5. Apabila masa berbicra pada anak sudah dekat, dan anda ingin memudahkan mereka berbicara, maka tetesilah lidah mereka dengan madu dan air hangat dicampur garam dzar’ani (garam yang warnanya sangat putih atau garam beryodiyum). Karena keduanya (madu dan garam) dapat mengurai kelembaban yang pekat dan enzim mulut dapat menghalangi anak dari berbicara.
Ketika mulai berbicara, maka tuntunlah sang anak untuk mengucapkan kalimat
لا إله إلا الله محمد رسول الله .
Hendaklah yang pertama kali didengar oleh telinga mereka adalah pengetahuan untuk mengenal dan mengesakan Allah. Katakan kepada mereka bahwa Allah berada di atas Asry-Nya, Dia melihat mereka, mendengar segala perkataan dan senantiasa bersama mereka di mana pun mereka berada.
Kaum Bani Israil sering memberi nama anak-anak mereka dengan Immanuel, yang berarti “Tuhan Kami bersama Kami”. Oleh karena itu nama yang dicintai Allah yaitu ‘Abdullah (hamba Allah) dan ‘Abdurrahman (hamba Ar-Rahman)). Dengan harapan, semoga ketika anak itu sadar dan mampu memahami maknanya, maka ia akan mengetahui bahwa ia adalah hamba Allah, dan Allah adalah Majikan dan Penolongnya.
6. Saat Gigi Anak Tumbuh.
Apabila masa tumbuh gigi telah tiba, sebaiknya setiap hari gusi-gusi bayi diolesi keju atau mentega. Sementara pangkal leher mereka diolesi minyak sesering mungkin. Ekstra hati-hatilah pada saat gigi mereka mulai tumbuh hingga semuanya tumbuh secara sempurna dan kuat, sebaiknya hindari makanan yang keras, jangan sampai mereka mengonsumsinya. Sebab, hal itu dapat menyebabkan gigi mereka menjadi rusak, tidak rata, dan berbagai jenis kerusakan lainnya.
7. Tangisan Bayi.
Sebaiknya orangtua jangan merasa terganggu dengan tangisan dan teriakan bayi, terutama ketika dia membutuhkan air susu saat meresa lapar, karena tangisan tersebut sangat bermanfaat bagi perkembangan bayi. Dengan menangisnya seorang bayi, maka seluruh anggota badannya akan bergerak. Selain itu juga dapat memperluas lambung dan melapangkan dadanya, menghangatkan otak dan menghidupkan nalurinya, serta membangkitkan kekuatan instingnya. Dengan tangisan itu pula, seorang bayi membuang segala kotoran dan hal yang tidak diperlukan oleh tubuhnya, serta dapat membuang zat dan materi yang berlebihan dan tidak berguna bagi otaknya, seperti lendir pada hidungnya serta kotoran lainnya.
Bersambung……
Disadur dari Kitab Tuhfatul Mauduud bi Ahkamil Maulud.
📝 Abu Rufaydah Endang Hermawan.
Leave a comment
You must be logged in to post a comment.