FIQHUL JUM’AH – KAPAN HARI KIAMAT TERJADI ?

Loading

Tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala karena hari kiamat masuk dalam perkara ghaib. Banyak ayat dan hadits menjelaskan tentang di rahasiakannya hari kiamat. Dia tidak menampakkannya kepada seorang Malaikat yang didekatkan tidak juga kepada seorang Nabi yang diutus. Tapi ada satu kepastian yaitu hari kiamat akan terjadi di hari jum’at.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيْهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيْهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ، وَفِيْهِ أُخْرِجَ مِنْهَا، وَلاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِيْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ

“Sebaik-baik hari dimana matahari terbit adalah hari Jum’at. Pada hari Jum’at Adam diciptakan, pada hari itu dia dimasukkan ke dalam surga dan pada hari Jum’at itu juga dia dikeluarkan dari Surga. Hari Kiamat tidaklah terjadi kecuali pada hari Jum’at.” (HR.  Muslim no. 854).

Dari hadits diatas jelaslah bahwa hari kiamat akan terjadi pada hari jum’at. Hal ini pun telah Nabi  berikan peringatan kepada manusia di setiap hari jum’at dengan berbagai bacaan al-Qur’an yang senantiasa Nabi baca pada hari jum’at. Diantaranya :

  1. Dalam hadits yang diriwayatkan Imam al-Bukhari no. 891 bahwa Rasulullah senantiasa membaca surat as-Sajdah dan surat Al-Insan di shalat subuh hari jum’at. Sebab, kedua surat ini mencangkup peristiwa yang terjadi pada hari jum’at, yaitu penciptaan manusia, kebangkitan, terjadinya hari kiamat dan lain sebagainya.
  2. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim yang dishahihkan oleh al Baihaqi, dimana Rasulullah menganjurkan untuk membaca surat al-Kahfi pada hari jum’at. Karena di dalamnya banyak membahas hari kiamat.
  3. Membaca surat Qaaf ketika khutbah Jum’at seperti kebiasaan Nabi membacanya. Sehingga Bintu Haristah bin an-Nu’man Radhialahu Anhu berkata: “Tidaklah aku menghafal surat Qaaf, melainkan dari lisan Rasulullah yang beliau baca pada setiap khutbah Jum’at. (HR. Muslim no. 873). Dalam surat Qaaf juga terdapat tentang hari kiamat.
  4. Nabi banyak membaca surat-surat tertentu pada hari Jum’at, diantaranya beliau membaca surat Al-A’la, dan surat Al-Ghaasyiah seperti yang terdapat pada hadist yang diriwayatkan Imam Muslim no. 878. Dalam kesempatan yang lain Nabi membaca surat al-Jumu’ah dan surat al-Munafiquun HR. Muslim 877.
  5. Meninggal di hari jum’at lebih utama dibandingkan hari yang lainnya dan meninggal termasuk kiamat kecil. Rasulullah bersabda :

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ

Setiap muslim yang meninggal di hari jumat atau malam jumat, maka Allah akan memberikan perlindungan baginya dari fitnah kubur. (HR. Ahmad 6739, Turmudzi 1074 dan dihasankan al-Albani).

Surat-surat yang disebutkan diatas semuanya berkaitan dengan hari kiamat. Untuk itu cobalah  luangkan waktu mempelajari dan mentadabburi surat-surat tersebut. Agar kita semakin mengimani akan adanya hari kiamat. Lebih dari itu, kita punya bekal dan persiapan untuk berjumpa dengan Allah.

Ketika para ulama menafsirkan firman Allah :

وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ

Dan demi yang menyaksikan dan yang disaksikan”. (QS. Al Buruuj [85] : 3).

Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu mengatakan (menafsirkan ayat ini,

الْمَوْعُودُ يَوْمُ الْقِيَامَةِ الشَّاهِدُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ، وَالْمَشْهُودُ يَوْمَ عَرَفَةَ.

Hari yangdijanjikan adalah Hari Qiyamat, hari yang jadi saksi adalah Hari Jum’at dan hari yang disaksikan adalah Hari Arofah”. (HR.  Ahmad no. 7960. Syaikh Syu’aib Al Arnauth Rohimahullah mengatakan, ‘Sanadnya shohih sesuai syarat Muslim’)

Ada kesamaan antara ketiga hari diatas, yaitu hari berkumpulnya manusia. Untuk itu hendaknya momen hari jum’at pun di tadabburi dan dimaknai dengan hari berkumpulnya manusia di hari kiamat. Sehingga waktu-waktu terbaik di hari jum’at tidak berlalu begitu saja. Ingatlah waktu yang telah berlalu tidak akan kembali lagi, yang ada hanyalah catatan amal kebaikan atau keburukan. Keduanya menuju dua muara yaitu surge atau neraka. Wallahu A’lam

Disusun Oleh Abu Rufaydah Endang Hermawan, Lc. S. Pd. I

Leave a Comment