5 total views, 1 views today
Allah Ta’ala Berfirman :
وَالَّذِينَ هُم بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ
Dan orang-orang yang mereka itu tidak berbuat syirik kepada Tuhan mereka. (Al- Mu’minun/23: 59).
Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh rahimahullah berkata : “Makna ayat di atas adalah mereka tidaklah menyembah Allah bersamaan dengan menyembah selain Allah, akan tetapi mereka mentauhidkan Allah dan mereka mengetahui bahwa Allah yang Maha Esa, tidak beristri dan beranak serta tidak ada tandingan bagi Allah. (Fathul Majiid, hal. 69).
Syaikh Shaleh al-Fauzan Hafidhahullah berkata : “Maka orang-orang yang memiliki sifat seperti ini, sungguh dia telah mencapai puncak tertinggi dari tahqiq (perwujudan) terhadap tauhid. Sehingga, dia akan bias masuk surge tanpa hisab (perhitungan) dan tanpa adzab (siksa). (al-Mulakhas fi Syarah Kitab Tauhid, hlm. 35).
Sifat ini menunjukkan mereka mengaplikasikan makna kalimat Tauhid, tidak menyekutukan Allah selamanya, apakah syirik kecil atau syirk besar, yaitu mereka tidak terjatuh kedalam kubangan kesyirikan selamanya. Mereka itulah orang-orang yang mengaplikasikan tauhid, selamat dari berbagai macam kesyirikan, apakah syirik besar, kecil, syirik yang tersembunyi atau namkan, dan selamat dari berbagai macam syirik, bid’ah dan khurafat. (Ianatul Mustafid bi Syarhi Kitab Tauhid, hlm. 80).
Dan orang-orang yang mereka itu tidak berbuat syirik, maksudnya adalah syirik secara umum, jika telah mewujudkan kalimat Tauhid secara umu, bukan berarti mereka tidak terjatuh dalam perbuatan maksiat, karena setiap manusia pasti berbuat maksiat, karena mereka tidak ma’shum (terjaga dari kesalahan). Akan tetapi mereka jika berbuat dosa, mereka bersegera taubat dan tidak terus menerus melakukan maksiat…, (Qaulul Mufiid ala Kitab Tauhid, hlm. 56).
FAIDAH DARI AYAT DI ATAS.
1. Wajibnya menjauhi syirik dan orang-orang yang berbuat syirik, serta berlepas diri dari mereka.
2. Menyifati orang-orang beriman atau mukminin dengan terwujudnya tauhid.
3. Hendaknya seorang mukmin menjauhi berbagai macam kesyirikan.
4. Orang beriman jika melakukan maksiat, ia segera bertaubat,
5. Tidak ada manusia yang ma’shum (terjaga dari kesalahan) kecuali Nabi Muhammad.
6. Selalu mempelajari Tauhid dan syirik, agar tidak terjatuh dalam kubangan kesyirikan.
Referensi ;
1. Fathul Majiid
2. al-Mulakhas fi Syarah Kitab Tauhid
3. Qaulul Mufiid ala Kitab Tauhid
Ditulis oleh Ust. Abu Rufaydah, Lc. MA
Related Post
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
VIDEO SINGKAT
DONASI DAKWAH CIANJUR

Leave a comment
You must be logged in to post a comment.