Syaikh DR. M. Rateb an-Nabulsy Hafidhohullah ketika ditanya dalam salah satu stasiun TV tentang pengaruh teman beliau berkata, Setelah adanya penelitian panjang dari para pakar psikoligi, mereka menyimpulkan bahwa pengaruh Ayah, Ibu, kakak, adik, paman, bibi, Khatib Jumat, dan guru tidak lebih dari 40 % saja. Sedangkan pengaruh teman mencapai 60 %.
Oleh karena itu orang tua mesti memastikan dengan siapa anaknya berteman. Karena banyak faktor kenapa temen lebih besar pengaruhnya dalam keburukan atau kebaikan.
Kerusakan yang terjadi pada remaja saat ini, mulai dari pergaulan bebas, minum obat-obatan terlarang, tauran, dan kenakalan lainnya adalah dampak dari salah memilih teman. Juga sebaliknya jika kita dapati remaja yang hidup dalam kebaikan pasti adanya pengaruh dengan temannya.
Durasi waktu yang digunakan para remaja dengan teman-temannya jauh lebih banyak dibandingkan dengan orang tua, guru dan keluarganya.
Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السُّوءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رَيْحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيْرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا خَبِيثَةً
“Permisalan teman duduk yang saleh dan teman duduk yang buruk seperti penjual misik dan pandai besi. Adapun penjual misik, boleh jadi ia memberimu misik, engkau membeli darinya, atau setidaknya engkau akan mencium bau harumnya. Adapun pandai besi, boleh jadi akan membuat bajumu terbakar atau engkau mencium bau yang tidak enak.”
(HR. al-Imam al-Bukhari dalam ash-Shahih (no. 2101 dan 5534), Muslim t (8/37—38).
Dari hadits di atas menunjukkan bahwa dengan siapapun seseorang bergaul akan terpengaruh oleh temannya.
Persahabatan adalah hubungan social yang nyaris tidak terlepas dari sejarah manusia. Hubungan ini berpengaruh besar dalam kehidupan jiwa, social, dan wawasan seseorang. Di antara contoh sejarah istimewa pengaruh persahabatan adaah persahabatan Abu Bakr Ash-Shiddiq Radhiallahu Anhu dengan Rasulullah Shallallahu Alaih wasallam. Ikatan jiwa dan tujuan pun kemudian dihasilkan dari persahabatan tersebut.
Para remaja cenderung mengarah kepada teman sebaya untuk membentuk suatu persahabatan yang melibatkan banyak hal, diantaranya persamaan perubahan fisik, jiwa, akal dan lainnya. Kesamaan di antara para sebaya ini sering kali memicu remaja untuk terikat erat dalam sebuah persahabatan yang bagi mereka adalah segalanya. Biasanya, tidak ada seorang pun yang mereka lihat lebih utama dari sahabat mereka.
Umumnya tujuan dan pandangan remaja terkait dengan tujuan dan pandangan persahabatan ini. Bahkan cinta yang ada di dalam persahabatan ini sampai pada tingkatan pribadi dan kedekatan, sampai-sampai remaja tidak akan melakukan apapun tanpa melibatkan teman dekatnya. Rasulullah Shalallahu Alahi Wasallam bersabda :
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian”. (HR. Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2: 344, dari Abu Hurairah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ 3545).
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda, “Seseorang itu bersama dengan yang ia cintai”. (HR. Muttafaq Alaihi).
Teman dekat mempengaruhi akidah, keyakinan, dan pemikiran seseorang. Inilah pengaruh paling dalam dan menyita perhatian sebagian besar para orang tua dan pendidik setelah hilang kesempatan.
Karena besarnya pengaruh yang ditimbulkan teman, para pendidik bisa mengenali seseorang melalui teman-temannya dan menilainya berdasarkan pengetahuan teman-temannya. Dalam sebuah atsar disebutkan, Jauhilah teman tidak baik, karena dengan teman seperti itu kau dikenal”.
Seorang pujangga menuturkan:
عَنِ الْمَرْءِ لَا تَسْأَل وَاسْأَلْ عَنْ قَرِيْنِهِ – – فَـكُلُّ قَــرِيْنٍ بِالْمُقَـارِنِ يَقْتَــدِيْ
إِذَا كُنْتَ فِيْ قَوْمٍ فَصَـاحِبْ خِيَارَهُمْ – – وَلَا تَصْحَب الْأَرْدَى فَتَرْدَى مَعَ الرَّدِيْ
“Tidak perlu engkau tanyakan (tentang) siapa seseorang itu, namun tanyakanlah siapa teman dekatnya”
“Karena setiap orang itu meniru (tabiat) teman dekatnya”
“Jika engkau ada di suatu kaum, maka bertemanlah dengan orang-orang yang baik diantara mereka”
“Dan janganlah berteman dengan orang-orang yang hina (diantara mereka), niscaya engaku menjadi hina bersamanya.”
Malik bin Dinar rahimahullah di mana ia berkata,
كُلُّ جَلِيْسٍ لاَ تَسْتَفِيْدُ مِنْهُ خَيْرًا فَاجْتَنِبْهُ
“Setiap pertemanan yang tidak mendatangkan kebaikan apa-apa bagimu, maka jauhilah.”
(, Hilyatul Auliya’, 1: 51, dinukil dari – At Tadzhib Al Mawdhu’iy li Hilyatil Auliya’, hal. 471).
➡ Kepada setiap orang tua semoga Allah merahmatimu, pastikan bahwa anak-anakmu sudah berteman dengan teman yang baik. Teman yang akan membawa kepada kebaikan dunia dan akhirat. Bukan teman yang akan menyeret kepada keburukan.
📚 disebarluaskan oleh @CKS (Cianjur kota Santri).
🌏 www.cianjurkotasantri.com/wp/wp.
IG, FP . Cianjurkotasantri
join Telegram klik :
📲 Atau Via WA dengan mengetik Daftar#Nama#L/P#Alamat kirim ke +6285624098804
Atau klik : https://goo.gl/ORlSgp
Jika terdapat salahan dan kekeliruan dalam penulisan