DAMPAK WUDHU PADA HARI KIAMAT

Loading

Oleh Ust. Abu Rufaydah, Lc. MA

Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- dari Nabi -alaihishshalatu wassalam- beliau bersabda:

 

إِنَّ أُمَّتِي يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوءِ فَمَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ

“Sesungguhnya umatku akan dihadirkan pada hari kiamat dengan wajah, tangan, dan kaki yang bercahaya karena bekas-bekas wudhu mereka. Karenanya barangsiapa di antara kalian yang bisa memperpanjang cahayanya maka hendaklah dia lakukan.” (HR. Al-Bukhari no. 136 dan Muslim no. 246)

 

FAIDAH HADITS

  1. Asal makna ghurrah adalah bulu putih pada kepala kuda yang berbulu hitam, dan makna at-tahjil adalah bulu putih pada kaki-kaki kuda yang berbulu hitam.
  2. Makna memperpanjang wudhu adalah mengusahakan agar dirinya selalu di atas thaharah dengan cara selalu berwudhu setiap kali wudhunya batal walaupun tidak sedang akan shalat. Bukan maknanya menambah bagian tubuh yang dicuci melebihi apa yang ditetapkan oleh syariat.
  3. Orang yang berwudhu akan mendapatkan cahaya pada wajah, kedua tangan, dan kedua kakinya dengan sebab dia mencuci wajah, kedua tangan, dan kedua kakinya dalam berwudhu.
  4. Jika dia menyempurnakan wudhunya maka dosa-dosa yang diperbuat oleh anggota wudhunya akan keluar (terhapus) bersamaan dengan keluarnya tetesan air wudhunya -sebagaimana yang ditunjukkan dalam riwayat yang lain-. Karenanya disunnahkan untuk tidak menyeka air wudhu dengan kain karena hal itu akan menghilangkan tetesan wudhu.
  5. Orang yang berwudhu dalam keadaan dingin yang sangat akan diangkat derajatnya oleh Allah dihapuskan dosa-dosanya dan pahalanya bagaikan dia tengah berjihad di jalan Allah.
  6. Sebagian ulama berpendapat dengan hadits ini bahwa wudhu menjadi kekhususan ummat Nabi Muhammad.
  7. Orang yang menjaga wudhu memiliki keistimewaan di hari kiamat nanti.
  8. Allah memberikan pengetahuan kepada Nabi tentang perkara-perkara ghaib.
  9. Yang mengetahui perkara ghaib hanya Allah saja, adapun Nabi tidak mengetahuinya, kecuali setelah Allah berikan pengetahuan kepadanya.

Referensi :

  1. Umdatul Ahkam
  2. Taisir al-Allam Syarah Umdatul Ahkam
  3. al-I’lam bi Fawaid Umdatul Ahkam.
  4. Taudhihul Ahkam

Leave a Comment