Nama-Nama yang Paling Baik
Apabila diurutkan, nama-nama yang paling baik dan disunnahkan untuk diberikan kepada anak Adam berdasarkan nash adalah :
- ‘Abdullah dan ‘Abdurrahman. Nama ini adalah nama yang paling dicintai oleh Allah ta’ala berdasarkan hadits :
عن ابن عمر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إن أحب أسمائكم إلى الله عبد الله وعبد الرحمن
Dari Ibnu ‘Umar ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya nama yang paling dicintai oleh Allah adalah ‘Abdullah dan ‘Abdurrahman.” (HR. Muslim no. 2132, Abu Dawud no. 4949, At-Tirmidzi no. 2833, Al-Haakim no. 7719, Al-Baihaqi dalam Al-Kubraa 9/309, dan yang lainnya).
Para sahabat mengaplikasikan hadits ini dalam kehidupan mereka. Sampai Ibn Shalah rahimahullah menyebutkan bahwa para sahabat yang memiliki nama Abdullah mencapai 220 orang. Al-Iraqi mengatakan, seluruhnya berjumlah sekitar 300 orang yang bernama ‘Abdullah.
- Nama yang menunjukkan penghambaan diri terhadap salah satu nama-nama Allah, seperti ‘Abdul-‘Aziz, ‘Abdul-Malik, ‘Abdurrahiim, dan yang lainnya. Al-Imam Ibnu Hazm rahimahullah berkata :
واتفقوا على استحسان الاسماء المضافة إلى الله عز وجل كعبد الرحمن وما أشبه ذلك
“Para ulama sepakat tentang baiknya nama-nama yang disandarkan kepada Allah ‘azza wa jalla seperti ‘Abdurrahman dan yang serupa dengannya”.
- Nama-nama yang diberikan Nabi sejak awal.
Diantara nama yang Nabi berikan secara langsung adalah nama Ibrahim (HR. Bukhari no. 5467), Abdullah (HR. Bukhari, no. 5470), Ummu Abdillah yang Nabi berikan kepada Aisyah Radhiallau Anha (HR. Abu Daud no. 4970 dishahihkan oleh Syaikh al-Albani), dan Yusuf (HR. al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, no. 37 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani Rahimahullah).
- Nama para Nabi dan Rasul, sebab mereka adalah orang-orang yang menjadi pilihan Allah agar menjadi panutan bagi manusia.
عن يوسف بن عبد الله بن سلام رضي الله عنهما قال : سماني النبي صلى الله عليه وسلم يوسف وأقعدني على حجره ومسح على رأسي
Dari Yusuf bin ‘Abdillah bin Salaam radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : “Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menamaiku Yusuf, mendudukkanku di pangkuannya, dan mengusap-usap kepalaku.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul-Mufrad no. 838; shahih).
عن أنس بن مالك قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم “ولد لي الليلة غلام. فسميته باسم أبي إبراهيم
Dari Anas bin Maalik ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Pada suatu malam aku dianugerahi seorang anak laki-laki dan aku namai ia dengan nama bapakku, Ibrahim.” (HR. Muslim no. 2315, Ibnu Hibban no. 2902, dan yang lainnya).
- Nama orang-orang shalih dari kalangan kaum muslimin.
عن المغيرة بن شعبة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (إنهم كانوا يسمون بأنبيائهم والصالحين قبلهم(
Dari Syu’bah bin Al-Mughiirah ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya mereka dahulu memakai nama para nabi dan orang-orang shalih sebelum mereka.” (HR. Muslim no. 2135).
Dalam hal ini, para shahabat adalah penghulu orang-orang shalih setelah para nabi dan rasul bagi kaum muslimin. Berbeda dengan kaum Syi’ah Rafidhah yang membenci mereka, dan bahkan melarang menamai anak-anak mereka dengan nama Khulafaur-Rasyidin selain ‘Ali bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhum.
Shahabat paling utama adalah Abu Bakr, kemudian ‘Umar, ‘Utsman, dan ‘Ali. Dan inilah shahabat Az-Zubair bin Al-‘Awwaam radliyallaahu ‘anhu yang menamai anak-anaknya – yang berjumlah sembilan orang – dengan nam-nama sebagian syuhadaa’ Badr : ‘Abdullah, Al-Mundzir, ‘Urwah, Hamzah, Ja’far, Mush’ab, ‘Ubaidah, Khaalid, dan ‘Umar.
- Nama yang mengandung kebaikan dan sesuai dengan sifat yang sesuai dengan orangnya.
عن أبي وهب الجشمي قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : … وأصدقها حارث وهمام
Dari Abu Wahb Al-Jusyamiy ia berkata : Telahbersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “…..Nama yang paling benar adalah Haarits dan Hamaam.” (HR. Abu Dawud no. 4950 dan Ahmad 3/345 no. 19054; shahih – lihat selengkapnya takhrij hadits ini dalam Silsilah Ash-Shahiihah no. 904 dan 1040).
Nama-nama yang dirubah Nabi.
- Ashiyah (pelaku maksiat). Dari Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhuma : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah mengganti nama ‘Aashiyyah (pelaku maksiat), dan bersabda : “Namamu Jamiilah (indah)” [HR. Muslim no. 2139].
- Dari Usamah bin Akhdariy : Bahwasannya seorang laki-laki bernama Ashram (tandus) dan ia termasuk salah seorang yang datang menghadap Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Rasululah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bertanya : “Siapakah namamu ?”. Ia menjawab : “Ashram”. Maka beliau bersabda : “Gantilah namamu dengan Zur’ah (subur).” (HR. Abu Dawud 4954 dan Al-Haakim no. 7729, ; shahih).
- Dari Haani’ bin Haani’, dari ‘Ali radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Ketika Al-Hasan lahir, aku member nama Harb. Kemudian Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam datang dan bersabda : “Coba bawa kemari cucuku, dan siapakah namanya ?”. Aku berkata : “Harb”. Beliau bersabda : “Gantilah namanya Hasan”. Ketika Al-Husain lahir, aku pun kembali menamainya Harb. Kemudian Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam datang dan bersabda : “Coba bawa kemari cucuku, dan siapakah namanya ?”. Aku berkata : “Harb”. Beliau bersabda : “Gantilah namanya Husain”. Ketika anakku yang ketiga lahir, kembali aku namakan Harb. Kemudian Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam datang dan bersabda : “Coba bawa kemari cucuku, dan siapakah namanya ?”. Aku berkata : “Harb”. Beliau bersabda : “Gantilah namanya Muhsin”. Beliau meneruskan : “Sesungguhnya aku memberi nama mereka dengan nama anak-anak Harun, yaitu Syabbar, Syabiir, dan Musyabbir” (HR. Ahmad 1/98 no. 769, Haakim no. 4773, Al-Baihaqi 6/166, dan yang lainnya; hasan).
- Al-Imam Abu Dawud rahimahullah berkata : Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengubah nama Al-‘Aash, ‘Aziiz, ‘Atlah, Syaithaan, Al-Hakam, Ghuraab, Hubaab, dan Syihaab dan menggantinya dengan nama Hisyaam. Beliau mengganti nama Harb menjadi Silm dan Al-Mudlthaji’ menjadi Al-Munba’its. Begitu pula beliau mengganti nama tempat di muka bumi yang bernama ‘Afirah menjadi Khadlirah, Syi’abudl-Dlalaalah menjadi Syi’abul-Hudaa, Banu Az-Zinyah menjadi Banu Ar-Risydah, dan Banu Mughwiyyah menjadi Banu Rusydah”. Abu Dawud berkata : Aku buang sanad-sanadnya untuk memperingkas” (Shahih Sunan Abi Daawud 3/217; Maktabah Al-Ma’aarif, Cet. 1/1419 H).
- Barrah. Nabi merubahnya menjadi Zainab. Berdasarkan hadits Abu Hurairah, Bahwa Zainab binti Abu Salamah dahulu bernama Barrah. (HR. al-Bukhari no. 6172 dan Muslim no. 2141).
Juwairiyah adalah salah satu istri Nabi yang sebelumnya bernama Barrah. (HR. Muslim no 2139).
- Abu Hakam, Nabi mengganti julukannya dengan Abu Syuraih. (HR. Abu Daud no. 4955 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah).
- Hadits yang diriwayatkan oleh Sa’id ibn Musayyib, dari ayahnya, dari kakeknya yang berkata, Aku mendatangi Nabi, lalu beliau bersabda, Siapa namamu ? Aku menjawab, Hazn (sedih). Beliau bersabda, Engkau Sahl (mudah). Orang itu menjawab, aku tidak akan mengganti nama yyang diberikan ayahku. Ibnu Musayyib berkata, ternyata orang itu selalu tampak sedih setelah kejadian itu. (HR. Bukhari no. 619).
- Fulan, Nabi menggantinya dengan nama Mundzir, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari no. 6191.
Related Post
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Leave a comment
You must be logged in to post a comment.