HUKUM PUASA DI HARI SYAK

Loading

HUKUM PUASA DI HARI SYAK
Dari Amar bin Yasir radhiallahu anhu berkata :

مَنْ صَامَ يَوْمَ الشَّكِّ فَقَدْ عَصَى أَبَا القَاسِمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Siapa yang puasa pada hari syak maka dia telah bermaksiat kepada Abul Qosim (Nabi Muhammad) shallallahu ‘alaihi wa sallam” (HR. Bukhari secara Muallaq, 3/27).

Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani rahimahullah mengatakan,

اُسْتُدِلَّ بِهِ عِلَى تَحْرِيْمِ صَوْمِ يَوم الشَكِّ لِأَنَّ الصَحَابِي لَا يَقُولُ ذَلِكَ مِنْ قِبَلِ رَأْيِهِ فَيَكُونُ مِنْ قُبَيْلِ الْمَرْفُوعِ

“Hadis ini dijadikan dalil haramnya puasa pada hari syak. Karena sahabat Ammar tidak mungkin mengatakan demikian dari pendapat pribadinya, sehingga dihukumi sebagaimana hadist marfu’ (sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). (Fathul Bari, 4/120).

Read more

BAGAIMANA SIFAT WANITA MUSLIMAH DALAM SURAT AT-TAHRIIM ?

Loading

BAGAIMANA SIFAT WANITA MUSLIMAH DALAM SURAT AT-TAHRIIM ?

Allah ﷻ berfirman :

عَسَىٰ رَبُّهُۥٓ إِن طَلَّقَكُنَّ أَن يُبۡدِلَهُۥٓ أَزۡوَٰجًا خَيۡرٗا مِّنكُنَّ مُسۡلِمَٰتٖ مُّؤۡمِنَٰتٖ قَٰنِتَٰتٖ تَٰئِبَٰتٍ عَٰبِدَٰتٖ سَٰئِحَٰتٖ ثَيِّبَٰتٖ وَأَبۡكَارٗا ٥

“Jika sampai Nabi menceraikan kalian, mudah-mudahan Rabbnya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kalian, Muslimat, Mukminat, Qanitat, Taibat, ‘Abidat, Saihat dari kalangan janda ataupun gadis.” (at-Tahrim: 5).

Read more

PILIHKAN UNTUKNYA GURU YANG SHALIH

Loading

PILIHKAN UNTUKNYA GURU YANG SHALIH

Oleh Ust. Abu Rufaydah Endang Hermawan

Ayah dan bunda yang dirahmati Allah. Jika sebelumnya saya pernah menulis Dampak Keshalehan Guru Pada Anak [1], maka dipembahasan ini kami peruntukkan kepada orang tua yang hendaknya memilih guru yang shalih. Interaksi anak dengan guru akan terjadi ikatan batin di antara kedua pihak sehingga mampu memberikan pengaruh kepada anak kita.

Allah memberikan contoh yang baik kepada kita tentang kisah Nabi Musa Alaihissallam yang belajar kepada Nabi Khidir Alaihissallam. Allah Ta’ala berfirman :

فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا * قَالَ لَهُ مُوسَى هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا

Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” [QS. Al-Kahfi : 65-66].

Read more

MENGENAL LEBIH DEKAT IMAM ASY-SYAFI’I rahimahullah

Loading

MENGENAL LEBIH DEKAT IMAM ASY-SYAFI’I rahimahullah

TEMPAT KELAHIRAN IMAM SYAFI’I

Kunyah beliau Abu Abdillah, namanya Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syaafi’ bin As-Saai’b bin ‘Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Al- Muththalib bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. Nasab beliau bertemu dengan nasab Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam pada Abdu Manaf, sedangkan Al-Muththalib adalah saudaranya Hasyim (bapaknya Abdul Muththalib).

Beliau dilahirkan di desa Gaza, masuk kota ‘Asqolan pada tahun 150 H. Saat beliau dilahirkan ke dunia oleh ibunya yang tercinta, bapaknya tidak sempat membuainya, karena ajal Allah telah mendahuluinya dalam usia yang masih muda. Oleh karena itu terkumpullah pada dirinya kefakiran, keyatiman, dan keterasingan dari keluarga. Namun, kondisi ini tidak menjadikannya lemah dalam menghadapi kehidupan setelah Allah memberinya taufik untuk menempuh jalan yang benar. Lalu setelah berumur dua tahun, paman dan ibunya membawa pindah ke kota kelahiran nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, Makkah Al Mukaramah.

Read more

NABI SAJA TAKUT DENGAN KESYIRIKAN BAGAIMANA DENGAN KITA ?

Loading

 NABI SAJA TAKUT DENGAN KESYIRIKAN BAGAIMANA DENGAN  KITA ?   Allah Ta‘ala berfirman, وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيْمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِيْ وَبَنِيَّ أَنْ نَّعْبُدَ … Read more

ADA APA DENGAN BULAN SYA’BAN

Loading

ADA APA DENGAN BULAN SYA’BAN
DEFINISI

Sya’ban secara basaha maknanya kelompok atau golongan, dinamakan sya’ban karena orang-orang Arab dahulu pada bulan tersebut berpencar-pencar untuk mencari air. Alasan lain karena mereka berpisah-pisah di gua-gua. Dikatakan juga sebagai bulan Sya’ban karena bulan tersebut muncul di antara dua bulan mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan. (Lisanul Arab).

Ibnu Hajar al-Asqolani rahimahullah berkata :

وَسُمِّيَ شَعْبَانُ لِتَشَعُّبِهِمْ فِيْ طَلَبِ الْمِيَاهِ أَوْ فِيْ الْغَارَاتِ بَعْدَ أَنْ يَخْرُجَ شَهْرُ رَجَبِ الْحَرَامِ وَهَذَا أَوْلَى مِنَ الَّذِيْ قَبْلَهُ وَقِيْلَ فِيْهِ غُيْرُ ذلِكَ.

 “Dinamakan Sya’ban karena sibuknya mereka mencari air atau dalam peperangan setelah berlalunya bulan Rajab yang mulia dan ada juga yang berpendapat selain itu. (Fathul Baari, IV/251).

Read more