TAK ADA ARAH TUJUAN

Loading

TAK ADA ARAH TUJUAN

Oleh Abu Rufaydah

            Ketika anda pergi, anda pasti memiliki tujuan. Rihlah memiliki tujuan, touring memiliki tujuan, belajar memiliki tujuan, kerja, menikah dan apapun itu pasti memiliki tujuan. Bayangkan jika semua itu tidak memiliki tujuan. Semua akan berantakan, tak jelas dan tak pasti.

Lalu apa yang terjadi jika dalam perjalan anda tidak memiliki tujuan sedangkan kendaraan yang anda pakai terus berjalan ? setidaknya waktu habis dengan sia-sia, bensin terus terpakai, sedangkan arah tujuan tidak jelas, sesekali mungkin anda berhenti, namun ketika bergerak anda akan mendapati kebingungan dengan tujuan anda.

Ketika anda belajar, mulai dari TK sampai S3, bukankah ada tujuan yang nyata. Apa jadinya sederet prestasi dan gelar, namun anda bingung dengan tujuan anda. Gelar yang anda dapatkan prestasi yang memenuhi lemari. Semuanya sia-sia jika tidak tahu arah tujuan.

Anda menikah punya tujuan yang jelas, bayangkan jika pernikahan yang melibatkan orang banyak, namun pada akhirnya tidak jelas arah kebersamaan sang suami dan istri. Berlalunya waktu anak semakin bertambah dan beranjak dewasa namun anda tidak menemukan arah tujuan dari pernikahan. Semua materi, waktu dan usaha akan sia-sia.

Coba anda berhenti sejenak, ditengah laju kendaraan yang anda gunakan, atau di tengah belajar, kerja, dan menikah. Kemana arah tujuan anda semua itu. Penulis kira semua sepakat ada tujuannya. Demikian juga dengan kehidupan kita, udara yang kita hirup, makanan dan minuman yang kita konsumsi, mata mampu melihat, telinga mampu mendengar, tangan mampu meraba dan kaki mampu berjalan. Apakah semua nikmat ini Allah ciptakan sia-sia taka da tujuan yang jelas.

Al-Qur’an yang diturunkan, para Nabi danRasul yang diutus, pahala dan siksaan yang disiapkan,  Surga dan Neraka yang janjikan, semua itu menunjukkan bahwa Allah menciptakan makhluk ada tujuan yang jelas. Dengarkan dan baca ayat berikut ini. Semoga Allah melindungi kita dari berbagai macam bahaya.

Allah berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat : 56).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata :  “Makna ayat tersebut; sesungguhnya Allah ta’ala menciptakan makhluk untuk beribadah kepada-Nya semata tanpa ada sekutu bagi-Nya. Barangsiapa yang taat kepada-Nya akan Allah balas dengan balasan yang sempurna. Sedangkan barangsiapa yang durhaka kepada-Nya niscaya Allah akan menyiksanya dengan siksaan yang sangat keras. Allah pun mengabarkan bahwa diri-Nya sama sekali tidak membutuhkan mereka. Bahkan mereka itulah yang senantiasa membutuhkan-Nya di setiap kondisi. Allah adalah pencipta dan pemberi rezeki bagi mereka.”

Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan, “Makna asal dari ibadah adalah perendahan diri dan ketundukan. Berbagai tugas/beban syari’at yang diberikan kepada manusia (mukallaf) dinamai dengan ibadah; dikarenakan mereka harus melaksanakannya dengan penuh ketundukan kepada Allah ta’ala. Makna ayat tersebut (QS. Adz-Dzariyat : 56) adalah Allah ta’ala memberitakan bahwa tidaklah Dia menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya.

Hendaknya kita melihat kembali tujuan hidup kita. Sehingga kita tidak keluar dari tujuan awal penciptaan. Setiap orang yang memiliki tujuan hidup ia tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu yang ia lalui tanpa bernilai ibadah. Apapun pekerjaan kita, kedudukan, dan jabatan yang kita miliki semestinya harus mendukung tujuan awal kehidupan kita.

Orang yang berakal pasti mengetahui tujuan ia diciptakan, tidak mungkin Allah menciptakan kita tanpa ada tujuan yang jelas. Sebagaimana kita berjalan dan safar pasti memiliki tujuan. Apalagi dengan kehidupan kita yang sangat berharga ini pasti memiliki tujuan. Dan tujuan yang paling mulia dari penciptaan manusia adalah beribadah kepada yang Maha Menciptakan. Oleh karena itu apapun yang kita lakukan dan tinggalkan harus bernilai ibadah.

Faidah dari Ayat :

  1. Tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah.
  2. Setiap kata ibadah dalam al-Quran maknanya adalah mengesakan (mentauhidkan).
  3. Setiap Nabi dan Rasul yang diutus menyeru kaumnya untuk mengesakan Allah dan memperingati dari bahayanya syirik.
  4. Ibadah menurut Syaikhul Islam mengatakan, “Ibadah adalah istilah yang meliputi segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, berupa ucapan maupun perbuatan, yang tampak maupun yang tersembunyi.”
  5. Pelajaran pertama yang wajib dipelajari setiap muslim adalah Tauhid dan Syirik.
  6. Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh ketundukan dan perendahan diri kepada Allah
  7. Jangan pernah bosen belajar tentang tauhid, karena pelajaran ini adalah semulia-mulianya mata pelajaran yang wajib kita kuasai.

Leave a Comment