6 total views, 1 views today
KAIDAH PERTAMA MEMAHAMI KESYIRIKAN
Oleh Abu Rufaydah
Kaidah pertama:*
Anda perlu mengetahui bahwa orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meyakini bahwa Allah Ta’ala adalah satu-satunya Pencipta dan Pengatur (segala urusan). Namun demikian, hal itu tidaklah menyebabkan mereka masuk ke dalam agama Islam. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنْ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنْ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنْ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ
“Katakanlah: ‘Siapa yang memberi rizki kepada kalian dari langit dan bumi, atau siapa yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapa yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati (menghidupkan) dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup (mematikan), dan siapa yang mengatur segala urusan? ‘Maka mereka (kaum musyrikin) akan menjawab:’Allah’. Maka katakanlah:’Mengapa kalian tidak bertakwa (kepada-Nya)” (QS. QS. Yunus: 31).
Dari keterangan penulis rahimahullah di atas, bisa kita pahami beberapa poin penting berikut ini;
- Ayat di atas menjelaskan bahwa orang-orang musyrik di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengakui Rububiyyah Allah, mereka mengetahui bahwa Allah yang Maha Memberikan Rizki, Maha Menciptakan, Maha Menghidupkan Mematikan, dan Maha Mengatur, namun keyakinan mereka seperti ini diperangi oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, jika mereka meninggal kekal di dalam neraka. Menunjukkan aqidah mereka masih dalam kekafiran, sampai mereka beribadah hanya kepada Allah.
Banyak dalil dari al-Qur’an yang semisal dengan ayat di atas seperti QS. Luqman ayat 25, QS. Al-Mu’minun ayat 86, 87 dan 90;
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ
“Sungguh jika kamu bertanya kepada mereka (orang-orang kafir jahiliyah), ’Siapa yang telah menciptakan mereka?’, niscaya mereka akan menjawab ‘Allah’ ”. (QS. Az Zukhruf: 87)
Dengan demikian manusia secara fitrah mengakui Rububiyyah Allah, akan tetapi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diutus untuk menegakkan kalimat Tauhid Lailaha Illallah yaitu mengajak manusia agar mengesakan Allah dalam peribadahan.
- Kesyirikan zaman dahulu hanya terjadi di waktu lapang. Di antara bukti yang menunjukkan bahwa kesyirikan orang musyrik jahiliyyah hanya di waktu lapang saja adalah beberapa ayat, seperti dalam Surat Yunus ayat 22-23, Surat An-Nahl ayat 53-54, Surat al-Isra’ ayat 69, Surat al-Ankabut ayat 65 dan Surat Luqman ayat 32.
Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذَا غَشِيَهُمْ مَوْجٌ كَالظُّلَلِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ فَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا كُلُّ خَتَّارٍ كَفُورٍ
“Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Maka ketika Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar” (QS. Luqman [31]: 32).
Dengan merenungkan ayat-ayat tersebut, jelaslah bagi kita bahwa orang musyrik jahiliyyah berbuat kesyirikan hanya di waktu lapang. Namun, apabila mereka sedang tertimpa kesempitan, kesusahan, atau terancam bahaya, mereka mengikhlaskan doa dan ibadah mereka hanya kepada Allah Ta’ala dan melupakan segala sesembahan selain Allah. Mereka tidak menyeru atau berdoa kepada selain Allah Ta’ala karena mereka mengetahui bahwa tidak ada sesembahan mereka yang dapat menyelematkannya dari bahaya tersebut kecuali Allah Ta’ala saja. Sehingga mereka tidak berdoa kepada Latta, ‘Uzzza, Manat, pohon, batu, dan makhluk lainnya, namun mereka hanya berdoa dan menyeru kepada Allah Ta’ala semata.
Tidak berdo’anya mereka kepada Latta, ‘Uzzza, Manat, pohon, batu, dan makhluk lainnya menunjukkan bahwa semua yang mereka sembah selain Allah tidak mampu memberikan manfaat dan madhorat. Keyakinan mereka seperti ini tidak menyelamatkan mereka dari adab neraka, kerena mereka masih berada dalam kekafiran. Bayangkan dengan kesyrikan yang terjadi saat ini, di saat lapang mereka melakukan tasyakuran seperti yang dilakukan di pantai selatan, lebih lagi jika tertimpa musibah mereka melakukang berbagai macam tolak bala yang mengandung unsur kesyirikan.
- Mereka mengakui dengan lisan mereka bahwa mereka tidak beibadah kepada Latta, Uzza, dan Manat, justru mereka beribadah kepada Allah, namun Latta, Uzza, dan Manat sebagai wasilah (pelantara) beribadah kepada Allah.
Allah berfirman;
“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak beribadah kepada mereka, melainkan agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” (Az Zumar: 3)
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَضُرُّهُمْ وَلا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلا فِي الأرْضِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dan mereka beribadah kepada selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemadharatan kepada mereka dan tidak (pula) mendatangkan kemanfaatan, dan mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa’at kami di sisi Allah.” Katakanlah: “Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahuinya baik di langit dan di bumi?” Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu).” (Yunus: 18)
Apa yang mereka lakukan sebagai perbuatan syirik sedangkan mereka menamainya meminta syafa’at. Justru realita yang terjadi kebanyakan orang yang mengaku Islam dan apa yang mereka lakukan terhadap kuburan-kuburan sekarang, mereka menjadikannya sebagai perantara antara mereka dengan Allah.
- Allah katakan terhadap mereka,
وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ
“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).” (QS. Yusuf : 106)
Ibnu Abbas radhiallahu Anhu mengatakan, “Di antara keimanan orang-orang musyrik: Jika dikatakan kepada mereka, ‘Siapa yang menciptakan langit, bumi, dan gunung?’ Mereka akan menjawab, ‘Allah’. Sedangkan mereka dalam keadaan berbuat syirik kepada-Nya.”
‘Ikrimah rahimahullah mengatakan,”Jika kamu menanyakan kepada orang-orang musyrik: siapa yang menciptakan langit dan bumi? Mereka akan menjawab: Allah. Demikianlah keimanan mereka kepada Allah, namun mereka menyembah selain-Nya juga.” (Lihat Al-Mukhtashor Al-Mufid, 10-11).
Artinya mereka menyakini dan mengimani, namun secara tindakan dan ibadah mereka bertentangan dengan kayakinan dan keimanan meraka.
- Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (21) الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Wahai manusia! Sembahlah Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa. (Rabb) yang telah menjadikan untuk kalian bumi ini sebagai hamparan dan langit sebagai atap, serta menurunkan (hujan) dari langit, lalu dengan air itu Dia mengeluarkan dengannya segala buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian. Karena itu, janganlah kalian mengambil sekutu-sekutu bagi Allah (dalam peribadatan), padahal kalian mengetahui” (Surat Al-Baqarah: 21-22).
Ibnu Katsir Rahimahullahu Ta’ala, menjelaskan bahwa hanya Sang Pencipta segala sesuatu yang berhak diibadati.
Dalil-dalil dalam al-Qur’an yang menerangkan tentang rububiyyah Allah selalu dikaitkan dengan Uluhiyyah-Nya, menunjukkan bahwa pengakun dan keyakinan seseorang tentang Rububiyyah Allah tidak menyebabkan seseorang telah masuk islam, sampai mereka beribadah kepada Allah.
* disadur dari Kitab Qawaidul Arba’
About the author
Endang Hermawan
Abu Rufaydah Endang Hermawan, Lc. MA. Beliau Lahir di Cianjur tahun 1989 Pendidikan Formal 1. SDN Citamiyang 2. SMP T dan SMA T di PONPES Al-Ma’shum Mardiyah 3. S1 Pendidikan Agama Islam di STAINDO 4. S1 Syari’ah di LIPIA JAKARTA 5. S2 Tafsir al-Qur’an PTIQ Jakarta Saat ini membina Yayasan Ibnu Unib untuk pembangunan Masjid dan Sumur dan Ketua Yayasan Cahaya Kalimah Thoyyibah bergerak di Pendidikan, Sosial dan Dakwah
Related Post
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Leave a comment
You must be logged in to post a comment.