5 total views, 1 views today
MENGENAL ISLAM
Hadits Arbain ke 2
Oleh Abu Rufaydah
Dari Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ
Ketika kami tengah berada di majelis bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari, tiba-tiba tampak di hadapan kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan jauh dan tidak seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Lalu ia duduk di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyandarkan lututnya pada lutut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meletakkan tangannya di atas pahanya.
وَقاَلَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَمِ ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ ، وَتَحُجَّ البَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً .
Selanjutnya ia berkata, “Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Islam itu engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya.” (HR. Muslim, no. 8). Hadits ini masih berlanjut.
Imam Ibnu Daqiq al-Ied Rahimahullah mengatakan hadits ini sangat agung yang mencangkup penjelasan semua masalah agama, seperti amalan yang nampak dan yang tersembunyi dan semua ilmu syari kembali ke dalam hadits ini, sebagaimana al-Fatihah disebut dengan Ummul Qur’an demikian pula hadits ini disebut sebagai Ummu Sunnah. (Ad-Durratus Slafiyah Syarah Hadits Arbain Nawawiyyah, hlm. 48).
PENJELASAN HADITS DI ATAS :
- Hadits ini menunjukkan bagaimanakah mulianya akhlak Rasul karena masih mau duduk-duduk dengan sahabat beliau. Akhlak ini menunjukkan tawadhu’ (rendah hati) dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang tawadhu’ itu akan semakin mulia.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
“Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim, no. 2588).
- Keutamaan duduk bersama ahli ilmu terutama Nabi.
- Yang datang adalah malaikat dalam wujud manusia. Malaikat bisa berwujud seperti itu dengan kehendak Allah.
- Salah satu jenis wahyu adalah malaikat jibril menyerupai manusia.
- Yang datang dalam keadaan memakai pakaian putih. Maka ada anjuran memakai pakaian putih.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْبَسُوا مِنْ ثِيَابِكُمُ الْبَيَاضَ فَإِنَّهَا خَيْرُ ثِيَابِكُمْ وَكَفِّنُوا فِيهَا مَوْتَاكُمْ
“Pakailah pakaian putih karena pakaian seperti itu adalah sebaik-baik pakaian kalian dan kafanilah mayit dengan kain putih pula.” (HR. Abu Daud, no. 4061, Ibnu Majah, no. 3566 dan An-Nasa’i, no. 5325. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
- Yang datang dalam keadaan masih muda karena disebut rambutnya hitam. Bagaimana kalau punya rambut beruban?
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan,
غَيِّرُوا هَذَا بِشَيْءٍ وَاجْتَنِبُوا السَّوَادَ
“Ubahlah uban ini dengan sesuatu, tetapi hindarilah warna hitam.” (HR. Muslim, no. 2102). Ulama besar Syafi’iyah, Imam Nawawi memberikan judul Bab untuk hadits di atas “Dianjurkannya menyemir uban dengan shofroh (warna kuning), hamroh (warna merah) dan diharamkan menggunakan warna hitam”.
- Masa muda hendaknya dihabiskan dengan belajar.
- Para sahabat saling mengenal satu dengan yang lainnya. Sehingga ketika ada orang asing mereka mengetahui jika ia orang asing.
- Perjalanan safar di masa silam akan nampak bekas pada rambut dan pakaian, lebih-lebih pakaiannya putih akan tampak penuh debu. Namun laki-laki yang datang tersebut tidak ada bekas safar sama sekali.
- Ia duduk dekat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lutut laki-laki itu bersandar pada lutut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tangannya berada di lutut laki-laki itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa ketika menuntut ilmu itu semestinya duduk dekat dengan guru yang mengajarkan ilmu.
- Sah-sah saja seorang murid duduk-duduk dekat dengan gurunya namun dengan syarat hendaklah jangan sampai menghabiskan waktu gurunya dengan hal sia-sia.
- Orang Arab Badui biasa memanggil Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamdengan nama beliau saja ‘Wahai Muhammad’. Ini berbeda dengan penduduk sekitar beliau yang memanggil dengan panggilan kenabian. Hal ini menunjukkan bahwa ada adab dan aturan ketika memanggil orang yang ini kurang ada pada Arab Badui tadi.
Imam Nawawi rahimahullah menerangkan: Disunnahkan bagi anak, murid, atau seorang pemuda ketika menyebut ayahnya, guru dan tuannya agar tidak dengan menyebut nama saja.
Dari ‘Abdullah bin Zahr, ia berkata, “Termasuk durhaka pada orang tua adalah engkau memanggil orang tua dengan namanya saja dan engkau berjalan di depannya.” (Al-Majmu’, 8: 257)
- Islam secara bahasa maknanya berserah diri dan pasrah.
- Islam secara istilah maknanya berserah diri kepada Allah dengan mengesakannya, melaksanakannya dengan ketaatan dan berlepas diri dari kesyirikan dan para pelakunya.
- Islam itu bersyahadat laa ilaha illallah, muhammadarrasulullah. Apa yang dimaksud syahadat? Syahadat adalah menetapkan dan mengakui dengan lisan dan hati.
- Laa ilaha illallah artinya Laa Ma’buda Illallah, yaitu tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar selain Allah. Konsekuensinya, sesembahan selain Allah itu batil, hanya Allah yang berhak disembah dan diibadahi.
- Rukun Syahadat kepada Allah ada dua, yaitu An-Nafyu yaitu meniadakan semua sesembahan baik yang dilangit (malaikat, bulan, bintang dll) atau di bumi (kuburan, pepohonan, batu dan sejenisnya), wal Itsbat yaitu menetapkan peribadahan yang berhak diibadahi hanyalah Allah.
- Syahadat kepada Allah akan bermanfaat jika seseorang mengetahui maknanya, mengamalkan dan paham konsekwensinya.
- Syarat Syahadat kepada Allah yaitu, Mengetahui dan tidak bodoh, yakin dan tidak ragu, ikhlas dan tidak syirik, membenarkan dan tidak mendustakan, mencintainya dan tidak membencinya, melaksanakan dan tidak meninggalkannya, menerima dan tidak menolaknya serta kufur kepada semua peribadahan selain Allah.
- Syahadat kepada Nabi maknanya membenarkan bahwa Muhammad adalah Hamba dan Utusannya.
- Syarat bersyahadat kepada Nabi yaitu membenarkan apa yang disampaikan, melaksanakan apa yang diperintahkannya, menjauhi apa yang dilarang dan tidak beribadah kecuali sesuai tuntunannya.
- Rukunnya ada dua yaitu membenarkan risalah kenabiannya dan mengakui bahwa ia adalah hamba-Nya.
- Kenapa rukun laa ilaha illallah dan Muhammad Rasulullah dijadikan satu rukun, kenapa tidak dua rukun? Karena konsekuensi dari syahadat laa ilaha illallah adalah harus ikhlas. Sedangkan syahadat Muhammad Rasulullah adalah harus ittiba’ atau mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan ibadah barulah sah dan diterima kalau didasari ikhlas dan ittiba’.
- Syahadat dengan lisan saja tidak cukup, harus pula dengan hati dikarenakan orang munafik hanya bersyahadat dengan lisan saja dan tidak bermanfaat syahadat mereka.
- Seseorang yang mengucapkan syahadat sudah dianggap masuk Islam, walaupun kita menduga orang yang mengucapkannya hanya untuk melindungi diri. Silakan ambil pelajaran dari kisah Usamah.
- Melaksanakan shalat wajib lima waktu. Dan shalat sangat erat kaitannya dengan tauhid. Sehingga yang meninggalkannya dengan sengaja dihukumi kafir. Atau melaksanakan shalat fardhu tapi tidak menganggap shalat lima waktu tidak wajib maka ia sudah kafir.
- Menunaikan zakat. Zakat dalam al-Quran atau hadits selalu digendengan dengan shalat. Karena shalat hubungan dengan Allah dan zakat hubungan dengan manusia. Dimana keduanya harus dijaga.
- Melaksanakan puasa wajib dibulan ramadhan.
- Menunaikan ibadah haji bagi yang mampu, mampu secara materi, badan dan aman diperjalanan.
- Pentingnya mulai belajar dari yang terpenting dan sesuai dengan urutan.
- Pentingnya belajar dengan tanya jawab.
- Ibadah ada yang berkaitan dengan hati seperti iman, ada juga ibadah lisan seperti syahadat ada ibadah badan seperti shalat, puasa dan ibadah haji ada juga ibadah harta dengan zakat.
Cianjur, 7 Jumadil Ula 1441 H
Referensi :
- Ad-Durratus Slafiyah Syarah Hadits Arbain Nawawiyyah
- Jaami’ Ulum wal Hikam
- Al-Fawaid al-Mustanbathoh min arbain an-Nawawiyyah
- rumasyho.com
Related Post
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Leave a comment
You must be logged in to post a comment.