14 total views, 1 views today
Disebutkan oleh Muhammad ibn Nashr di dalam kitab Mukhtashar Qiyam al-Lail, ia mengatakan, “Adalah shilah ibn Asy-yam rahimahullah, dimana ia pergi menuju padang pasir untuk beribadah dalam rangka menyendiri (Uzlah). Maka ia melewati beberapa anak muda yang sedang bermain-main, lalu ia memberikan nasihat kepada mereka, “Beritahukan kepadaku tentang suatu kaum yang hendak bersafar, namun setiap kali siang tiba mereka mampir, dan setiap kali malam tiba ia tidur, maka kapankah mereka akan sampai pada tujuan?
Demikian ia mengulng-ulang perkataannya sampai setiap kali melewati anak-anak muda tersebut.
Suatu hari, ia lewat kemudian menguapkan hal yang sama kepada mereka, tiba-tiba seorang pemuda dari mereka sadar akan maksud dari perkataannya, dan dia berkata, “Wahai temen-teman, demi Allah, sesungguhnya yang dimaksud oleh orang itu denggan perkataannya adalah kita; karena pada siang hari kita senantiasa bermain-main, sedangkan pada malam harinya kita tidur,” kemudian pemuda tersebut senantiasa mengikuti Shalih Asy-yam untuk beribadah dalam rangka menyendiri (uzlah) hingga ia wafat. (Adz-Dzahabi, Siar A’lam an-Nubala, hal. 37).
Faidah :
1. Agama adalah Nasihat, maka hendaknya kita untuk saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran.
2. Perhatikanlah adab dan akhlak dalam memberi nasihat.
3. Nasihat yang keluar dari hati akan diterima oleh hati.
4. Nasihat tidak cukup disampaikan sekali, akan tetapi harus berulang-ulang. Karena kita tidak tahu pada nasihat yang mana orang akan mererima.
5. Sabarlah dalam memberi nasihat ketika nasihat yang kita berikan tidak diterima.
6. Sadarilah bahwa yang membulak-balikan hati adalah Allah, dan atas kehendaknyalah nasihat itu diterima.
7. Boleh jadi kita menasihati banyak orang namun hanya sedikit yang menerima, tapi berbahagialah boleh jadi karena sadarnya orang tersebaut mejadi sebab kita dimasukkan kedalam surga.
8. Jangan meremehkan kebajikan sekecil apapun, karena bisa jadi kita membaca sebuah buku yang tipis, atau menghadiri majlis seorang yang junior, kemudian kita mendengarkan buah kalimat yang memebrikan pengaruh yang dahsyat di dalam dirinya tanpa kita sangka-sangka, sehingga karenanya kita mendapatkan kebaikan yang banyak berupa ilmu.
9. Hendaknya kita memiliki amala-amalan tersembunyi, karena amalan tersembunyi akan memadamkan murka Allah.
10. Masa muda hendaknya disibukan dengan ketaatan kepada Allah, bahkan Allah takjub kepada pemuda yang ta’at.
11. Masa muda rentan dengan foya-foya, kecuali orang-orang yang Allah rahmati.
Ditulis oleh Abu Rufaydah Endang Hermawan
Related Post
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Leave a comment
You must be logged in to post a comment.