93 total views, 1 views today
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu dia berkata;
كُنْتُ أَمْشِي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهِ بُرْدٌ نَجْرَانِيٌّ غَلِيظُ الْحَاشِيَةِ فَأَدْرَكَهُ أَعْرَابِيٌّ فَجَذَبَهُ جَذْبَةً شَدِيدَةً حَتَّى نَظَرْتُ إِلَى صَفْحَةِ عَاتِقِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَثَّرَتْ بِهِ حَاشِيَةُ الرِّدَاءِ مِنْ شِدَّةِ جَذْبَتِهِ ثُمَّ قَالَ مُرْ لِي مِنْ مَالِ اللَّهِ الَّذِي عِنْدَكَ فَالْتَفَتَ إِلَيْهِ فَضَحِكَ ثُمَّ أَمَرَ لَهُ بِعَطَاءٍ
“Aku pernah berjalan bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang ketika itu beliau mengenakan selendang yang tebal dan kasar buatan Najran. Kemudian seorang Arab Badui datang lalu menarik beliau dengan tarikan yang sangat keras hingga aku melihat permukaan pundak Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berbekas akibat kerasnya tarikan selendang itu. Lalu orang itu berkata, “Berikanlah aku harta Allah yang ada padamu”. Kemudian beliau memandang kepada orang Arab Badu itu seraya tertawa, lalu beliau memberikan sesuatu kepadanya”. (HR. Al-Bukhari no. 5809 dan Muslim no. 1057)
✅ Imam Nawawi rahimahullah memberikan komentar terhadap hadits di atas dengan ucapannya, “Di dalamnya terdapat pelajaran berupa sikap menahan diri terhadap orang-orang jahil dan tidak melayani mereka serta membalas keburukan dengan kebaikan. ( Syarah Muslim, no. 1057).
♻ Syaikh Fahad bin Abdul Aziz mengatakan, “Tidak diragukan lagi, sampai tingkat bagaimanapun perkara orang yang meminta sesuatu (pada masa ini) masih jauh di bawah sikap si badui ini. ( al Muallim Al Awwal, 42).
➡ Oleh karena seorang guru hendaknya bersabar terhadap perilaku dan sifat yang terdapat pada muridnya. Setiap murid memiliki kekurangan dan kelebihan yang berbeda. Maka jadikan kelebihan dan kekurangan tersebut sebagai motivasi membangun generasi gemilang di masa yang akan datang. Dibalik kesuksesan Nabi adalah mampu memaksimalkan potensi yang ada pada sahabat, di mana antara yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi.
Kesimpulan:
1⃣ Sabar adalah faktor utama kesuksesan guru.
2⃣ Amarah merupakan pergolakan di dalam hati, salah dalam mempertimbangkan, lemah dalam membedakan, dan bermuara pada kecelakaan.
3⃣ Kepiawaian guru terletak pada cara meredam amarahnya dan menundukkan saraf-sarafnya.
4⃣ Kelemahlembutan Nabi shallallahu alaihi wasallam kepada keluarga dan pelayan beliau, dimana beliau sama sekali tidak pernah memukul mereka walaupun mereka berbuat kesalahan.
5⃣ Sifat pemaaf Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang sangat tinggi sehingga beliau tidak pernah membalas dendam pada orang yang menzhalimi beliau.
6⃣ Diperbolehkan marah atau memukul -tentunya sesuai dengan situasi dan kondisi- jika berkenaan dengan hal-hal yang Allah haramkan dilanggar atau perintah yang ditinggalkan.
7⃣ Di antara bentuk kesempurnaan cinta kepada Allah adalah cinta dan benci karena Allah, senang dan marah juga karena Allah.
8⃣ Wajibnya seorang dai untuk bersabar dari perilaku jelek orang yang dia dakwahi, sebagaimana seorang guru wajib bersabar atas tingkah laku muridnya yang jelek.
9⃣ Sepantasnya seorang dai memaafkan dan memaklumi kesalahan orang yang jahil terhadap agama.
🔟 Hendaknya para dai memikirkan apa yang mereka bisa berikan kepada mad’u (orang yang didakwahi) dan bukan berfikir apa yang bisa saya dapatkan dari mad’u.
1⃣1⃣ Semakin mirip seseorang dengan para nabi maka akan semakin berat ujian yang akan menimpa dirinya.
📝 Abu Rufaydah Endang Hermawan
📚 Artikel ini disebarluaskan oleh @CKS (Cianjur kota Santri).
🌏 www.cianjurkotasantri.com.
IG, FP . Cianjurkotasantri
join Telegram klik : Bit.ly/1S79GTK
📲 Atau Via WA dengan mengetik Daftar#Nama#L/P#Alamat kirim ke +6285624098804
Jika terdapat salahan dan kekeliruan dalam penulisan silahkan hubungi no. di atas
Baarakallahu fiikum
Related Post
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Leave a comment
You must be logged in to post a comment.