- Mengintrospeksi diri sebelum tidur.
- Menutup pintu, mematikan api dan lampu sebelum tidur, berdasarkan sabda Nabi “Padamkanlah lampu-lampu pada waktu malam apabila kalian hendak akan tidur dan tutuplah pintu-pintu…”[1]
Alasan dipadamkannya api dan dimatikannya lampu adalah apa yang disabdakan oleh Nabi: “Karena sesungguhnya hewan kecil yang nakal (tikus) mungkin menarik sumbu lampu hingga membinasakan penghuni rumah”.[2];
Di dalam Al-Shahihaini dari Abi Musa radhiallahu anhu menceritakan: Suatu malam sebuah rumah di Madinah terbakar, lalu pada saat terjadi peristiwa tersebut, Rasulullah bersabd : “Sesungguhnya api ini adalah musuh bagimu, maka apabila kalian tidur maka matikanlah dia darimu”.
Adapun menutup pintu sebelum tidur, dijelaskan dalam riwayat Muslim dari hadits Jabir RA, Rasulullah SAW bersabda: “Dan tutuplah pintu-pintumu dan sebutlah nama Allah, sesungguhnya setan tidak akan membuka pintu yang tertutup.”[3]
Imam Nawawi rahimhullah berkata: “Apabila sebab (suatu perintah atau larangan) telah tiada maka laranganpun ditiadakan”.[4]
- Menutup bejana-bejana yang terbuka.[5] Ibnu Muflih berkata: dengan cara menutup bejana atau meletakkan kayu atau lainnya padanya[6], dalm As-Shahihaini dijelaskan.[7]
- Dianjurkan berwudhu’ sebelum tidur.[8]
- Di antara petunjuk Nabi adalah menggerak-gerakkan (membersihkan) alas tidur sebelum tidur, berdasarkan hadits Abi Hurairah Radhiallahu Anhu.[9]
- Berbaring di atas bagian tubuh yang sebelah kanan, dan meletakkan pipi di atas tangan yang sebelah kanan[10] Berdasarkan hadits riwayat Al-Barro’ bin Azib RA berkata: Rasulullah Shallahu Alaihi Wasallam [11]
- Membaca wirid-wirid yang sudah diajarkan oleh Rasulullah SAW, seperti: ayat kursi, surat Al-Ikhlash, dan Al-Mu’awwidzataini (Al-Falaq dan Al-Nas) lalu meniup padanya, membaca surat Al-Kafirun, lalu membaca sebagian do’a dan zikir…)
- Dimakruhkan tidur sendiri.
- Mencuci tangan setelah makan pada saat akan tidur.
- Berzikir kepada Allah pada saat bermimpi buruk dan tidak bisa tidur, seperti berdo’a dengan mengucapkan:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَامَّةِ مِنْ غَضَبِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَأَنْ يَحْضُرُوْنَ
“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari murka -Nya dan kejahatan hamba -Nya dan dari tipu daya setan serta mereka hadir di sisiku”.[12]
- Dimakruhkan tidur dengan posisi tertelungkup di atas wajah, berdasarkan hadits riwayat Abu Dzar RA bahwa Rasulullah melewati Abu Dzar dan beliau mendapatkannya tidur tertelungkup di atas wajahnya, maka beliau menggerak-gerakkannya dengan kaki beliau lalu berkata: Wahai Junaidib: Ini adalah bentuk tidur penghuni neraka”.[13]
- Dimakruhkan tidur di atas rumah yang tidak bertembok, berdasarkan sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam.[14]
- Lebih utama bagi seseorang agar tidak tidur setelah fajar, berdasarkan sabda Nabi.[15]
- Hadits yang menjelaskan bahwa “Nabi memakai celak mata sebelum tidur pada malam hari”,[16] adalah hadits yang lemah.
- Sudah dikenal dalam riwayat yang shahih bahwa Nabi Muhammad tidur pada awal malam menghidupkan akhir malam.[17]
- Dari Mu’adz bin Jabal bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidaklah seorang muslim tidur malam dengan berzikir dan bersuci lalu bangun pada waktu malamnya, kemudian meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat kecuali Allah akan mengabulkan permohonannya”.[18]
BEBERAPA ADAB SEPUTAR MIMPI
- Mimpi yang benar adalah bagian dari kenabian, berdasarkan sabda Nabi : “Mimpi yang benar adalah satu bagian dari empat puluh enam bagian dari kenabian”.
- Mimpi adalah permulaan wahyu.[19]
- Kebenaran suatu mimpi sangat tergantung pada kejujuran orang yang bermimpi, dan orang yang paling benar mimpinya adalah orang yang paling jujur ucapannya.
- Pada saat zaman sudah mendekati (hari kiamat), suatu mimpi jarang yang salah, berdasarkan sabda Nabi: “Apabila zaman telah mendekati (hari kiamat), maka mimpi seorang mu’min jarang yang bohong, dan orang yang paling benar mimpinya adalah orang yang paling jujur ucapannya, dan mimpi seorang mu’min adalah satu bagian dari empatpuluh enam bagian kenabian.”[20]
- Mimpi terbagi dalam tiga kategori, yaitu rahmani, nafsi dan syaitani, seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad dalam hadits riwayat Al-Bukhari: “Mimpi terbagi menjadi tiga: Mimpi yang baik adalah kabar gembira dari Allah, mimpi yang membuat orang bersedih dari tipu daya setan dan mimpi melihat sesuatu adalah mimpi yang diwujudkan karena pengaruh kejiwaan seseorang”.[21]
- Mimpi para Nabi adalah wahyu, sebagai mimpi yang terbebas dari tipu daya setan, seperti mimpi Ibrahim alaihissalam dalam menyembelih putranya Ismail alaihissalam, dan mimpi selain para Nabi diukur (kebenarannya) dengan wahyu yang jelas, apabila (mimpi tersebut) sesuai dengan wahyu maka seseorang diperbolehkan berbuat berdasarkan mimpi tersebut namun jika sebaliknya maka tidak diperbolehkan beramal dengannya.
- Barangsiapa ingin agar mimpinya selalu benar maka hendaklah berusaha berkata jujur, memakan barang yang halal dan menjaga perintah syara’ serta menjauhi larangan Allah dan Rasulnya, tidur dengan bersuci dan menghadap kiblat, juga menyebut nama Allah sampai dirinya tertidur.
- Mimpi yang paling baik adalah mimpi pada waktu sahur, sebab pada waktu tersebut adalah waktu turunnya Allah dan diamnya setan-setan, sebaliknya mimpi pada waktu atamah (awal malam setelah hilangnya mega merah sampai sepertiga awal dari waktu malam) adalah waktu menyebarnya setan.
- Dari Abi Sa’id Al-Khudri radhiallahu anhu bersabda : Rasulullah bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian melihat suatu mimpi yang disenanginya, sesungguhnya mimpi tersebut dari Allah, maka handaklah dia menyebut nama Allah atasnya dan menceritakannya (kepada orang lain), dan apabila dia melihat selain itu, dari sesuatu yang dibencinya, sesungguhnya dia berasal dari setan maka hendaklah dia berlindung kepada Allah dari keburukannya dan janganlah dia menceritakannya kepada seorangpun, sesungguhnya mimpi tersebut tidak memudharatkannya”. [22]
- Dari Abi Qotadah RA berkata: Rasulullah bersabda: “Mimpi yang benar dari Allah, dan mimpi yang dusta dari setan, dan apabila salah seorang di antara kalian melihat sesuatu yang dibencinya maka hendaklah dia meniup ke sebelah kanannya tiga kali kemudian berlindung kepada Allah dari keburukannya sesungguhnya dia tidak akan memudharatkannya”.[23]
- Dari Jabir RA berkata: Rasulullah bersabda :”Apabila salah seorang di antara kalian melihat mimpi yang tidak disukainya maka hendaklah dia meludah ke sebelah kirinya tiga kali dan berlindunglah kepada Allah dari setan tiga kali, lalu hendaklah dia berpindah dari posisinya yang semula”.[24]
ADAB YANG DIANJURKAN SAAT MELIHAT MIMPI YANG BAIK ADALAH
- Memuji Allah atas mimpi tersebut,merasa gembira dengannya .
- Menceritakannya kepada orang yang disukainya optimis dengan kebaikan karenanya.
- Waspada terhadap sikap bangga diri.
ADAB YANG DIANJURKAN SAAT MELIHAT MIMPI YANG BURUK ADALAH
- Berlindung kepada Allah dari keburukannya.
- Tidak menceritakannya kepada seorangpun.
- Berlindung kepada Allah dari kejahatan setan, meludah saat dia bangkit dari tidurnya sebanyak tiga kali.
- Berwudhu’ dan shalat dua rakaat[25].
- Merubah posisi tidur dari pinggang yang semula kepada posisi yang lain.
Disadur dari kitab Mausu’atul Adab secara ringkas
📝 Abu Rufaydah, Lc. MA Hafidhohullah
📚 Artikel ini disebarluaskan oleh
@CKS (Cianjur kota Santri).
🌍www.cianjurkotasantri.com/wp/wp.
🌐 IG, FP . Cianjurkotasantri
join Telegram klik : Bit.ly/1S79GTK
📱 Atau Via WA ketik Nama#L/p#alamat# kirim ke 085624098804
[1] HR. Al-Bukahri no: 6296, Muslim no: 2012.
[2] Fatul Bari 11/89
[3] HR. Muslim no: 2012
[4] Syarah Muslim 13/156, no: 2015.
[5] HR. Muslim no: 5223.
[6] Al-Adabus Syar’iyah 3/238, dan hikmah meletakkan kayu di atasnya adalah-wallahu a’alam- untuk membiasakan menutupnya dan tidak melupakannya, atau sebab untuk mencegah hewan melata yang lewat di sekitarnya, dan tindakan ini dikerjakan baik pada waktu malam atau siang. Al-Adabus Syar’iyah 3/242.
[7] HR. Bukhari no: 5623, Hr. Muslim no: 2710.
[8] HR. Bukahri no: 247, Muslim no: 2710
[9] Kesimpulan yang dapat diambil dari hadits tersebut:
- Disunnahkan menggerak-gerakkan alas tidur seblum tidur.
- Digerakkan tiga kali.
- Membaca bismillah saat menggerakkannya.
Dan orang yang berdiri meninggalkan alas tidurnya lalu kembali datang maka dianjurkan menggerakkannya kembali.
[10] Tidur di atas bagian tibuh yang sebelah kanan mempunyai manfaat, yaitu: Membuat seseorang lebih cepat terjaga sebab hati tergantung dengan arah sebelah kanan maka dia tidak menjadi berat karena tidur.
[11] HR. Bukhari no: 6320, Muslim no: 2714.
[12] HR. Abu Dawud no: 3893 dan dihasankan oleh Albani.
[13] HR. Ibnu Majah no: 3724 dan dishahihkan oleh Albani no: 905
[14] HR. Bukhari dalam Al-Adabul Mufrod no: 1192 dan dishahihkan oleh Albani no: 908.
[15] HR. Abu Dawud no: 2606, dishahihkan oleh Albani no: 1300.
[16] Dhaif, dilemahkan oleh Albani dalam Silsilatud Dhaifah no: 2454.
[17] HR. Ahmad, Al-Syaikhani dan Ibnu Majah.
[18] HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Albani dalam kitab Al-Misykat no: 1215 dan Shahih Abu Dawud no: 4216.
[19] HR. Ibnu Majah dalam bab: Al-Ta’bir no: 3907 dan dishahihkan oleh albani dalam Al-Shahihah no: 1870.
[20] HR. Bukhari no: 7071, Muslim no: 2263.
[21] Al-Silsilatus Shahihah No: 3014.
[22] Shahihul Jami’ no: 550
[23] HR. Bukhari dan Muslim
[24] HR. Ibnu Majah no: 3156
[25] Disebutkan dalam kitab Al-Bukhari dalam bab Al-Qoid fil Manam dari Abi Hurairah radhiallahu anhu tentang shalat dan lafaznya adalah: Barangsiapa yang melihat di dalam tidurnya sesuatu yang dibencinya maka hendaklah dia tidak menceritakannya kepada seseorang, dan hendaklah dia bangkit dan mendirikan shalat. Disebutkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya.