6 total views, 1 views today
Seorang ayah hendaknya memberikan pembelajaran kepada anaknya bisa kapan saja. Bisa saat dalam perjalanan, di mobil, dan tidak terfokus didalam rumah. Terutama mengajari anak-anaknya perkara agama. Maka menjadi suatu keharusan bagi seorang ayah untuk mengetahui permasalahan agama, paham halal dan haram, memahami berbagai kiat mendidik, prinsip-prinsip akhlak, dan kaidah-kaidah syari’at. Apabila dia telah mengetahui hal tersebut, maka dia harus mempelajari berbagai persoalan agama. Hal ini dimaksudkan agar ayah dapat beribadah kepada Allah berdasarkan ilmu dan pemahaman yang benar.
Ketika anak masih kecil, mereka tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik mana yang buruk. Yang ada dalam dirinya adalah perasan senang yang mendorongnya untuk mengetahui orang yang mengarahkan dan membimbingnya hingga anak hidup dalam pengaruh orang yang membimbingnya. Apabila pengaruh pembimbing dan pengarah perilakunya tidak ada, maka anak akan tumbuh dalam kebingungan, motivasi, dan kepribadian yang lemah.
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan Hafizhohullah menjelaskan bahwa ayah sebagai penanggung jawab terbesar dalam rumah tangga berkewajiban mendidik keluarga serta putra-putrinya untuk mentaati Allah. Ia berkewajiban menumbuh kembangkan semua anggota kelurganya berdasarkan asas ketaatan kepada Allah. Dan senantiasa untuk mengiringinya dengan doa. Sebab di antara do’a-do’a yang dilantunkan oleh para nabi, adalah do’a khusus untuk kebaikan anak-anak dan keturunananya. (Taujihaat Al-Muhimmah Lisy Syabaabil Ummah, hal. 15-16).
Di rumah peran Ayah ibarat kepala sekolah, dan ibu sebagai guru. Ayah berperan sebagai seorang konseptor yang merancang kurikulum dan ibu sebagai guru pelaksana. Sehingga lahir para alumni yang baik.
Leave a comment
You must be logged in to post a comment.