Apa Yang Anda Pilih ? [1]

Loading

Keluarga adalah alah satu benteng akidah islam. Oleh karena itu, benteng tersebut harus kuat luar dan dalamnya. Setiap anggota keluarga harus berdiri siap siaga di posnya masing-masing. Sebab kalu tidak demikian, akan mudah bagi pasukan musuh untuk menerobos masuk ke dalam benteng, sehingga tidaklah sulit bagi mereka untuk menghancurkan dan menguasainya. Hal ini dimulai sejak memperbaiki diri sendiri, kemudian dengan mencari pendamping.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda : “Wanita bisanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, kedudukannya, parasnya dan agamanya. Maka hendaknya kamu pilih wanita yang bagus agamanya. Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan rugi.” (HR. Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466).
Hadits diatas ditunjukan kepada setiap pria yang hendak menikahi wanita. Hendaknya untuk mengutamakan agamanya. Karena siapapun mendambakan istri yang cantik, kaya dan memiliki kedudukan, namun apalah artinya jika ia tidak memiliki agama yang baik. Dengan demikian maka ilmu agama menjadi poin penting yang harus menjadi perhatian dalam memilik istri.

Al-Mawardi Rahimahullah menganggap bahwa memilih istri yang baik merupakan hak anak atas bapaknya. Hal ini beliau kutip dari pernyataan Umar ibn Khathab Radhiallahu Anhu, ‘Hak yang pertama untuk anak adalah dipilihkan baginya seorang ibu sebelum dia dilahirkan; yang cantik, mulia, taat beragama, terhormat, cerdas, berakhlak terpuji, teruji kecerdasannya dan kepatuhannya kepada suami”. (Wahb Sulaiman al-Ghawiji, al-Mar’ah al-Muslimah, hal. 153)

Cara sederhana untuk melihat seorang wanita itu baik atau tidak, maka lihatlah dia dari keluarga atau lingkungan mana ia dilahirkan. Rasulullah bersabda:

إِيَّاكُمْ وَخَضْرَاءَ الدِّمَنِ، قَالُوا : وَمَا حَضْرَاءُ الدِّمَنِ يَارَسُولَ اللهِ ؟ قَالَ : الْمَرْأَةٌ الحَسْنَاءُ فِي المَنْبَتِ السُّوءِ

“Jauhilah yang hijau ditempat yang kotor!”. Lalu dikatakan: “Apa yang dimaksud dengan hijau di tempat yang kotor” ? Beliau menjawab: “Wanita cantik hidup di lingkungan yang buruk.” (HR. ad-Daruqutni, ar-Ramahurmizi dan al-Askari, Syaikh al-Albani berkata hadits diatas derajatnya lemah sekali di dalam Silsilah al-Ahadits adh-Dha’ifah wal maudhu’ah).

“Khadhra’” (Hijau) maksudnya adalah segar, menyejukan. Hijau bagi wanita lambang kecantikan, keindahan dan mempesona. Tapi cantik belum tentu baik. “Ad-Diman” artinya tempat kotoran unta, kambing dan binatang lainnya. Jadi wanita cantik namun tidak baik agamanya maka tidak layak untuk dijadikan istri.

Keluarga berkaitan dengan “Hasab atau Nasab”. Hasab adalah kemulian atau karya besar yang dihasilkan karena bapak dan keluarganya. Sedangkan Nasab adalah silsilah keturunan. Keduanya sangat penting untuk menilai secara sederhana calon pendamping kita. Wallahu A’lam

Leave a Comment