaiin.

Ibnu Hatim rahimahullah berkata meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma,”Apabila ia seorang wanita melairkan pada usia kandungan Sembilan bulan, maka cukup baginya menyusui selama dua puluh satu bulan. Namun jika ia melahirkan pada usia kandungan enam bulan, maka ia menyusui selama dua tahun penuh.” Sebab Allah berfirman, masa mengandung sampai menyusui selama tiga puluh bulan.” (Tafsir Abi Tahim dan Tafsir Ibnu Katsir).

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الْإِمَارَةِ وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَنِعْمَ الْمُرْضِعَةُ وَبِئْسَتِ الْفَاطِمَةُ

Kalian selalu berambisi untuk menjadi penguasa, padahal akan membuat kalian menyesal pada hari Kiamat kelak. Sungguh hal itu (ibarat) sebaik-baik susuan dan sejelek-jelek penyapihan. (HR al-Bukhâri, 7148, dari Abu Hurairah).

Tentang penjelasan hadits ini, sebagian para ulama berkata, Maksud kandungan hadits di atas adalah bahwa seorang ibu yang tidak menyempurnakan masa menyusui anaknya dengan cara menyapihnya terlalu dini, maka si anak tersebut akan tumbuh dan berkembang menjadi seorang yang memiliki kecenderungan senang kekuasaan. (Tarbiyah al-Banaat fii al-Islam, 89)

Jadi, benar adanya bahwa sejelek-jeleknya wanita adalah yang menyapihh anaknya terlalu dini. Karena hal ini membuat si anak memiliki akhlak yang tidak baik seperti ini, yaitu suka kekuasaan dan ambisius. Dan sebaik-baiknya wanita adalah yang menyempurnakan masa menyusui anaknya, yaitu dua tahun penuh. Karena hal ini bisa menjauhkan si anak dari akhlak dan perilaku yang tidak baik.

Kemudia pada masa modern ini, berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan barat dalam hal ini mendukung kenyataan di atas. Sebagian mereka mengatakan diantara dampak pengaruh menyapih anak terlalu dini adalah kenakalan di masa remaja. Hal ini terjadi karena wanita di barat rata-rata mendahulukan karir dibandingkan mengusui anaknya. Wallahu A’lam

Umar ibn Khaththab radhiallahu anhu pada masa permulaan kekhilafahanya, ia memberikan bantuan dan santuan apapun dari Baitul Mal untuk kemaslahatan bayi yang baru lahir sampai masa penyapihannya. Namun setelah itu Umar merubah keputusannya, dan menetapkan santunan untuk setiap anak yang baru lahir. Perubahan keputusan tersebut sebenarnya hanya karena persoalan yang sederhana, namun Umar melihat bahwa itu bisa menjadi perkara yang sangat berbahaya bila diabaikan.

Suatu malam Umar mendengar tangisan seorang bayi. Maka Umar berkata kepada ibunya, “Susuilah dia”. Ibu si anak- yang tidak menyadari bahwa yang menyuruhnya adalah Umar-menjawab, “Amirul Mukmini (Umar) tidak memberikan santunan untuk bayi yang baru lahir sampai masa penyapihan. Karena itu saya paksa untuk menyapihnya.” Umar berkata dalam hatinya, “Aku hampir saja membunuh anak ini.” Setelah itu ia berkata, “Susuilah dia, nanti Amirul Mukmini pasti akan memberikan santunan untuknya.”

Sesudah itu Umar menetapkan santunan untuk setiap bayi yang baru lahir, semoga Allah merahmati Umar, sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat takut kepada Allah dan tunduk terhadap batasan-batasan-Nya. Akhirnya, Umar keluar dari rumah wanita itu dengan dada  yang lapang dan hati yang lega. (Athfalu al-Muslimin Kaifa Rabbahum an Nabiyu al-Amin, 68).

 

D. MANFAAT DAN MU’JIZAT ASI

Seorang bayi terbentuk dari makanan yang dimakan ibunya ketika dia masih berbentuk janin. Setelah dilahirkan, si bayi melanjutkannya dengan minum ASI. Oleh karena itu ASI merupakan ransum lanjutan untuk membentuknya. Inilah penyebab terkuat dilanjutkannya minum ASI. Ada banyak sekali hikmah di balik aktivitas menyusui ini yang disebutkan oleh para dokter, antara lain:

  1. Banyi meminum ASI yang sangat bersih dan higenis.
  2. Tidak dingin
  3. Selalu ada setiap saat
  4. Tidak rusak karena disimpan.
  5. Sesuai dengan labung si bayi.
  6. Memenuhi segala kebutuhan gizi bayi.
  7. Membentuk system imun bagi bayi dalam melawan kuman penyakit.
  8. Minum susu langsung dari payudara ibu mencegah obesitas pada ibu dan anak.
  9. Minum susu langsung dari payudara ibu menimbulkan kasih-sayang dan memperkuat ikatan antara ibu dengan anaknya.

 

Wahai para ibu, ketahuilah jika aktivitas menyusui disertai dengan niat yang baik dan mengharap ridha Allah, tentu akan memberikan hasil yang optimal dengan seizing Allah. Oleh karena itu, diriwayatkan bahwa Amr ibn Abdullah berkata kepada istrinya yang sedang menyusui bayinya, “Janganlah engkau menyusui bayimu seperti hewan menyusui anaknya. Hewan pun menyusui anaknya karena kasih sayang. Akan tetapi, susuilah bayimu dengan niat mengharap ridha Allah dan agar dengan air susumu ini hiduplah serang makhluk yang esakan Allah dan beribadah hanya kepadanya. (al-Mawardi, Nasihatul Muluk, hal. 166).

 

Adapun manfaat menyusui untuk bayi adalah ;

  1. Membantu mencegah konstipasi. ASI sangat mudah dicerna oleh tubuh bayi dan membantu mencegah pup yang keras akibat kekurangan cairan pada tubuh bayi.
  2. Mengurangi resiko kegemukan dan diabetes. ASI dapat mengurangi resiko anak mengalami kegemukan atau obesitas serta diabetes tipe 2 di kemudian hari.
  3. Mengurangi resiko berbagai infeksi. Manfaat menyusui lainnya adalah mengurangi resiko bayi terkena berbagai infeksi, misalnya infeksi pada kuping, pernafasan, dan pencernaan.
  4. Membantu mencegah alergi dan asma. Daya tahan tubuh bayi yang diciptakan oleh ASI membantu mencegah alergi dan asma.
  5. Membantu mencegah SIDS. Kematian mendadak pada bayi atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) kadang terjadi pada bayi berusia di bawah 1 tahun. Pemberian ASI secara eksklusif dapat membantu mencegah terjadinya SIDS. Artikel terkait : Waspadai Kematian Mendadak Pada Bayi (SIDS).
  6. Membantu mencegah kerusakan gigi. ASI lebih baik dari susu formula yang pada umumnya mengandung gula, sehingga membantu mencegah kerusakan gigi.
  7. Bayi lebih cerdas. Menurut penelitian, bayi yang meminum ASI secara rutin selama minimal 6 bulan pada umumnya lebih cerdas karena memiliki perkembangan otak yang baik

Manfaat bagi ibu dan keluarga :

  1. Menciptakan kedekatan dan ikatan antara ibu dan bayi. Menyusui bayi akan meningkatkan kedekatan ibu dan bayi, terutama bila dilakukan dengan skin to skin contact. Metode ini umumnya diterapkan pada bayi yang baru lahir, di mana kulit bayi dan ibu disengaja bersentuhan secara langsung supaya ikatan emosional tersebut tercipta.
  2. Membantu rahim kembali ke ukuran normal. Secara alami pemberian ASI membantu mengembalikan kondisi hormon ibu ke kondisi awal, sehingga mempercepat rahim kembali ke ukuran normal setelah melahirkan.
  3. Membantu tubuh mengontrol pendarahan. Masih berkaitan dengan hormon, manfaat menyusui lainnya adalah membantu tubuh ibu dalam mengontrol pendarahan setelah melahirkan.
  4. Mengurangi resiko kanker payudara dan rahim. Pemberian ASI dapat mencegah resiko ibu terkena kanker payudara dan kanker rahim di kemudian hari.
  5. Membantu diet setelah melahirkan. Selain mengembalikan kondisi hormon ibu, menyusui akan menghabiskan kalori yang cukup banyak, sehingga membantu diet ibu setelah melahirkan.
  6. Mengurangi biaya pembelian susu formula. Dari sisi ekonomis, ASI tidak membutuhkan biaya dan dapat membantu penghematan keuangan keluarga dengan manfaat yang besar.
  7. Hemat waktu

Abu Rufaydah Endang Hermawan, Lc. MA.

Di sadur dari berbagai sumber.

1 thought on “URGENSI MENYUSUI BAYI”

Leave a Comment