PENDIDIKAN ANAK PADA FASE KEHAMILAN
Oleh Ust Abu Rufaydah
Pendidikan anak bukan saja dilakukan saat anak terlahir kedunia, bahkan sebelum itu anak harus sudah mendapatkan pendidikan sejak ia berada dalam rahim. Hal ini terlihat dari betapa perhatiannya islam terhadap pendidikan anak, maka hendaknya orang tua memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Adapun pendidikan anak pada tahap ini adalah :
- Memperbanyak ibadah kepada Allah. Seperti yang dilakukan Maryam ketika dalam kondisi hamil.
- Memakan makanan yang halal. Makanan yang halal memiliki dampak yang besar pada anak. Allah berfirman :
Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. al-Mu’minun 23 : 51).
Ayah Imam al-Bukhari pernah menuturkan : “”Aku tidak mengetahui di seluruh hartaku ada satu dirham pun yang aku peroleh dengan syubhat” (Taariikh At-Tobari 19/239 dan Tobaqoot Asy-Syaafi’iyyah Al-Kubro 2/213)
Hal ini mengisyaratkan bahwa sangan erat hubungan antara mengkonsumsi makanan halal dengan amal shalih. Maka jangan diharap jasad kita akan bergairah melakukan amal-amal shalih bila jasad tersebut tumbuh dan berkembang dari makanan yang haram. Atas dasar inilah maka seorang ayah hendaknya mencari rizki yang halal yang terlepas dari haram dan syubhat. Sehingga apa yang kelurga makan menjadi sebab bergairahnya melakukan amal shalih.
Perhatikan pesan istri-istri ulama salaf yang selalu mengingatkan suami mereka setiap akan keluar rumah untuk mencari nafkah dengan bisikan, “Kami mampu bertahan menahan kelaparan, akan tetapi kami tidak mampu bertahan menahan neraka Allah.” (Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihyaa ulumuddin jilid II, hal 58 dan Ibnu Khalikan dalam Wafayatul A’yaan Jilid II hal. 285).
- Makan kurma dan ruthob (kurma basah). Allah menyebutkan kurma dalam al-Qur’an sebanyak 24 kali, salah satunya dalam surat Maryam ayat 25. Allah berfirman :
“ Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu kearahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu…. (QS : Maryam : 25-26)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah membawakan perkataan ‘Amr bin Maimun di dalam tafsirnya : “Tidak ada sesuatu yang lebih baik bagi perempuan nifas kecuali kurma kering dan kurma basah” (Tafsir Ibni Katsir (V/168).
- Tidak ada ritul atau pun acara 4 bulanan atau 7 bulanan. Kalaupun ada tentunya pasti Rasulullah ajarkan.
- Mengajak bicara, terutama ketika hendak melakukan ibadah.
- Memperbanyak membaca al-Qur’an, dan tidak ada dalil yang menunjukan adanya kekhususan surat tertentu yang harus dibaca saat hamil. Namun demikian tidak mengapa seorang wanita yang hamil menyibukkan diri dengan membaca Al-Quran dan mendengarkannya karena ada penelitian di bidang kedokteran yang menyatakan suara-suara dari luar bisa mempengaruhi janin. Apabila suara yang didengar adalah suara orang yang membaca Al-Quran, diharapkan keberkahan dan kebaikannya akan berpengaruh terhadap janin tersebut tanpa merinci dan membatasi jenis keberkahan dan kebaikan tersebut.
- Melindungi diri dan kandungan dari gangguan setan. Hendaknya seorang muslim dan muslimah, apalagi ibu hamil, tidak melupakan dzikir-dzikir matsur yang memang Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam ajarkan, baik yang berasal dari Al Quran seperti membaca Al Muawwidzaat (Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas), Al Fatihah, lima ayat awal Al Baqarah dan tiga ayat terakhirnya, juga ayat Kursi. Begitu pula doa-doa perlindungan dari nabi, seperti audzu bikalimaatillahi taammati min syarr maa khalaq, zikir pagi dan petang.
- Seorang ayah atau lingkungan hendaknya memberikan rasa aman, tentram dan kebahagian kepada wanita yang sedang hamil. Seperti halnya Allah menghibur Maryam ketika dalam kondisi hamil. Karena kondisi kejiwaan ibu saat hamil akan berdampak pada kejiwaan anaknya nanti.
- Jika seorang wanita harus tegar tanpa suami di sisinya, maka lihatlah Maryam dengan kekuasaan-Nya, Allah menjadikan Maryam mengandung tanpa kehadiran seorang suami. Meskipun dalam keadaan lemah Allah tetap menyuruhnya untuk berikhtiar mencari makanan penguat tubuh. Ikhtiar yang dilakukan oleh Maryam mungkin tidak masuk akal, karena laki-laki mudan dan kuat pn tidak akan sanggup menggoyangkan pohon kurma yang kokoh sehingga buahnya berjatuhan. Namun keimananlah yang menjadi energy terbesar bagi Maryam. Ia yakin dengan semua perintah Allah dan ia berbaik sangka bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakannya.