6 total views, 1 views today
Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim telah meriwayatkan suatu hadits dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَجَمَالِهَا، وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Wanita itu dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, kemuliaan nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka nikahilah wanita yang baik agamanya niscaya kamu beruntung.
Seorang penyair berkata :
الأم مدرسة إذا أعددتها أعددت شعبا طيب الأعراق
Ibu adalah madrasah (tempat belajar) bila kau mempersiapkannya, kau telah menyiapkan bangsa yang hebat.
Allah telah membekali seorang ibu dengan naluri keibuannya yang tidak diberikan kepada seorang ayah. Naluri ini secara fisik merupakan naluri yang paling kuat dari semua naluri fisik lainnya. Para Ahli ilmu kejiwaan telah melakukan penelitian pada tikus, dan dari percobaan itu mereka telah menemukan bahwa stimulan fisik seorang ibu akan menghasilkan berbagai hal sebagai seperti : keibuan, kehausan, kelaparan, dan seksualitas. Karena itu, seorang ibu siap untuk melindungi anak dan berkorban demi anaknya, baik dalam kondisi istirahat maupun tidur, sedangkan dirinya tetap ridha.
Factor tersebut dapat membuat ibu kuat untuk bergadang demi kenyamanan anaknya, terutama pada usia dua tahun pertama, dimana peran seorang ayah pada saat seperti itu masih sangat sedikit. Dua tahun pertama memiliki pengaruh sangat besar terhadap kepribadian anak. Ilmu kejiawan belum bisa mendeteksi dimanakah letak rahasianya. Diantara fenomena itu, bahwa bayi dapat mengenali ibunya dari baunya, kemudian mengenali suaranya. Sebagaimana pula bahwa bahasa ibu merupakan bahasa pertama yang diikuti oleh anak. Mayoritas emosi seorang anak pada tahun pertama berkaitan dan terpusat pada ibu, atau orang yang
menggantikan peran ibu tersebut. (Daur Bait Fii Tarbiyatith Thiflil Muslim).
Bersambung….
📝 Abu Rufaydah Endang Hermawan.
Leave a comment
You must be logged in to post a comment.