TAFSIR SURAT AL-ASHR
Oleh Ust. Abu Rufaydah
Setelah membahas surat al-Kautsar, yang berbicara tentang bermegah-megah dan berbangga-bangga dengan dunia yang membuat manusia lalai dari akhirat padahal semua itu suatu saat nanti akan diminta pertanggung jawabannya. Setelahnya membahas tentang surat al-Ashr, sebagai jawaban dari kesuksesan yang sesungguhnya bukanlah mereka yang memiliki banyak harta, anak dan kedudukan serta sibuk dengan dunia, tetapi mereka yang beriman, bermal shalih, saling menasihati dalam kebenaran dan kebenaranlah yang sukses dan tidak akan merugi di dunia dan di akhirat.
Allah Ta’ala berfirman,
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Penjelasan Surat.
- al-Ashr artinya masa, yaitu zaman terjadinya berbagai amalan kebaikkan atau keburukan anak adam. (Tafsiir Ibnu Katsir).
- Keutamaan surat al-Ashr. Imam ath-Thabroni dalam kitab al-Ausath dan Imam al-Baihaqy dalam al-Jaami’ Lisyuabil Iman, bahwa Abu Hudzaifah mengatakan bahwa dua sahabat Nabi Muhammad apabila mereka berjumpa tidaklah mereka berpisah kecualu salah satu di antara mereka membaca terlebih dahulu surat al-Ashr. (Tafsir al-Maudhu’y, 10/325).
Imam asy-Syafi’i rahimahullah mengatakan : “Seandainya Allah tidak menurunkan Hujjah atas akhluk-Nya melainkan surat ini saja, niscaya surat ini sudah cukup bagi mereka. (Nadhmu Darar, 22/234).
- Jumhur Ulama Tafsir mengatakan bahwa surat al-Asr termasuk surat Makkiyyah. Sedangkan pendapat Qotadah, Mujahid dan Muqotil mengatakan termasuk surat Madaniyah..
- Surat al-Ashr termasuk surat yang ke tiga belas sesuai urutan turunnya surat. Turun setelah surat al-Insyirah dan sebelum surat al-Adiyat.
- Allah bersumpah dengan waktu dan zaman, menunjukkan betapa pentingnya waktu bagi manusia.
- Abdullah bin Abbas radhiallahu Anhu mengatakan bahwa al-Ashr yaitu watu di siang hari (asar). (Tafsir al-Qurthuby).
- Semua manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal shaleh, saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran.
- Kerugian manusia di dunia ketika mereka tidak disifati keempat sifat di atas. Walaupun mereka memiliki kedudukan yang tinggi di dunia, harta dan anak yang banyak serta jabatan yang istimewa. Tetap mereka dalam kerugian.
- Adapun kerugian mereka di akhirat yaitu dimasukkan ke dalam neraka.
- Sukses adalah mereka yang memiliki empat sifat di atas. Keempat sifat di atas jauh lebih berharga dibandingkan dunia dan isinya.
- Orang tidak akan dikatakan beriman kecuali didasari dengan ilmu. Ilmu yang dimaksud yaitu ilmu agama. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya ilmu agama bagi seseorang.
- Iman yaitu menyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan, mengamalkan dengan perbuatan, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.
- Tidak lurus iman seseorang kecuali memenuhi lima hal di atas, jika hilang salah satunya maka keyakinannya akan menyimpang. (Tafsiir Kalimur Rahman).
- Ciri orang yang tidak rugi yang ke dua yaitu orang yang beramal shaleh. Dalam al-Qur’an ketika ada kata amal selalu disifati dengan kata shalih. Karena beramal saja tidak cukup, tetapi amal pun harus shalih.
- Amal yang shalih yaitu amal yang dibangun di atas keikhlasan dan mengikuti tuntunan Nabi. Sebaik apapun amalan jika tidak dibangun di atas keduanya makan akan tertolak.
- Ciri orang yang tidak rugi yang ketiga yaitu Mereka yang Saling Menasehati dalam Kebenaran. Yang dimaksud adalah saling menasehati dalam dua hal yang disebutkan sebelumnya. Mereka saling menasehati, memotivasi, dan mendorong untuk beriman dan melakukan amalan sholeh.
- Ciri orang yang tidak rugi yang keempat yaitu Mereka yang Saling Menasehati dalam Kesabaran. Yaitu saling menasehati untuk bersabar dalam ketaatan kepada Allah dan menjauhi maksiat, juga sabar dalam menghadapi takdir Allah yang dirasa menyakitkan. Karena sabar itu ada tiga macam: (1) sabar dalam melakukan ketaatan, (2) sabar dalam menjauhi maksiat, (3) sabar dalam menghadapi takdir Allah yang terasa menyenangkan atau menyakitkanز
- Syaikh As Sa’di rahimahullah menjelaskan, “Dua hal yang pertama (iman dan amal sholeh) untuk menyempurnakan diri manusia. Sedangkan dua hal berikutnya untuk menyempurnakan orang lain. Seorang manusia menggapai kesempurnaan jika melakukan empat hal ini. Itulah manusia yang dapat selamat dari kerugian dan mendapatkan keberuntungan yang besar.” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 934).
- Anjuran untuk saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Cianjur, 6 Jumadil Ula 1441 H