42 total views, 1 views today
Kesempurnaan pendidikan ada para madrasah kenabian. Maka setiap konsep yang Nabi ajarkan tidak perlu kita ragu untuk mengamalkan. Di zaman dimana konsep-konsep pendidikan yang lahir dari akal fikiran sangat subur bak jamur di musim hujan. Semakin memantapkan hati bahwa konsep Nabi telah teruji. Lahirnya para sahabat yang disebut dengan Al-Quruun al-Mufaholah (generasi terbaik) itu semestinya kita membuka kembali lembaran-lembaran kenabian.
Berikut ini kita akan mempelajari konsep pendidikan Nabi pada anak usia Hadhonah. Dengan demikian setiap orang tua tidak lagi dipusingkan untuk mencari metode atau cara mendidik anak di usia ini. Syaikh Jamal Abdurrahman dalam kitab Athfalul Muslimin Kaefa Rabbahum an-Nabiyu al Amiin telah merinci dan mengurai bagaimana muamalah Nabi pada anak di usia hadhonah.
- Panggil Anak dengan julukan sebagai penghormatan.
Perbuatan ini tiada lain adalah salah satu wujud akhlak mulia. Sahabat Anas ibn Malik radhiallahu anhu pernah mengatakan bahwa Nabi adalah orang yang paling baik akhlaknya. Aku memilki seorang saudara laki-laki yang dikenal dengan nama panggilan Abu Umair dan setahuku dia sudah disapih. Bila Nabi datang, beliau selalu menyapanya dengan panggilan, “Hai, Abu Umair!”.
Dari Anas bin Malik berkata: Abu Tholhah memiliki anak yang berkunyah Abu Umair. Nabi apabila dating kepada Ummu Sulaim mencandainya, suatu saat Nabi melihatnya sedih, maka beliau bersabda: Mengapa saya lihat Abu Umair sedih? Mereka mengatakan: Wahai rasulullah, burung kecilnya mainannya mati, kemudian Rasulullah bersabda: ’Wahai Abu Umair, apa yang sedang dilakukan oleh nughair?! Anas berkata: Saya tidak pernah menyentuh sesuatupun baik khuzzah (kain yang terbuat dari wol dan sutra) dan kain sutra yang lebih halus daripada telapak tangan Rasulullah. (HR. al-Bukhari 5375, Muslim 2150, dan yang lainnya).
Dikisahkan bahwa Imam Syafi’I rahimahullah ketika bermalam di rumah Imam Ahmad ibn Hanbal rahimahullah, Imam Syafii tidak tidur semalaman sehingga ia shalat subuh dengan wudhu shalat Isya. Beliau memikirkan hadits diatas dan mendapatan kurang lebih 120 faidah.
Ibn Hajar mengatakan, “Telah berkata Abul Abbas ath-Thabrani, kami mendapati dari hadits Abu Umair kurang lebih 60 bab dari fiqh, Sunnah dan hikmah yang terkandung didalamnya.
Beberapa faidah yang dapat kita ambil dari hadits diatas:
- Bercanda dengan anak kecil adalah bagian dari akhlak Nabi.
- Berbicara sesuai kadar akalnya.
- Tawadhu adalah bagian dari akhlak Nabi.
- Diperbolehkan anak kecil bermain dengan burung.
- Diperbolehkan memelihara burung dengan syarat memberinya makan dan minum.
- Bertanya kepada anak kecil, menanyakan kondisinya, dan menanyakan kabarnya akan meningkatkan moralitas anak.
- Panggilan yang baik akan membuat anak tambah senang kepada ortu, guru dan para pendidik. Ketika hubungan antara anak dan gurunya baik, hasilnya pun akan positif, cepat, dan besar.
- Diperbolehkan memberikan Kunyah kepada anak-anak atau kepada yang belum memiliki anak.
- Diperbolehkan memanggil orang lain dengan selain namanya, jika hal itu tidak menyakitinya. Nama Asli Abu Umair adalah Zaid.
- Berlaku lemah-lembutlah kepada anak-anak atau orang dewasa.
- Diperbolehkan mengeluarkan sebagian harta untuk membeli mainan anak.
- Bolehnya memelihara dan bermain dengan binatang selama binatang tersebut tidak membahayakan dirinya dan juga dia tidak menzhalimi binatang tersebut.
- Dalam hadits ini juga tercermin kemuliaan akhlak Nabi.
- Memegang kepala anak-anak (terutama anak yatim) akan melembutkan hati.
- Menghibur dan memberikan kegembiraan kepada anak adalah bagian dari akhlak Nabi.
- Boleh bersedih atas kematian binatang periharaan kita terutama burung.
- Keberkahan bagi Anak ibn Malik yang berkhidmat kepada Nabi, sehingga ia dapat melihat secara langsung kehidupan pribadi Nabi yang dengannya kita mengetahui cara shalat, tidur, duduk dan yang lainnya.
Perhatikan hadits di atas. Ditengah kesibukan Nabi sebagai utusan-Nya, berjihad, ibadah dan dakwah. Saya rasa tidak ada orang yang melebihi kesibukannya. Tapi lihatlah betapa Nabi sangat perhatian terhadap anak-anak dengan menanyakan kabarnya, memberikan rasa aman dan nyaman, dan memberikan rasa gembira dengan kasih sayangnya. Wahai ayah dan bunda, sudahkan hari ini anda memerikan sapaan hangat kepada anak-anak anda ?
Oleh karena itu marilah kita meneladani kebaikan akhlak Nabi.
Ditulis oleh Abu Rufaydah Endang Hermawan Unib, Lc. S. Pd. I
Related Post
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
VIDEO SINGKAT
DONASI DAKWAH CIANJUR

Leave a comment
You must be logged in to post a comment.