WANITA DALAM AL-QURÁN
Oleh Endang Hermawan
Membahas tentang wanita selalu menarik. Tak terkecuali pembahasan wanita dalam timbangan syariát. Islam mengangkat derajat wanita yang sebelumnya dihinakan oleh peradaban manapun. Wanita ibarat barang yang bisa diperjual belikan, namun dengan kemunculan agama islam maka wanita diposisikan pada tempat yang sangat mulia.
Dalam agama islam ketika wanita menjadi anak, maka Nabi menjamin surga bagi orang tua yang bisa mendidiknya dengan baik. Ketika wanita menjadi istri, maka Allah mewasiatkan kepada suami untuk bergaul dengannya dengan cara yang baik. Dan ketika ia menjadi seorang ibu, Nabi mewasiatkan bahwa orang tua terutama ibu menjadi sebab masuk surganya seorang anak, seperti kisahnya Uwais al-Qorni rahimahullah.
Karena itu Allah menyebutkan lebih dari 23 kali kata An-Nisaa dalam al-Qurán. Di mana ayat-ayat tersebut pembahasan tentang rumah tangga lebih mendominasi dibandingkan dengan peran lainnya. Artinya peran wanita sebagai istri lebih banyak disebutkan dibandingkan peran wanita sebagai ibu, anak atau yang lainnya. Hal ini menarik untuk dikaji dan dipelajari.
Jika kita urutkan wanita-wanita yang dikisahkan dalam al-Qurán, maka kita hanya akan mendapati satu nama Maryam yang sangat jelas namanya dan disebutkan lebih dari tiga puluh kali. Adapun nama-nama wanita yang lainnya disamarkan. Tentunya Allah Maha Tahu tujuan dari nama wanita hanya satu yang termaktum dalam al-Qurán.
Imam al-Qurthubi rahimahullah ketika menafsirkan Surat an-Nisaa ayat 171; Allah tidak menyebutkan nama wanita mana pun dalam al-Qurán melainkan Maryam yang disebutkan lebih dari tiga puluh kali. Para Ulama memberika beberapa hikmah di antaranya bahwa para raja-raja dahulu tidak pernah menyebutkan nama-nama istri-istri mereka di khalayak dengan nama-nama mereka, akan tetapi menggunakan kata al-Urus, Ahli, dan Al-Iyal.
Imam al-Qurthubi rahimahullah melanjutkan; Adapun nama-nama budak mereka tidak dengan kunyah justru menyebutkan dengan nama aslinya. Ketika orang-orang Nasrani mengatakan tentang Maryam dan anaknya yang tidak ada padanya maka Allah menyebutkan nama Maryam dengan nama aslinya bukan dengan julukan agar sesuai dengan kebiasaan di kalangan bangsa arab saat itu menamai budak-budaknya.
Wanita identic dengan tertutup, karena itu batasan aurat wanita lebih banyak daripada laki-laki. Agar kita tahu bahwa wanita auratnya tidak boleh dibuka kecuali oleh suaminya. Bahkan namanya disembunyikan dengan kunnyahnya sebagai bentuk memuliakan.
Para pembaca yang dirahmati Allah, lalu siapa saja wanita yang dikisahkan dalam al-Qurán ?
- Hawa istri Nabi Adam (QS. Al-baqorah : 35)
- Istri Nabi Nuh (QS: At-Tahrim : 10)
- Istri Nabi Luth (QS: At-Tahrim : 10)
- Anak-anak Nabi Luth (QS. Hud : 78-79)
- Hajar Istri Nabi Ibrahim (QS. Ibrahim : 37)
- Sarah Istri Nabi Ibrahim (QS. Hud : 71-73)
- Istri Nabi Zakariya (QS. Maryam : 4-6).
- Imraátul Aziz dalam kisah Nabi Yusuf (QS. Yusuf : 51)
- Para Wanita dalam Kisah Nabi Yusuf. (QS. Yusuf : 30)
- Ibunda Nabi Musa (QS. Al-Qoshosh : 24)
- Saudari Nabi Musa (QS. Al-Qoshosh : 11)
- 2 Istri Nabi Musa (QS. Al-Qoshosh : 26)
- Istri Firáun. (QS: At-Tahrim : 11)
- Ratu Saba (Bilqis). (QS. An-Naml : 29).
- Istri Imran. (QS. Ali Imran : 35).
- Maryam (QS. Maryam : 16).
- Istri Nabi Ayyub. (QS. Al-Anbiya : 84)
- Aisyah Istri Nabi Muhammad. (QS. An-Nur : 11)
- Hafshoh Istri Nabi Muhammad. (QS. At-Tahrim : 3)
- Zainab binti Jahsy Istri Nabi Muhammad. (QS. Al-Ahzab : 37).
- Istri-istri Nabi Muhammad. (QS. Al-Ahzab : 32)
- Khaulah binti Tsa’labah. (QS. Al-Mujadalah : 1)
- Istri Abu Lahab. (QS. Al-Masad : 4).
Membaca deretaan wanita-wanita yang disebutkan dalam al-Qurán. Maka kita akan mendapati bahwa peran wanita sebagai istri lebih mendominasi dibandingkan peran sebagai ibu dan yang lainnya. Agar para wanita tahu bahwa menjadi istri shalihah dan taat kepada suami adalah sebaik-baiknya amalan yang menghantarkannya kedalam surga.
Cianjur, 24 November 2021
3 thoughts on “WANITA DALAM AL-QURÁN”