BELAJAR IMAN SEBELUM QUR’AN
Oleh Abu Rufaydah
عَنْ جُنْدُبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- وَنَحْنُ فِتْيَانٌ حَزَاوِرَةٌ فَتَعَلَّمْنَا الإِيمَانَ قَبْلَ أَنْ نَتَعَلَّمَ الْقُرْآنَ ثُمَّ تَعَلَّمْنَا الْقُرْآنَ فَازْدَدْنَا بِهِ إِيمَانًا »
Dari Jundub bin ‘Abdillah, ia berkata, kami dahulu bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami masih anak-anak yang mendekati baligh. Kami mempelajari iman sebelum mempelajari Al-Qur’an. Lalu setelah itu kami mempelajari Al-Qur’an hingga bertambahlah iman kami pada Al-Qur’an. (HR. Ibnu Majah, no. 61. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Ada beberapa faedah dari hadits di atas:
- Sahabat berbicara sesuai realita yang diketahui dan diamalkan.
- Kesan sahabat Jundub bin Abdillah ketika belajar Bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Pentingnya membersamai anak dalam proses belajar mengajar.
- Bergaul dengan murid atau anak-anak tidak akan menjatuhkan kewibawaan seorang guru dan ortu justru sebaliknya,anak akan menyimpan rasa hormat dan taat.
- Keistimewaan masa kecil sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Para sahabat ketika kecil sangat semangat mempelajari hal iman (berbagai hal terkait rukun iman) sebelum perkataan dan perbuatan.
- Para sahabat kecil juga semangat mempelajari dan menghafal Al-Qur’an.
- Para sahabat sangat semangat belajar agama.
- Pentingnya membekali diri dengan iman dan mempelajarinya, mulai dari beriman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab Allah, iman kepada para Rasul, iman kepada hari akhir dan iman kepada takdir. Inilah asas akidah yang mesti ditanamkan dalam diri. Itulah yang kita kenal dengan rukun iman yang enam. Iman seperti ini yang harus ditanamkan dengan benar sebelum mempelajari Al-Qur’an.
- Mempelajari Al-Qur’an jadi bermanfaat jika memiliki bekal iman yang shahih.
- Akidah hendaklah sudah ditanamkan pada anak-anak kita sejak dini. Sudah benarkah imannya pada Allah, sebagai penciptanya, pemberi rezeki, dan pengatur alam semesta. Semisal pula, sudah benarkan ia jadikan Allah sebagai satu-satunya ilah.
- Belajar sesuai urutan, yaitu memulai dengan apa yang Allah dan Rasul-Nya mulai.
- Belajar Al-Qur’an tanpa Iman akan hampa dan kering dari tadabbur.
- Kenyataan saat ini ketika banyaknya para penghafal al-Qur’an namun lemah dalam keimanan akan berdampak buruk pada dirinya.
- Al-Qur’an bisa menjadi nikmat juga akan berdampak laknat.
Referensi
http://www.alukah.net/sharia/0/59990/#ixzz46stIv0gj
About the author
Endang Hermawan
Abu Rufaydah Endang Hermawan, Lc. MA. Beliau Lahir di Cianjur tahun 1989 Pendidikan Formal 1. SDN Citamiyang 2. SMP T dan SMA T di PONPES Al-Ma’shum Mardiyah 3. S1 Pendidikan Agama Islam di STAINDO 4. S1 Syari’ah di LIPIA JAKARTA 5. S2 Tafsir al-Qur’an PTIQ Jakarta Saat ini membina Yayasan Ibnu Unib untuk pembangunan Masjid dan Sumur dan Ketua Yayasan Cahaya Kalimah Thoyyibah bergerak di Pendidikan, Sosial dan Dakwah
Related Post
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Leave a comment
You must be logged in to post a comment.