ADAB KEPADA SAHABAT NABI
Oleh Abu Rufaydah
DEFINISI SAHABAT
- Secara bahasa : “Shâhabahu, ialah râfaqahu (menemaninya), istashhaba syai’an artinya lâzamahu (menyertainya). Ash-Shâhib, ialah al-murâfiq (teman), pemilik sesuatu, pelaksana suatu pekerjaan. Dipakai juga untuk orang yang menganut sebuah madzhab atau pendapat tertentu. (Mu’jamul-Wasîth, (I/507)
- Secara Istilah, makna Sahabat adalah
هو من لقي النبي بعد نبوته مؤمنًا به ، ومات على الإسلام –
Ibnu Hajar al-Asqolani rahimahullah berkata : “Sahabat yaitu siapa yang berjumpa dengan Nabi setelah kenabian dan ia beriman kepadanya serta meninggal dalam keadaan islam. (Fathul Baari, 7/3).
KEUTAMAAN SAHABAT
Banyak dalil dari al-Qur’an, Hadits, Ijma’ atau perkataan ulama yang menyebutkan tentang keutamaan para sahabat ridhwanullah ajma’in. Tapi penulis hanya menyebutkan segelintir dalil yang mewakili tentang keutamaan mereka, diantaranya;
- Dalil dari al-Qur’an.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan Allah menyediakan bagi mereka jannah-jannah yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. [at-Taubah/9 ayat 100].
- Dari Hadits.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ يَجِيءُ قَوْمٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِينَهُ وَيَمِينُهُ شَهَادَتَهُ
Sebaik-baik manusia ialah pada zamanku, kemudian zaman berikutnya, dan kemudian zaman berikutnya. Lalu akan datang suatu kaum yang persaksiannya mendahului sumpah, dan sumpahnya mendahului persaksian.[ HR al-Bukhâri, 3651, dan Muslim, 2533.
- Perkataan Sahabat Nabi.
‘Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
إِنَّ اللهَ نَظَرَ فِي قُلُوْبِ الْعِبَادِ فَوَجَدَ قَلْبَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرَ قُلُوْبِ الْعِبَادِ، فَاصْطَفَاهُ لِنَفْسِهِ فَابْتَعَثَهُ بِرِسَالَتِهِ، ثُمَّ نَظَرَ فِي قُلُوْبِ الْعِبَادِ بَعْدَ قَلْبِ مُحَمَّدٍ، فَوَجَدَ قُلُوْبَ أَصْحَابِهِ خَيْرَ قُلُوْبِ الْعِبَادِ فَجَعَلَهُمْ وُزَرَاءَ نَبِيِّهِ يُقَاتِلُوْنَ عَلَى دِيْنِهِ، فَمَا رَأَى الْمُسْلِمُوْنَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ حَسَنٌ، وَمَا رَأَوْا سَيِّئًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ سَيِّئٌ
“Sesungguhnya Allah memperhatikan hati para hamba-Nya. Allah mendapati hati Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hati yang paling baik, sehingga Allah memilihnya untuk diri-Nya dan mengutusnya sebagai pembawa risalah-Nya. Kemudian Allah melihat hati para hamba-Nya setelah hati Muhammad. Allah mendapati hati para sahabat beliau adalah hati yang paling baik. Oleh karena itu, Allah menjadikan mereka sebagai para pendukung Nabi-Nya yang berperang demi membela agama-Nya. Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin (para sahabat), pasti baik di sisi Allah. Apa yang dipandang buruk oleh mereka, pasti buruk di sisi Allah.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Musnad, I/379, no. 3600. Syaikh Ahmad Syakir mengatakan bahwa sanadnya shohih).
- Perkataan Ulama.
Imam Nawawi rahimahullah berkata di dalam kitab Taqribnya, “Semua sahabat adalah orang yang adil, baik yang terlibat dalam kancah fitnah maupun tidak, ini berdasarkan kesepakatan para ulama yang dapat diperhitungkan.”
Al Hafizh Ibnu Hajar berkata di dalam kitab Al Ishabah, “Ahlus Sunnah sudah sepakat untuk menyatakan bahwa semua sahabat adalah adil. Tidak ada orang yang menyelisihi dalam hal itu melainkan orang-orang yang menyimpang dari kalangan ahli bid’ah.”
KEDUDUKAN SAHABAT DALAM ISLAM
Para sahabat memiliki keudukan yang sangat agung di dalam agama islam. Karena merekalah islam sampai kepada kita. Allah memilih para sahabat untuk menyertai Nabi Muhammad shalallahu Alaihi Wasallam dalam berdakwah, beribadah, perang dan seluruh asfek kehidupan. Semua apa yang Nabi katakana, lakukan dan diamkan terrekam dengan baik dan sampai kepada kita.
Secara logika Allah tidak mungkin memilihkan sahabat untuk Nabi-Nya yang tidak istimewa. Padahal mereka sebagai wasilah sampainya ajaran islam kepada kita. Maka siapa pun dan kelompok manapun yang mencaci dan memaki serta merusak kedudukan sahabat Nabi, bisa dipastikan mereka adalah orang-orang yang benci terhadap islam. Pintu pertama islam itu dirusak melalui para sahabat.
ADAB KEPADA SAHABAT
- Mencintai mereka dengan hati, memujinya dengan lisan dan meneladaninya dengan tindakan.
- Menyayangi mereka dan mendo’akannya.
- Menjaga kemulian nama mereka, dengan menjelaskan kepada umat tentang keutamaan mereka.
- Mengakui bahwa para sahabat semuanya Uudul (adil) dalam menyampaikan berita dan tidak pernah berdusta.
- Memuliakan para sahabat dengan menyebutkan kebaikan dan keutamaannya.
- Mencintai istri-istri Nabi dan mengakui keutamaan yang mereka miliki.
- Mencintai Ahlul Bait karena mereka memiliki tiga keutamaan, pertama Keimanan, kedua Persahabatan dan ketigak
- Tidak mencaci seorang pun dari sahabat Nabi.
- Tidak berelebih-lebihan dalam mencintai salah satu para sahabat melebihi kedudukannya. Sebagaimana Syi’ah kepada Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu.
- Tidak meyakini bahwa mereka terjaga dari kesalahan seperti Nabi yang ma’shum.
- Mendo’akan dengan radhiallahu anhu ketika disebutkan namanya.
- Diam ketika disebutkan tentang konflik yang terjadi diantara para sahabat.
Cianjur, 28 Rajab 1439 H
Referensi :
- Mu’jamul-Wasîth.
- Fathul Baari.
- Taqrib Imam an–Nawawi
- https://vb.tafsir.net/tafsir33923/#.Wsy3cYhubIU
- https://saaid.net/bahoth/195.htm
Related Post
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Leave a comment
You must be logged in to post a comment.