11 total views, 1 views today
Sebelum penulis melanjutkan tema pendidikan pada fase Radha’ah (menyusui) penulis ingin mengingatkan kembali urgensi pendidikan anak. Berikut komentar para ulama tentang pendidikan anak:
Diriwayatkan dari Abdullah ibn Umar Radhiallahu Anhu, ia berkata : “Allah Ta’ala menyebut mereka sebagai orang-orang yang banyak berbakti (ia mengisyaratkan pada firman Allah : Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan” (Al-Infithar 82 : 13). Sebab mereka berbuat kebajikan kepada ayah dan anak. Sebagaimana kedua orang tuamu mempunyai hak atas dirimu, begitu juga anakmu mempunyai hak atas dirimu.”
Imam Ghazali Rahimahullah menuturkan, Perlu diketahui bahwa metode untuk melatih/mendidik anak-anak termasuk urusan yang paling penting dan harus mendapat prioritas yang lebih dari urusan yang lainnya. Anak merupakan amanat di tangan kedua orang tuanya dan hatinya yang masih bersih merupakan permata yang sangat berharga dan murni yang belum dibentuk dan diukir. Dia menerima apa pun yang diukirkan padanya dan menyerap apa pun yang ditanamkan padanya. Jika dia dibiasakan dan dididik untuk melakukan kebaikan, niscaya dia akan tumbuh menjadi baik dan menjadi orang yang bahagia di dunia dan akhirat. Dan setiap orang yang mendidiknya, baik itu orang tua maupun para pendidiknya yang lain akan turut memperoleh pahala sebagaimana sang anak memperoleh pahala atas amalan kebaikan yang dilakukannya. Sebaliknya, jika dibiasakan dengan keburukan serta ditelantarkan seperti hewan ternak, niscaya dia akan menjadi orang yang celaka dan binasa serta dosa yang diperbuatnya turut ditanggung oleh orang-orang yang berkewajiban mendidiknya (Abu Hamid al-Ghazali, Ihya Ulum al-Din 3/72).
al-Imam Ibnu al-Qayyim Rahimahullah menuturkan, Siapa saja yang mengabaikan pendidikan anaknya dalam hal-hal yang berguna baginya, lalu dia membiarkan begitu saja, berarti dia telah berbuat kesalahan yang fatal. Mayoritas penyebab kerusakan anak adalah akibat orang tua mengabaikan mereka, serta tidak mengajarkan berbagai kewajiban dan ajaran agama. Orang tua yang menelantarkan anak-anaknya ketika mereka kecil telah membuat mereka tidak berfaedah bagi diri sendiri dan bagi orang tua ketika mereka telah dewasa. Ada orang tua yang mencela anaknya yang durjana, lalu anaknya berkata, “Ayah, engkau durjana kepadaku ketika kecil, maka aku pun durjana kepadamu setelah aku besar. Engkau menelantarkanku ketika kecil, maka aku pun menelantarkanmu ketika engkau tua renta. (Tuhfah al-Maudud hal. 125)
Related Post
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
VIDEO SINGKAT
DONASI DAKWAH CIANJUR

Leave a comment
You must be logged in to post a comment.