Allah Ta’ala berfirman,
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5).
Umat ini diistimewakan dengan umat sebelumnya karena membaca, bakankah wakyu pertama yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad pun tentang membaca. Dengan membaca seseorang semakin terbuka cakrawala pengetahuannya. Membaca adalah salah satu ibadah yang luar biasa. Apalagi membaca ayat-ayat kebesaran Allah di dalam al-Qur’an atau ayat-ayat Kauniyah.
Jika kita tengok kembali lembaran sejarah Nabi, bagaimana kondisi Makkah di masa Jahiliyyah sebelum Muhammad diankat menjadi Nabi, maka akan kita dapati kaum Quraisy berada dalam kondisi terpuruk dari berbagai macam bidang. Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubaarakfury rahimahullah menceritakan dalam kitabnya Rahikul Makhtum bagaimana kondisi bangsa arab di masa jahiliyyah. Kejahiliyaahan mereka menggerogoti ke semua sektor. Mulai dari Agama yang sudah menyimpang, Kondisi Politik yang semakin lemah dan merosot tidak ada perubahan yang menonjol. Bidang ekonomi yang semakin tidak seimbang antara yang kaya dan miskin, factor social yang sudah tidak lagi indah, kecuali ungkapan keterpurukan yang menggambarkan mereknya pelacur, pergaulan bebas, pertumpahan darah dan perbuatan yang keji.
Syaikh Shafiyyurrahman melanjutkan keterpurukan yang paling parah terjadi pada kondisi keyakinan dan kepercayaan bangsa arab. Dimana mereka sebelumnya mengikuti dakwah Nabi Isamail. Namun petaka itu terjadi saat mereka jauh dari ilmu, sehingga perbuatan buruk terlihat indah. Lalu mereka menjadikan berhala-berhala sebagai Tuhan. Sehingga kemurnian agama Ibrahim menjadi hilang dan sirna.
Di tengah kondisi masyarakat yang rusak dari berbagai macam bidang. Allah berikan solusi kepada Nabi-Nya dengan wahyu pertama yaitu perintah Iqra (bacalah). Ia ternyata solusi dari berbagai macam problematika umat itu dengan membaca. Membaca mukin sering kita dapati bahkan orang barat pun gemar membaca, namun bacaan mana yang mampu merubah dan menggugah bangsa arab dari keterpurukan mereka. Jawabannya yaitu membaca tentang kebesaran Allah. Membaca firman-firman-Nya. Membaca ciptaan-Nya. Karenanya kita dapati bagaimana salafush shalih dahulu dalam membaca al-Qur’an. Kondisi mereka dalam membaca al-Qur’an persis seperti kondisi kita dengan gadget.
Para pakar pendidikan mengatakan, “Pendidikan bukan segalannya, tapi segalanya dimulai dari pendidikan.” Jika kita ingin berubah maka mulailah dengan belajar, belajar membaca dan menulis. Jika keluarga ingin semakin berkualitas maka solusinya adalah pendidikan. Jika bangsa ini ingin maju dan keluar dari berbagai macam masalah, jawabannya adalah pendidikan. Suatu Negara dinilai baik dan buruknya dilihat dari seberapa besar mereka perhatian terhadap pendidikan. Wallahu A’lam
Ditulis oleh Ust. Abu Rufaydah
Cipanas, 11 Rajab 1439 H