IMAM ASY-SYAFII MEYAKINI ALLAH DI ATAS ARSY

Loading

IMAM ASY-SYAFII MEYAKINI ALLAH DI ATAS ARSY

         Oleh Abu Rufaydah Endang Hermawan

Seringkali kita mendengar dan membaca di berbagai tulisan tentang keyakinan Allah di atas Arsy adalah bagian dari keyakinan dan idiologi wahabi yang harus di waspadai. Ucapan itu tentunya membutuhkan bukti. Apakah keyakian Allah di atas Arsy adalah keyakin menyimpang atau justru sebaliknya. Sebagai penuntut ilmu, tidak mungkin kita menelan begitu saja informasi yang serampangan seperti itu. Apakah benar Allah di atas Asry itu tanpa dalil ? karena Berbicara tentang ketuhanan berarti berbicara tentang perkara gaib. Perkara gaib sulit untuk divisualkan dan digambarkan.

Oleh karena itu sifat pertama orang beriman yaitu mengimani yang gaib, sebagaimana yang Allah firmankan dalam Surat al-Baqoroh ayat 3. Karena gaib maka membutuhkan informasi, informasi itulah yang disebut dengan dalil. Baik dalil dari Al-Qur’an atau pun hadits.

Imam asy-Syafii rahimahullah memiliki kedudukan yang tinggi di masyarakat Indonesia, sebab itulah mereka bermadzhab Syafii bukan tanpa alasan keberadaan Madzhab Syafii di tengah-tengah masyarakat kita. Selain jumlah kaum muslimin Indonesia terbesar di dunia. Maka alangkah baiknya bagi kita untuk mengenal bagaimana aqidah dan keyakinan beliau. Apakah beliah beraqidah salaf atau beraqidah asy-‘Ariyah ? Sebagaimana mereka katakan fiqh madzhab syafii, aqidah Asy‘ari dan suluk Ghozali.

Dalam kitab Al Uluww hal 120 karya imam Adz Dzahabi, imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata:

الْقَوْلُ فِيْ السُّنَّةِ الَّتِيْ أَنَا عَلَيْهَا وَ رَأَيْتُ عَلَيْهَا الَّذِيْنَ رَأَيْتُهُمْ مِثْلَ سُفْيَانَ وَ مَالِكٍ وَ غَيْرِهِمَا الإقْرَارُ بِشَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَ أَنَّ اللهَ عَلَى عَرْشِهِ فِيْ سَمَائِهِ يَقْرُبُ مِنْ خَلْقِهِ كَيْفَ شَاءَ وَ يَنْزِلُ إِلَى السَّمَاء الدُّنْيَا كَيْفَ شَاءَ

“Pendapat dalam sunnah yang aku di atasnya dan aku melihat para shahabat kami juga di atasnya yaitu ahlul hadits yang aku melihat mereka dan mengambil ilmu dari mereka seperti Sufyan, Malik dan lainnya adalah menetapkan syahadat laa ilaaha illallah wa anna muhammadan rosulullah dan bahwanya Allah di atas Arasnya di langit, Dia mendekat kepada makhluknya dengan apa yang ia kehendaki. Dan bahwa Allah Ta’ala turun ke langit dunia dengan cara yang Dia kehendaki”.

Disebutkan dalam kitab Tafsir Imam Asy-Syafi’i (3/1063) bahwa Imam asy-Syafii rahimahullah berkata : “Dan semua yang tinggi itulah langit dan paling atas langit adalah Arsy, maka Allah berada di atas Arsy sebagaimana yang Dia kabarkan tanpa menanyakan bagaimana, terpisah dari makhluknya dan tidak bersentuhan dengan makhluknya.

Allah berfirman :

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.” (QS. Asy Syuro: 11)

Dalam kitab Washiyatu al-Imam asy-Syafi’i, Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata :

وَأَنَّهُ فَوْقَ العَرْشِ

Sesungguhnya Ia berada di atas Arsy. (Washiyatu al-Imam asy-Syafi’i, hlm. 39).

Apa yang Imam asy-Syafi’i rahimahullah katakan tentunya di bangun di atas dalil yang shahih. Bukan pendapat hasil fikirannya. Berikut dalil-dalil dari al-Qur’an, as-Sunnah, perkataan sahabat dan para ulama tentang istiwanya Allah di atas Arsy.

  1. Dalil al-Qur’an.

Sifat istiwa’ adalah salah satu sifat Allah yang telah Allah Ta’ala tetapkan untuk diriNya dalam tujuh ayat Al-Quran, yaitu Surat Al-A’raf: 54, Yunus: 3, Ar-Ra’d: 2, Al-Furqan: 59, As-Sajdah: 4 dan Al-Hadid: 4, semuanya dengan lafazh:

ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ

 “Kemudian Dia berada di atas ‘Arsy (singgasana).”

Dan dalam Surat Thaha ayat 5 dengan lafazh:

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

Artinya:

“Yang Maha Penyayang di atas ‘Arsy (singgasana) berada.”

Selain dalil-dalil di atas juga masuh banyak dalil dari al-Qur’an yang menyebutkan akan ketinggian Allah, salah satu nama Allah adalah al-‘Ali artinya yang Maha Tinggi, hal ini menunjukkan bahwa Allah berada di atas. Yaitu di atas Arsy-Nya.

  1. Dalil dari As-Sunnah.

Rasulullah shollallahu’alaihiwasallam juga telah menetapkan sifat ini untuk Allah dalam beberapa hadits, diantaranya:

Hadits Abu Hurairah rodiallahu’anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:

لَمَّا قَضَى اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابِهِ -فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ الْعَرْشِ- إِنَّ رَحْمَتِي غَلَبَتْ غَضَبِي

“Ketika Allah menciptakan makhluk (maksudnya menciptakan jenis makhluk), Dia menuliskan di kitab-Nya (Al-Lauh Al-Mahfuzh) – dan kitab itu bersama-Nya di atas ‘Arsy (singgasana) – : “Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemarahan-Ku.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

  1. Perkataan Abu bakar Shiddiiq Radhiallahu ‘anhu.

عن ابن عمر رضي الله عنهما قال لما قبض رسول الله دخل أبو بكر رضي الله عنه عليه فأكب عليه وقبل جبهته وقال بأبي أنت وأمي طبت حيا وميتا وقال: ((من كان يعبد محمدا فإن محمدا قد مات ومن كان يعبد الله فإن الله في السماء حي لا يموت)).

Diriwayatkan dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Tatkala Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam wafat, Abu Bakar masuk dan mencium kening Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam lalu berkata: “Aku tebus engkau dengan dengan ayah dan ibuku, sungguh amat baik hidup dam matimu. Barangsiapa menyembah Muhammad, sesungguhnya Muhammad telah wafat. Barangsiapa yang menyembah Allah, sesungguhnya Allah di langit, lagi Maha Hidup tidak akan mati”(“Itsbat shifatil ‘Uluw”, hal. 148)

  1. Perkataan Imam Masruuq.

كان مسروق إِذَا حَدَّثَ عَنْ عَائِشَة رَضِي الله عَنْهَا قَالَ حَدَّثَتْنِي الصِّدِيقَة بِنْتُ الصِّدِيق حَبِيْبَة حَبِيْبِ اللهِ المبرأة من فوق سبع سموات“.

Bila Masruuq meriwayatkan hadits dari ‘Aisyah radhialhu ‘anha ia berkata: “Telah menceritakan kepadaku Wanita terjujur anak laki-laki terjujur, kekasih dari kekasih Allah, yang disucikan dari atas langit yang tujuh”

  1. Arti Istiwa’

Lafazh istawa ‘ala (اِسْتَوَى عَلَى) dalam bahasa Arab – yang dengannya Allah menurunkan wahyu – berarti (عَلاَ وَارْتَفَعَ), yaitu berada di atas (tinggi/di ketinggian). Hal ini adalah kesepakatan salaf dan ahli bahasa. Tidak ada yang memahaminya dengan arti lain di kalangan salaf dan ahli bahasa.

Kesimpulan dari bahasan di atas bahwa keyakinan Allah di atas Arsy adalah keyakinan yang berdasarkan dalil al-Qur’an dan as-Sunnah serta perkataan salaful Ummah.

 

Leave a Comment