Sebagian wanita mungkin bertanya :”Bukankah pengasuh (baby sitter), pendidik atau pembantu dapat menggantikan posisi ibu yang harus keluar untuk bekerja di luar rumah ?” Jawaban untuk pertanyaan tersebut sederhana. Bahwa hubungan antara ibu dan anak adalah hubungan fisik dengan seluruh maknanya, karena anak adalah bagian darinya. Disamping itu, factor keibun akan mendorongnya untuk menghiasi dan menjaga anaknya. Factor lainnya adalah ibu merawat anaknya dengan dorongan cinta, bukan dorongan kewajiban, seperti yang dilakukan oleh pengasuh atau pembantu. Terdapat perbedaan besar antara cinta dan kewajiban. Seorang ibu akan menemukan kegembiraan dan kebahagiaan saat memandikan anaknya, karena ia ingin memperbaiki kondisinya. Sementara pengasuh dan pembantu akan merasakan lelah dan bosen dengan pekerjaan itu, bahkan muak ketika mengerjakan tugasnya. Sang bayi pun akan merasa muak dan bosen sebagaimana dia bisa merasakan ridha, cinta dan kasih sayang ketika melihat wajah ibunya, ketika ibunya memandikan dan menyusuinya.
Alexs Karl sangat paham betul tentang peran seorang ibu, ia pernah berkata; “Masyarakat modern telah melakukan kesalahan serius dengan menggantikan pendidikan dilingkungan keluarga dengan pendidikan di sekolah secara total. Oleh karenanya, ibui-ibu meniggalkan anak-anak mereka pada masa menyusui. (Laila Al-Iththar, hal. 62).
Oleh karena itu, hendaknya setiap wanita (ibu) untuk bertaqwa kepada Allah dan meniti jalan para salafush shalih dalam mendidik anak-anaknya. Sehingga pada akhirnya lahirlah dari rahim-rahim mereka orang-orang yang shalih. Untuk laki-laki posisikanlah wanita diposisi yang agung. Jagalah mereka dengan penjagaan yang baik, beruamalahlah dengannya dengan akhlak dan adab yang indah. Wallahu A’lam.
selesai…
Leave a comment
You must be logged in to post a comment.