TAFSIR SURAT AT-TAKATSUR
Oleh Ust Abu Rufaydah
Allah Ta’ala berfirman,
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ (1) حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (2) كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (3) ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (4) كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ (5) لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ (6) ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ (7) ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ (8)
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS. At Takatsur: 1-8).
PENJELASAN SURAT
- Surat at-Takatsur juga dinamakan dengan Surat al-Hakumut Takatsur sebagaimana pendapat Abdullah bin Abbas Radhiallahu Anhu. Dan dinamakan Surat al-Maqbaroh oleh al-Alusy rahimahullah dalam Tafsirnya.
- Surat at-Takatsur termasuk surat Makkiyyah sebagaimana pendapat Jumhur. Ibnu Ath-thiyyah rahimahullah mengatakan bahwa surat ini termasuk Makkiyyah dan tidak ada yang menyelisihinya. (al-Jaami’ li Ahkamil Qur’an, 30/168).
- Asbabu Nuzul surat ini, sebagaimana riwayat dari Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Baridah mengatakan; Surat ini turun untuk dua kabilah Anshor yaitu Bani Haritsah dan Bani al-Harits yang saling berbangga-bangga dalam kemewahan dan kemegahan. Diantara meraka ada yang berkata : “adakah diantara kalian yang seperti fulan dan fulan ? Yang lain mengatakan Seperti itu dalam berbangga-bangga dan bermewah-mewah dalam kehidupan. Maka mereka mengatakan mari kita ke kuburan dan salah satu kabilah itu mengatakan; “Apakah di antara kalian ada yang seperti fulan, sambil mengisyaratkan dengan tanganya ke kuburan. (Lubabul Nuqul, 307).
- Surat ini terdiri dari delapan ayat dan tidak ada yang menyelisihinya. (Bashoir Dzawit Tamyiiz, 1/540).
- Inti bahasan surat ini yaitu : Celaan bagi orang yang sibuk dengan kehidupan dunia, dan termasuk di dalamnya celaan bagi orang-orang yang lalai dari melihat bukti-bukti keagungan al-Qur’an dan ajakan kepada islam, yang justru mengutamakan harta dan bermegah-megah dengannya, serta berbangga-bangga dengan nenek moyang. Hal ini tidak berhenti mereka lakukan sampai mereka masuk ke liang lahat, sebagaimana kaum sebelumnya. Memotivasi untuk mentadabburi apa yang dapat menyelamatkan mereka dari neraka. Dan bahwasannya mereka akan dibangkitkan dan diminta pertanggungjawabannya atas apa yang mereka lakukan, serta enggannya mereka bersyukur atas nikmat yang besar. (Tahrir wa at-Tanwir, 30/518).
- Di awal ayat, Allah Ta’ala berfirman أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.” (QS. At-Takatsur: 1). “alhaakum” (Arab: أَلْهَاكُمُ) maknanya adalah telah membuat kalian lupa. Apa yang membuat manusia lupa? Yaitu “at-takaastur” (Arab: التَّكَاثُرُ) artinya bermegahan-megahan dan saling memperbanyak.
- Ayat ke dua : حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (QS. At-Takatsur: 2).Dalam ayat yang kedua, Allah Ta’ala memilih kata “zurtum” (Arab: زُرْتُمُ) “kalian berziarah” untuk mengungkapkan kondisi mayat yang masuk ke dalam kubur. Allah umpamakan, masuknya jasad manusia ke dalam kubur sebagai ziarah atau kunjungan. Artinya kuburan hanyalah tempat singgah. Tidak selamanya manusia berada di alam kubur. Hal ini sebagai sanggahan kepada orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan atau mereka yang memiliki keyakinan re-inkarnasi.
- Kemudian kata Allah ,كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ “Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.” (QS. At-Takatsur: 3). Kelak engkau akan mengetahuinya wahai orang kafir.
- Di ayat berikutnya, Allah Ta’ala berfirman ,ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ “dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.” (QS. At-Takatsur: 4). Demikian pula engkau wahau orang mukmin akan mengetahuinya.
- Ayat ke lima كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ “Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin (‘ilmu al-yaqin).” (QS. At-Takatsur: 5). Maksudnya mereka benar-benar akan melihat neraka dengan penglihatan mereka.
- Ayat ke enam لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim.” (QS. At-Takatsur: 6). Jahim adalah nama dari nama-nama neraka. Ayat ini mempertegas firman Allah sebelumnya bahwa alam kubur bagaikan sebuah kunjungan saja. Manusia tidak kekal di sana. Mereka akan dibangkitkan pada hari kiamat.
- Dan saat dibangkitkan itulah pengetahuan manusia yang sebelumnya sebatas keyakinan (‘ilmu al-yaqin) berganti menjadi penginderaan (‘ainu al-yaqin).
- Ayat ke tujuh ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ “dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ´ainul yaqin.” (QS. At-Takatsur: 7).
- Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah ditanya mengenai ‘ainul yakin dan ilmu yakin. ‘Ilmu yakin adalah sesuatu yang diketahui dengan mendengar, kabar berita, pengqiyasan (permisalan) dan berpikir tanpa melihat secara langsung. Sedangkan ‘ainul yakin adalah menyaksikan langsung dengan penglihatan. Ada juga haqqul yakin, yaitu dengan merasakan secara langsung.
- Surat At-Takatsur ini Allah tutup dengan firman-Nya ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ “ “kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS. At-Takatsur: 6).
- Semua manusia, baik mukmin maupun kafir akan ditanya tentang kenikmatan-kenikmatan dunia yang mereka kecap.
Cianjur, 5 Jumadil Ula 1441 H / 1 Januari 2020
Related Post
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Leave a comment
You must be logged in to post a comment.