5 total views, 1 views today
Siapakah diantara kita yang tidak kenal dengan Imam al-Bukhari atau Abu ‘Abdillah Muhammad bin Ismâ’îl bin Ibrâhîm bin al-Mughîrah bin Bardizbah al-Ju’fi al-Bukhâri rahimahullah (wafat th. 256 H) ?
Penulis kitab Sahih al-Bukhari bukanlah orang arab akan tetapi beliau . orang Ajam (non-arab) yang lahir pada pada hari Jum’at setelah shalat Jum’at 13 Syawwal 194 H di Bukhara (Bukarest). Dengan buah karya ini lah nama Imam Bukhari menjadi dikenal diseantero jagad. Sehingga para Ulama sepakat bahwa kitab tersebut adalah kitab shahih kedua setelah al-Qur’an. Tentunya banyak factor yang membuat Imam Bukhari seperti apa yang kita kenal sekarang.
Diantaranya kelebihan yang dimiliki Imam al-Bukhari adalah keshalihan dan kecerdasan hafalannya. Contoh kisah yang menggambarkan kecerdasaa beliau adalah Suatu ketika Bukhari rahimahullah datang ke Baghdad. Para ulama hadits yang ada di sana mendengar kedatangannya dan ingin menguji kekuatan hafalannya. Mereka pun mempersiapkan seratus buah hadits yang telah dibolak-balikkan isi hadits dan sanadnya, matan yang satu ditukar dengan matan yang lain, sanad yang satu ditukar dengan sanad yang lain. Kemudian seratus hadits ini dibagi kepada 10 orang yang masing-masing bertugas menanyakan 10 hadits yang berbeda kepada Bukhari. Setiap kali salah seorang di antara mereka menanyakan kepadanya tentang hadits yang mereka bawakan, maka Bukhari menjawab dengan jawaban yang sama, “Aku tidak mengetahuinya.” Setelah sepuluh orang ini selesai, maka gantian Bukhari yang berkata kepada 10 orang tersebut satu persatu, “Adapun hadits yang kamu bawakan bunyinya demikian. Namun hadits yang benar adalah demikian.” Hal itu beliau lakukan kepada sepuluh orang tersebut. Semua sanad dan matan hadits beliau kembalikan kepada tempatnya masing-masing dan beliau mampu mengulangi hadits yang telah dibolak-balikkan itu hanya dengan sekali dengar. Sehingga para ulama pun mengakui kehebatan hafalan Bukhari dan tingginya kedudukan beliau (lihat Hadyu Sari, hal. 652)
Muhammad bin Hamdawaih rahimahullah menceritakan: Aku pernah mendengar Bukhari mengatakan, “Aku hafal seratus ribu hadits sahih.” (Hadyu Sari, hal. 654). Bukhari rahimahullah mengatakan, “Aku menyusun kitab Al-Jami’ (Shahih Bukhari, pent) ini dari enam ratus ribu hadits yang telah aku dapatkan dalam waktu enam belas tahun dan aku akan menjadikannya sebagai hujjah antara diriku dengan Allah.” (Hadyu Sari, hal. 656)
Dan kita tahu bahwa tidak ada seorangpun yang dilahirkan langsung jadi ulama, dokter, guru dan lain-lain. Akan tetapi semua dilahirkan dalam keadaan tidak tahu.
dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl : 78)
Ayat ini ditunjukan kepada Aisyah Radhiallahu Anha, Umar bin Khaththab Radhiallahu Anhu, Imam Malik Rahimahullah, Imam Syafi’i Rahimahullah, Muhammad al-Fatih Rahimahullah dan sekeliber ulama lainnya. Akan tetapi proseslah yang membedakan semuanya.
Bersambung….
📝 Abu Rufaydah Endang Hermawan.
Artikel ini disebarluaskan oleh @CKS (Cianjur kota Santri).
www.cianjurkotasantri.com
IG. Cianjurkotasantri
Ikutilah Grup KIPAS (Kajian Pendidikan Islam) via Telegram di : Bit.ly/1S79GTK
Atau Via WA dengan mengetik Daftar#Nama#L/P#Alamat kirim ke 085624098804
Related Post
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
VIDEO SINGKAT
DONASI DAKWAH CIANJUR

Leave a comment
You must be logged in to post a comment.