3 SIFAT WANITA DALAM AL-QURÁN DAN AS-SUNNAH

Loading

3 SIFAT WANITA DALAM AL-QURÁN DAN AS-SUNNAH
Oleh Abu Rufaydah

Al-Qurán berbicara tentang banyak hal. Setiap yang dibicarakan oleh al-Qurán yang baik atau yang buruk selalu mengandung hikmah dan pelajaran yang patut diambil. Salah satu bahasan al-Qurán yaitu berbicara tentang sifat-sifat wanita. al-Qurán benyak menjelaskan tentang sifat-sifat wanita, ada yang dijelaskan bersamaan dengan sosok wanitanya atau hanya menyebutkan sifatnya saja.

Contoh al-Qurán menyebutkan tentang sifat-sifat buruk wanita dan sosoknya yaitu ketika menyebutkan istri Nabi Nuh dan istri Nabi Luth, di sisi lain al-Qurán juga menyebutkan sosok wanita teladan yaitu Istri Firáun. Sekalipun di bawah kekuasaan sang raja yang mengaku dirinya sebagai tuhan, ia mampu menjadi sosok wanita shalihah.

Kali ini kita akan membahas satu ayat dan satu hadits yang berkaitan dengan sifat-sifat wanita muslimah. Sifat-sifat ini disebutkan dalam al-Qurán surat An-Nisa ayat 34 dan hadits riwayat Abu Daud dari Sahabat Abu Umamah.

Allah Taála berfirman :


… فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ … 
Artinya: “….Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). …”. (QS. An Nisa: 34).

Ayat di atas menyebutkan 3 sifat wanita, Imam at-Thobari Rahimahullah mengatakan dalam tafsirnya bahwa;
1. Shalihaat ; yaitu wanita yang berbuat baik kepada suaminya.
2. Qonitat; yaitu wanita yang mentaati Allah dalam ketaatan kepada suaminya
3. Haafidhat; yaitu wanita yang menjaga kesucian diri dan harta suaminya ketika ia tidak ada.

Rasulillah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda;

أَلَا أُخْبِرُكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)

Hadits di atas menyebutkan 3 sifat wanita diantaranya;
1. Bila dipandang akan menyenangkannya yaitu wanita yang selalu menjaga penampilan dihadapan suaminya. Ia akan berhias untuk suaminya bukan untuk orang lain. Karena ia menyadari bahwa hanya suaminya yang boleh menatapnya.
2. Bila diperintah akan mentaatinya, ia karena fitrah seorang istri itu taát kepada suaminya dan fitrah seorang suami itu ingin ditaáti istrinya. Jika seorang istri taat kepada suaminya dalam hal-hal yang ma’ruf, maka keridhoan suami yang ia akan dapatkan.
3. dan bila ia pergi si istri akan menjaga dirinya, menjaga kehormatan diri dan harta suami bukan perkara yang mudah apalagi di zaman digitaliasasi saat ini, namun itu akan mudah dijalankan bagi wanita-wanita muslimah yang shalihah.

Dari kedua dalil di atas menunjukkan bahwa kebahagiaan suami yaitu ketika mendapati istrinya berada dalam ketaatan kepada Allah, Rasul-Nya dan suaminya. Jika suami telah mendapatkan wanita shalihah seperti ini maka ia telah menggapai puncak kebahagiaan dunia, bahkan wanita shalihah menjadi perhiasan yang sesungguhnya bagi laki-laki.

Adapun kebahagiaan bagi wanita ketika mendapatkan 3 sifat di atas, maka ia akan mendapatkan ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan. Bagaimana tidak bukankah semua itu akan di dapatkan dari ketaatan dirinya kepada Allah, Rasul, dan suaminya ? Tidak mungkin Allah menjadikan kemaksiatan sumber ketenangan, justru sebaliknya ia akan menyempitkan hati, mendatangkan kegelisahan dan hilangnya ketenangan.

Wahai para wanita muslimah, temukanlah kebahagiaan itu dalam ketaatan, bukan dari kemaksiatan. Buatlah suamimu bahagian dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya. Kelak jika kematian itu menjemputmu, maka suami akan merasa kehilangan perhiasan yang sangat berhaga. Namun dibalik kesedihanny ia akan ridha dengan kepergianmu yang shalihah.

Cianjur Kota Santri, 12 September 2022

Leave a Comment