PENYAPIHAN ANAK DALAM ISLAM

Loading

PENYAPIHAN ANAK DALAM ISLAM

Oleh Ustadz Abu Rufaydah

Allah berfirman :

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah 2 : 233)

Ibnu Qoyyim rahimahullah dalam Kitab Tuhfaul Maudud bi Ahkami al Maulud menyimpulkan dari ayat di atas bebrapa hukum:

  1. Masa menyusui yang sempurna adalah dua tahun. Hal itu menjadi hak seorang anak jika dia membutuhkannya dan beum bisa lepas darinya. Penyebutan حَوْلَيْنِ (dua tahun) yang diperkuat dengan كَامِلِيْنِ (penuh atau sempurna keduanya) bertujuan agar lafazh حَوْلَيْن tersebut tidak dipahami satu tahun atau lebih dari dua tahun.
  2. Apabila kedua orang tua ingin menyapih anaknya sebelum masa itu dengan kerelaan keduanya dana setelah dilakukan musyawarah (disamping hal itu tidak membahayakan si anak) maka keduanya boleh dilakukannya.
  3. Jika seorang bapak menginginkan anaknya disusui oleh wanita lain selain ibunya, maka hal itu boleh dilakukan walaupun si ibu menolaknya. Kecuali hal tersebut akan membawa keburukann bagi si ibu atau anaknya, maka hal itu tidak diperkenankan, dan si ibu pun boleh mlanjutkan menyusuinya hingga jangka waktu dua tahun atau lebih.

Para ulama memperbolehkan penyusuian melebihi dua tahun. Ulama yang memperbolehkan diantaranya adalah al-Qurthubi dalam Tafsir Al-Qurthubi 3/162 juga Ibnu Taimiyah rahimahumallah dalam Majmu’ Fatawa 34/63. Adapun ulama kontemporer diantaranya adalah Syaikh Abdul Azizi ibn Baz.

Adapun waktu menyapih paling baik yaitu pada saat kondisi cuaca stabil, tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Gigi dan gerahamnya pun sudah tumbuh dengan sempurna sehingga mampu untuk memotong dan menghancurkan makanan. Maka, ketika itu menyapihnya lebih baik baginya.

 

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menyapih anak:

  1. Bertahap dalam menyapih.

Penyapihan musim gugur lebih tepat bagi seorang ibu melakukan penyapihan daripada pertengahan musim semi. Karena, pada musim gugur si anak akan menghadapi musim dingin yang menusuk. Pada waktu itu itu, suhu tabiatnya mulai tumbuh dan berkembang, alat pencernaannya bertambah kuat, begitu pula dengan selera makannya.

Seorang ibu yang menyusui – ketika hendak akan menyapih anaknya- maka sebaiknya dilakukan secara bertahap, sehingga tidak membuat si anak merasa kaget. Bahkan, dalam hal ini hendaknya dilakukan pembiasaan dan pelatihan terlebih dahulu. Ini ditempuh untuk mencegah keburukan yang ditimbulkan karena perubahan kebiasaan secara tiba-tiba.

 

  1. Mengontrol Makanan

Mengisi perut anak-anak dengan asupan makanan sebanyak mungkin merupakan salah satu cara mengurus anak yang buruk, mereka dipaksa untuk banyak makan dan minim. Sebaliknya, cara yang paling baik yaitu dengan mengontrolnya dari kekosongan makanan dan memberi mereka makanan yang tidak mengenyangkan. Hal ini bertujuan untuk memperbagus proses pencernaan mereka dan menstabilkan cairan di dalam tubuh. Di samping itu juga bertujuan untuk mengurangi sisa-sisa materi yang berlebihan di dalam tubuh.

Hal ini akan menjadikan fisik mereka sehat dan jarang terkena penyakit, karena sedikitnya zat-zat yang berlebihan di dalam makanan yang mereka konsumsi.

Seorang dokter mengatakan: “Saya kagung kepada orang tua yang memberikan makan kepada anak-anaknya tidak sampai terlalu kenyang. Hal inilah yang menyebabkan postur tubuh mereka menjadi tinggi, badan mereka seimbang, dan sedikit sekali dari mereka yang ditimpa kazaz (penyakit karena kedinginan), bagitu juga dengan penyakit hati dam lainnya.

Lebih lanjut sang dokter mengatakan: “Jika anda menginginkan bentuk fisik bayi yang sempurna dan tidak bungkuk, maka jangan terlalu kenyang saat makan. Karena, seorang bayi yang kekenyangan dan perutnya penuh dengan makanan, dia akan tidur melebihi waktu tidur dan istirahatnya. Di samping itu, dia juga akan mengalami adanya tipuan di dalam perutnya, dan udara yang keras.

 

  1. Berikan sentuhan Iman

Ketika anak akan memasuki masa penyapihan, hendaknya orang tua sering komunikasi atau dialog iman dengannya. Maksudnya adalah memahamkan dan membisikan kepada si anak bahwa Allah memerintahkan kepada orang tua untuk menyapih anaknya. Dengan begitu kita telah mengajarkan iman dan kejujuran, sehingga anak sedini mungkin sudah dikenalkan dengan aturan-aturan Allah. Namun hindarilah menyapih dengan cara membohongi, atau dengan cara-cara yang justru tidak baik untuk perkembangan anak secara keimanan, sikologis dan yang lainnya.

 

  1. Tangisan Bayi

Sebaiknya orang tua jangan merasa tergangu dengan tangisan dan teriakan bayi, terutama ketika akan disapih. Dengan menagisnya seorang bayi, maka seluruh anggota badannya akan bergerak. Selain itu juga dapat memperluas lambung dan melapangkan dadanya, menghangatkan otak dan menghidupkan nalurinya, serta membangkitkan kekuatan isntingnya. Dengan tangisan itu pula, seorang bayi membuang segala kotoran dan hal yang tidak diperlukan oleh tubuhnya, serta dapat membuang zat dan materi yang berlebihan dan tidak berguna bagi otaknya, seperti lendir pada hidung serta kotoran lainnya.

 

  1. Berikan pengganti

Ketika anak disapih. Secara otomatis ia kehilangan ASI. Oleh karena itu hendaknya orang tua menggantikan ASI dengan makanan yang lain yang sesuai dengan usianya. Boleh juga untuk diganti dengan empeng atau dot sebagai pengganti puting dengan memperhatikan kebersihan.

 

  1. Memohon kemudahan kepada Allah

Menyapih sang anak, akan membutuhkan waktu, tenaga dan materi. Selain itu orang tua akan merasa tidak kasihan. Tak jarang terjadi, kendala penyapihan datang justru dari ibu sendiri. Ia tak bersedia menyapih anaknya karena ada ikatan/ketergantungan emosional yang kuat dengan anak. Kondisi ini bisa terjadi jika ibu terlalu menikmati perannya sebagai sosok yang memberikan ASI kepada anak. Bisa juga dipengaruhi oleh perasaan dibutuhkan bahwa dirinyalah yang dapat membuat anaknya tumbuh dan berkembang melalui ASI yang diberikan. Terlebih ketika akan menangis histeris dan teriak. Wajar jika orang tua dengan kasih sayang yang dimiliki terkadang merasa kasihan dan iba. Manusia dalam kondisi apapun haru menyakini bahwa dirinya lemah. Ketika hal ini sudah tertanam dalam setiap hati seorang muslim, maka ia membutuhkan kekuatan dari yang Maha Kuat. Memohon dan berdoalah kepada Allah untuk kemudahan kita terutama ketika sedang menyapih anak. Wallahu A’lam

Semoga tulisan yang singkat ini bermanfaat di dunia dan akhirat.  Aamiin

Baca juga URGENSI MENYUSUI BAYI

Leave a Comment