Saudaraku semoga Allah merahmati kita. Jika ada anak kita yang ahli bidang teknologi, ahli bidang kesehatan, ahli bidang dunia lainnya. Otomatis kita sebagai orang tua merasa bangga dengan capaian yang mereka dapatkan.
Jaminan pekerjaan dunia telah nampak di pelopak mata. Semua menawarkan berbagai macam keindahan. Seolah dunia ada dalam genggaman tangannya. Maka orang tua mana yang tidak bangga dengan semua ini?
Terlebih di tengah masyarakat terpandang sebagai pejabat. Berbagai macam pujian dan harapan melekat pada diri mereka. Namun, saudaraku yang dirahmati Allah. Apa guna semua yang kita banggakan dari keahlian dan prestasi anak-anak kita dalam bidang dunia, jika tidak mereka bodoh dalam perkara agama dan akhirat. Wal Iyyadzu billah.
Dia ahli dalam bidang ini dan itu tentang dunia, tapi tidak paham makna tauhid, konsekuensi kalimat tauhid, tidak mengetahui tuntunan ibadah yang bener. Maka semua itu menjadi musibah yang harus kita perbaiki.
Miris rasanya jika semua kebanggaan itu menjadi cacat dengan minimnya pemahaman tentang agama dan akhirat. Perhatikan Hadist Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,
إِنَّ اللهَ تَعَالىَ يُبْغِضُ كُلَّ عَالِمٍ بِالدُّنْيَا جَاهِلٍ بِالْآخِرَة
“Sesungguhnya Allah ta’ala membenci orang yang pandai dalam urusan dunia namun bodoh dalam perkara akherat”. (HR. Al-Hakim ,dishahihkan oleh al-Albani)
Padahal dunia hanya sementara sekali, ibaratnya orang yang melakukan perjalan panjang, kemudian istirahat sebentar kemudian melanjutkan perjalanan lagi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا لِى وَ مَا لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَوَ تَرَكَهَا
“Apa peduliku dengan dunia?! Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya.” (HR. Ahmad, I/391, 441; at-Tirmidzi, no. 2377; Ibnu Mâjah, no. 4109; dan al-Hâkim, IV/310)
Maka jadikanlah agama dan akhirat menjadi prioritas utama dalam kehidupan kita. Belajar ilmu dunia bukan suatu hal yang tercela, namun akan tercela jika ia pintar ilmu dunia namun bodoh ilmu akhirat.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya,dan ia mendapat dunia menurut apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina. (HR. Ahmad, V/183; Ibnu Mâjah, no. 4105; Ibnu Hibbân, no. 72–Mawâriduzh Zham’ân, dan Al-Baihaqi, VII/288)
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang diterima“. (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu as-Sunni)
Dan juga Nabi صلى الله عليه و سلم berdoa, dengan doa:
اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي, وَعَلِّمْنِيْ مَايَنْفَعُنِيْ, وَ زِدْنِيْ عِلْمًا
“Ya Allah, berilah manfaat kepadaku dengan apa-apa yang Engkau ajarkan kepadaku, dan ajarkanlah aku apa-apa yang bermanfaat bagiku, Dan tambahkanlah ilmu kepadaku.”
(HR. at-Tirmidzi:3599, dan Ibnu Majah:251, 3833)
📚 Artikel ini disebarluaskan oleh @CKS (Cianjur kota Santri).
🌏 www.cianjurkotasantri.com/wp/wp.
IG, FP . Cianjurkotasantri
join Telegram klik :
📲 Atau Via WA dengan mengetik Daftar#Nama#L/P#Alamat kirim ke +6285624098804
Jika terdapat salahan dan kekeliruan dalam penulisan silahkan hubungi no. di atas
Baarakallahu fiikum