Oleh Ust. Abu Rufaydah, Lc. MA
- Definisi Hamdalah
Al-Hamdu secara bahasa artinya pujian.
Adapun secara istilah para Ulama yaitu pujian dengan lisan dan hati kepada yang Maha Pemberi Nikmat. (Fathul Qadir, 1/19)
Ketika ada orang yang pemurah, pemberani dan penyayang, maka akan disebutkan perilakunya lalu memujinya. Begitupun dengan Allah.
Syaikh Abdurrahman As-Sa’dy rahimahullah mengatakan bahwa Al-Hamdulillah adalah pujian untuk Allah yang memiliki sifat-sifat yang Maha Sempurna dan pekerjaan-Nya berkisar antara keutamaan dan keadilan. Dan Allah terpuji dari berbagai sisi. (Tafsir Karimur Rahman, 1/27)
Oleh karena itu kata alhamdulillah menunjukkan bahwa Allah memiliki Nama-nama dan Sifat-sifat yang Tinggi dan Maha Indah agar hamba-Nya menetapkan sesuai yang pantas bagi Allah, sebagaimana Allah memuji kepada diri-Nya sendiri, Dia-lah Dzat yang Maha Terpuji dan Pencintai Pujian serta mencintai orang yang memuji kepada-Nya.
- Perbedaan Syukur dan Hamdalah
Para Ulama berbeda pendapat apakah antara Syukur dan Hamdalah sama atau berbeda,
- Tidak ada perbedaan antara Syukur dan Hamdalah, keduanya sama. Inilah pendapat Ibnu Jarir ath-Thobari.
- Syukur dan Hamdalah memiliki perbedaan dari dua sisi, pertama Hamdalah hanya dilakukan secara lisan, sedangkan Syukur dilakukan secara lisan, hati dan perbuatan. Kedua Hamdalah diucapkan ketika mendapatkan nikmat atau ujian, sedangkan Syukur diucapkan hanya sebatas pada nikmat yang diterima. Inilah pendapat Ibnu Katsir
Oleh karena itu hamdalah lebih umum dibandingkan Syukur. Hamdalah diucapkan ketika mendapatkan sesuatu yang disenangi atau sesuatu yang tidak disenangi, contoh :
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا رَأَى مَا يُحِبُّ قَالَ « الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ ». وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ قَالَ « الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ ».
Dari Aisyah, kebiasaan Rasulullah jika menyaksikan hal-hal yang beliau sukai adalah mengucapkan “Alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmus shalihat”. Sedangkan jika beliau menyaksikan hal-hal yang tidak menyenangkan beliau mengucapkan “Alhamdulillah ‘ala kulli hal“” [HR Ibnu Majah no 3803 dinilai hasan oleh al Albani].
- Keutamaan Hamdalah
- Allah menggendengkan Al-Hamiid (yang Maha Terpuji) dengan Tasbih. Seperti yang terkandung dalam Surat al-Isra’ 44, Ash-Shoffaat 180-182, al-Baqorah 30. Begitupun juga dalam Hadits seringkali Nabi Menggendengkan al-Hamdu dengan Tasbih. Hal ini menunjukkan bahwa selain Allah Maha Terpuji, Allah juga bersih dari aib dan kekurangan.
- Digendengkan dengan Tasbih, Itsighfar dan Taubat. Seperti dalam Surat Ghaafir ayat 7, An-Nasr ayat 3, atau dalam Hadits-hadits Rasulullah.
- Allah memulai dengan pujian dibeberapa surat, diantaranya pada Surat al-Fatihah, An-An’am, Al-Kahfi, Saba’, Fatir.
- Allah mengakhiri surat dalam al-Qur’an dengan Pujian, seperti surat al-Hijr, al-Isra’, An-Naml, ash-Shoffaat, Az-Zumar, al-Jatsiyah, ath-Thuur, an-Nasr.
- Hamdalah adalah sebaik-baiknya perkataan dan Allah pilihkan untuk hamba-hamba-Nya.
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ اصْطَفَى مِنْ الْكَلَامِ أَرْبَعًا سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ قَالَ وَمَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ كُتِبَتْ لَهُ بِهَا عِشْرُونَ حَسَنَةً وَحُطَّ عَنْهُ عِشْرُونَ سَيِّئَةً وَمَنْ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ فَمِثْلُ ذَلِكَ وَمَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَمِثْلُ ذَلِكَ وَمَنْ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ كُتِبَ لَهُ بِهَا ثَلَاثُونَ حَسَنَةً وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا ثَلَاثُونَ سَيِّئَةً
“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah memilih empat perkataan, yaitu Subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaaha ilallah, wallahu akbar, barangsiapa mengucapkan “Subhanallah” maka akan dituliskan untuknya dua puluh kebaikan dan dihapuskan darinya dua puluh kesalahan, dan barangsiapa mengucapkan “Allahu Akbar” maka akan dituliskan untuknya seperti itu pula, dan barangsiapa mengucapkan “Laa ilaaha illallah” maka akan dituliskan untuknya seperti itu pula, dan barangsiapa mengucapkan “Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin” dari dalam hatinya, maka akan dituliskan untuknya tiga puluh kebaikan dan dihapuskan darinya tiga puluh kesalahan.” [Musnad Ahmad no. 8032]
- Hamdalah adalah Kalimat pertama yang diucapkan Adam Alahis Salam.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم- « لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ وَنَفَخَ فِيهِ الرُّوحَ عَطَسَ فَقَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ فَحَمِدَ اللَّهَ بِإِذْنِهِ …….
“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ketika Allah telah menciptakan Adam dan meniupkan di dalamnya ruh, ia bersin, lalu mengucapkan Alhamdulillah, lalu ia memuji Allah dengan izinnya, ……(HR. Tirmidzi)
- Hamdalah adalah sebaik-baiknya do’a.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلَّهِ
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dzikir yang paling utama adalah Laailaahaillallah dan doa yang paling utama adalah Al Hamdulillah.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Tirmidzi, lihat Ash Shahiihah (1497).
- Sebaik-baiknya hamba adalah al-Hammaduun.
أفضل عباد الله – تعالى – يوم القيامة الحمادون
Sebaik-baiknya hamba Allah pada hari kiamat adalah al-Hammadun (orang-orang yang gemar memuji Allah). (Silsilah Ash-Shohihah no. 1584)
- Besarnya pahala bagi yang gemar mengucapkan Hamdalah. (Silsilah Ash-Shohihah 3452).
- Hamdalah ringan dilisan, berat dalam timbangan dan dicintai ar-Rahman.
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694).
- Balasan di surge bagi orang yang memperbanyak pujian kepada Allah.
Abu Hurairah -radhiyallahu anhu- berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِهِ وَهُوَ يَغْرِسُ غَرْسًا فَقَالَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ مَا الَّذِي تَغْرِسُ؟ قُلْتُ غِرَاسًا لِي قَالَ أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى غِرَاسٍ خَيْرٍ لَكَ مِنْ هَذَا؟ قَالَ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ قُلْ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ يُغْرَسْ لَكَ بِكُلِّ وَاحِدَةٍ شَجَرَةٌ فِي الْجَنَّةِ
“Bahwa Rasulullah melewatinya sedang bercocok tanam, seraya Rasulullah menegurnya dan berkata, “Wahai Abu Hurairah, apa yang sedang kau tanam? Aku menjawab, “Menanam tanaman ya Rasulullah”. Beliau berkata, “Maukah engkau kuberitahukan tentang tanaman yang lebih baik dari ini?” Abu Hurairah menjawab, “Tentu ya Rasulullah”. Beliau berkata, “Katakanlah :
سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر
niscaya akan ditanamkan untukmu dengan setiap kalimat tersebut, sebuah pohon di surga. [HR. Ibnu Majah (3807) dan Syaikh Al-Albani menghasankannya dalam kitab Shohih Targhib (1549)]
Dan masih banyak dalil yang menunjukkan keutamaan hamdalah yang memotivasi kita untuk senantiasa membasahi bibir kita dengan memuji Allah Ta’ala,
Related Post
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Leave a comment
You must be logged in to post a comment.