SATU KALIMAT YANG MENGGUGAH DAN MERUBAH
Beliau adalah salah seorang imam yang hebat, yang dikomentari oleh muridnya yang bernama as-Subki dengan mengatakan, “Adapun guru kami Abu Abdillah Adz-Dzahabi, maka ia bagaikan guru yang tiada bandingnya, ia bagai harta simpanan yang tiada gantinya, dan dalam masalah hafalan, ia adalah imamnya dari segenap yang ada di zaman ini. Arti namanya adalah emas dan beliau bagaikan emas. Adz-Dzahabi adalah pakar dalam masalah kritik perawi, ia adalah tokoh besar ilmu para perawi, dalam hal ini seakan-akan seluruh umat ini dapat ia kumpulkan, lalu ia periksa satu persatu akan keamanahan orang-orang tersebut, kemudian ia kabarkan perihal orang-orang tersebut sesuai dengan pandangan orang yang hidup sezaman dengan orang-orang yang ia kabarkan tersebut.
As-Suyuthi dalam Dzail Tadzkirah al-Huffazh berkata, “Yang ingin saya katakan, ‘Sesungguhnya ulama-ulama hadis sekarang dalam sub disiplin kritik rawi dan disiplin-disiplin hadis lainnya membutuhkan pada empat sosok: Imam al-Mizzi, Imam adz-Dzahabi, Imam al-Iraqi, dan al-Hafizh Ibnu Hajar’.”
Syaikhul Islam Ibnu Hajar al-Asqalani berkata, “Aku pernah minum air Zamzam agar aku mencapai derajat Imam adz-Dzahabi dalam menghafal”.
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata tentang Adz-Dzahabi, “Keberadaan beliau telah merepresentasikan para syaikh pakar dalam penghafal hadis…”
Namun tahukah anda, bahwa sebab yang mendorongnya untuk mendalami ilmu hadits adalah lantaran suatu kalimat yang ia dengarkan dari salah satu ulama di zamannya, yang bernama Barzali Rahimahullah. Yaitu ketika Barzali melihat tulisan di dalam buku catatan adz-Dzahabi maka barzahi berkata, “Sungguh tulisanmu ini seperti tulisannya pra pakar hadits!” Adz-Dzahabi berkata, “Maka karena kalimat tersebut, Allah menjadikanku mencintai ilmu hadits. (Ma’alim Fii Thariiq Thalib al-Ilm, 77).
Lihatlah dampak kalimat sederhana itu menjadi sangat dahsyat. Namun tidak demikian bagi Imam adz-Dzahabi, kalimat itu seperti membangunkan serigala yang tertidur, hingga dapat mengantarkannya menjadi seorang pakar hadits, penghafal sekaligus pengkritik derajat hadits.
Untukmu para pendidik generasi peradaban islam, sudahkah kita memberikan motivasi dan pujian kepada para penuntut ilmu. Jika belum bersegeralah, karena kita tidak tahu kalimat mana yang akan diterima oleh mereka. Namun jika kalimat itu sering kali kita lontarkan, tapi tidak ada perubahan yang mendasar. Boleh jadi masalah itu bukan pada mereka tapi pada diri kita.
Related Post
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Leave a comment
You must be logged in to post a comment.