Berdo’a dengan al-Ismul A’zham. Masih di dalam Shahiih Ibni Hibban, dari hadits Anas bin Malik, bahwa ia sedang duduk bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ada seorang laki-laki yang sedang shalat. Kemudia ia berdo’a:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الخَنَّانُ الْمَنَّانُ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، يَا ذَا الْجَلالِ وَالإِكْرَامِ، يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ، اللّهمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu, (dengan bersaksi) bahwa sesungguhnya hanya bagi-Mu segala puji. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau Yang Maha Pengasih, Maha Pemberi Kenikmatan, Yang mengciptakan langit dan bumi. Wahai Yang memiliki keagungan dan kemuliaan, Yang Mahahidup, Yang berdiri sendiri, tidak memerlukan makhluk. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu.”
Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sungguhm ia telah berdo’a dengan Nama-Nya yang agung (al-Ismul A’zham), yang apabila Dia diseru dengannya maka Dia akan mengabulkan, dan jika Dia diminta dengannya maka Dia akan memberi.” HR. Ibnu Hibban dalam Shahiih-nya (no. 979, al-Maktabah asy-Syaamilah). Dishahihkan oleh al-Albani rahimahullah dalam ash-Shahiihah (no. 2886, al-Maktabah asy-Syaamilah).
Ini adalah do’a penawar duka citra dan kesedihan menjadi kelapangan dan kegembiraan. Diriwayatkan dalam al-Musnad karya Imam Ahmad, dari hadits ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah seseorang ditimpa duka cita dan kesedihan lalu mengucapkan:
اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي، وَنُورَ صَدْرِي، وَجَلَاءَ حُزْنِي، وَذَهَابَ هَمِّي
(‘Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu dan anak dari hamba-Mu. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu. Berlaku padaku keputusan-Mu. Ketentuan-Mu padaku adalah adil. Aku mohon kepada-Mu dengan Nama yang Engkau gunakan untuk menamai Engkau sendiri, atau yang Engkau ajarkan kepada salah seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau pilih dalam ilmu ghaib di sisi-Mu; bahwa Engkau jadikan al-Qur’an sebagai penggembira hatiku, cahaya dadaku, pengusir kesedihanku dan penghilang duka citaku.’) kecuali Allah akan menghilangkan kesedihan dan duka citanya, lalu diganti dengan kelapangan.”( As-Silsilah ash-Shahiihah (I/337).
Dan berikut ini do’a ketika ditimpa penderitaan yang berat (du’aa-ul Karbi):
‘Laa ilaaha illallaahul ‘adziimul haliim laa ilaaha illallaahu robbul ‘arsyil adhiim.’
“Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Mahaagung lagi Maha Penyantun. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, Rabb ‘Arsy yang agung.” (HR. Al-Bukhari (no. 5869, al-Maktabah as-Syaamilah).
Disadur dari Buku “Do’a dan Dzikir untuk Ibu Hamil” oleh Abu Muhammad Ibnu Shalih bin Hasbullah, terbitan Pustaka Ibnu ‘Umar
Related Post
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Leave a comment
You must be logged in to post a comment.