KAPAN PENDIDIKAN ANAK ITU DIMULAI ?

Loading

KAPAN PENDIDIKAN ANAK ITU DIMULAI ?

Oleh Abu Rufaydah

Allah berfirman;

وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ ۖ وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا ۚ كَذَٰلِكَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ

 “Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya akan tumbuh subur dengan izin Tuhannya, sedangkan tanah yang buruk, maka tanaman-tanamannya akan tumbuh merana”. (QS. Al-Anfal 7 : 58).

Perhatikan ayat diatas bagaimana Allah membuat sebuah analogi sederhana, mudah untuk dipahami oleh setiap orang yang membaca al-Qur’. Jika suatu tumbuhan dapat dihasilkan dari tanah yang baik, maka begitupun dengan anak yang baik dilahirkan dari orang tua yang baik pula.

Seorang Ulama ditanya: “Wahai Imam bagaimanakah engkau mendidik anakmu ?” Ia menjawab: “Aku mendidik anakku sebelum aku menikah.” Maksudnya adalah ia telah mempersiapkan dirinya dengan keshalihan pribadinya, selalu mendekatkan dirinya kepada Allah, selalu menjaga dirinya dari apa-apa yang Allah haramkan untuk dikerjakan, sehingga diharapkan nantinya anak yang Allah takdirkan baginya pun akan memiliki pribadi yang shalih dengan adanya benih keshalihan yang telah disiapkan. (Najmi ibn Umar Bakkar, 100 Kiat Bagi Orang Tua, hal. 11)

Abu Aswad Ad-Du’ali Rahimahullah berkata kepada anaknya: “Sesungguhnya aku telah berbuat baik kepada kalian saat kalian masih kecil hingga besar dan bahkan sebelum kalian dilahirkan”. Mereka berkata: “Bagaimana mungkin engkau berbuat baik kepada kami sebelum kami dilahirkan? “Dia menjawab: “Aku telah memilih seorang ibu yang melahirkan kalian yang mana kalian tidak akan tercela karenanya’ (Adab al-Dunya wa al-Diin, hal. 132).

Hendaknya setiap induvidu muslim untuk memperbaiki diri sedini mungkin dengan bertakwa kepada Allah dan meneladani Rasulullah. Membekali diri dengan ilmu syar’i, bermajlis dengan orang-orang yang shalih.  Setiap orang mendambakan pasangan yang sempurna agar kelak lahir anak-anak yang shalih dan shalihah, namun harapan saja tidak cukup butuh usaha, do’a.

Hal ini harus disadari oleh setiap muslim. Ketika setiap individu baik, maka akan berdampak baik kepada keluarganya. Jika keluarga itu baik, maka akan berdampak baik untuk lingkungan, masyarakat dan bangsanya. Maka mulailah dari sekarang untuk memperbaiki diri.

Lihatlah bagaimana masyarakat jahiliyah memuji dan menyanjung Nabi sebelum diutus dengan julukan al-Amiin. Begitu juga dengan sosok Khadijah dijuluki dengan ath-Thohirah (wanita suci).  Tidak diragukan lagi bahwa pria yang terpercaya (al-Amiin) layak bersanding dengan wanita suci (ath-Thahirah). Seperti layaknya Abu Lahab bersanding bersama Ummu Jamiil.

Pendidikan yang salah yaitu pendidikan yang baru dimulai ketika anak sudah sekolah, dan melepaskan tanggungjawab pendidikan kepada sekolah atau pesantren. Setelah itu orang tua tidak peduli dengan pendidikan anaknya, jelas hal ini sangat keliru dan perlu segera diperbaiki. Keberadaan anak di Sekolah atau di Pondok bukan lekas ortu tidak mendidik mereka, namun semestinya orang tua sadar bahwa pendidikan tetap tanggung jawab orang tua.

 

CIanjur, 15 Dzulhijjah 1439 H

Leave a Comment