10 total views, 2 views today
Saat sendiri, orang-orang bertanya kapan menikah ? sudah menikah sering ditanya kapan dapat momongan ? Iya. Pertanyaan ini sering kita dengar bahkan kita pun pernah ditanya. Setiap keluarga muslim mendambakan kehadiran seorang anak. Terlebih jika rumah tangga yang dibina sudah berjalan lama. Kehadiaran anak menjadi pelengkap kebahagiaan sebuah keluarga ideal. Keluarga tanpa anak, bak ruang hampa tanpa perabotan.
Sebagian rumah tangga merasa risau dan gelisah, manakala anak yang ditunggu tak kunjung datang. Bahkan demi untuk mendapatkan anak segala cara pun ia tempuh. Namun bukan anda satu-satunya yang merasakan bahkan Nabi Ibrahim Alaihis Salam dan Nabi Zakariya Alaihis Salam pun pernah diuji dengan penantian panjang. Penantian lahirnya sang buah hati. Penantian yang menuntut kesabaran.
Allah mengabadikan ketulusan dan keistiqomahan Nabi Zakariya Alaihis Salam dalam berdoa kepada Allah. Allah berfirman.
“Yaitu kala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut, ‘Sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, namun aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, duhai Tuhanku. Dan sungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku mandul, maka anugerahilah aku dari sisi-Mu seorang putra, yang akan mewarisiku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’qub. Jadikanlah pula ia, duhai Tuhanku, seorang yang diridhai.’” (QS. Maryam: 2 – 6)
Doa Nabi Zakariya pun terkabul,
“Wahai Zakariya, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang bernama Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.” (QS. Maryam: 7).
Kabar gembira datang saat Nabi Zakaria sedang shalat.
“Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedangkan ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya), ‘Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu), dan seorang nabi yang termasuk keturunan orang-orang shalih.” (QS. Ali Imran: 39).
Pelajaran penting dari kisah Nabi Zakariya Alahis Salam:
- Memohonlah kepada Allah dengan adab dan cara yang baik. Diantara cara berdoa kepada Allah yaitu dengan suara yang lembut, penuh perendahan diri di hadapan Allah Rabbul ‘alamin.
- Berbaik sangkalah kepada Allah dalam setiap kondisi.
- Berdo’a kepada Allah dengan Asmaul Husna: Ya Rabbi, wahai Tuhanku, Engkau Maha Mengabulkan doa, Engkau Maha Mendengar, Engkau Maha Pemurah, atau Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Hampir setiap Nabi memohon kepada Allah dengan menyebut nama Al-Rabb.
- Istiqomahlah dalam berdo’a disertai dengan penghinaan diri dihadapan yang Maha Mulia dan menyebutkan kelemahan diri dihadapan yang Maha Kuat. Hal ini terlihat dari pengakuan kondisi Nabi Zakaria yang telah menua dan istrinya yang mandul.
- Selain memohon agar dikaruniai anak, Nabi Zakariya juga memohon agar anak tersebut adalah seorang hamba yang Allah ridhai.
- Anak merupakan rahmat Allah. Kehadirannya adalah kabar gembira. Siapa pun yang telah menikah lalu dikaruniai buah hati, hendaklah senantiasa bersyukur. Syukur itu ditancapkan dalam hati, dituturkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan. Di antara wujud syukur melalui perbuatan adalah: mendidik anak dengan benar sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabar atas perilaku mereka, dan selalu mendoakan kebaikan bagi mereka.
- Ketika Malaikat memberi kabar gembira dengan kelahiran anaknya, ia dalam keadaan beribadah kepada Allah.
- Diantara sebab terkabulnya doa Nabi Zakaria adalah ia lelalu bersegera dalam melakukan kebaikan dan berdo’a kepada Allah dengan penuh rasa cemas (lihat QS. Al-Anbiya : 89-90).
Related Post
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Leave a comment
You must be logged in to post a comment.